Liga KG
Beranda / Berita / Berita Detail

Pelatih Racik Strategi Khusus Siasati Penurunan Kondisi Fisik Pemain

JAKARTA, KOMPAS — Menikmati libur Natal dan Tahun Baru berimbas negatif terhadap kondisi fisik para pemain dari sekolah sepak bola peserta Liga Kompas Gramedia Panasonic U-14. Banyak pemain tidak disiplin menjaga kebugaran.

Para pemain muda itu tidak berlatih sendiri di rumah dan beristirahat cukup. Akibatnya, kondisi fisik mereka turun 20-30 persen. Situasi ini memaksa para pelatih mengatur strategi khusus agar anak-anak asuhnya tetap bermain optimal pada laga pekan ke-21 di Stadion Ciracas, Jakarta Timur, Minggu (7/1).

Pemain Talenta Muda FU 15 (depan) berebut bola dengan pemain SSJ Kota Bogor dalam laga lanjutan Liga Kompas Gramedia Panasonic U-14 di GOR Ciracas, Jakarta Timur, Sabtu (23/12). Laga berakhir imbang tanpa gol.
KOMPAS/WISNU WIDIANTORO

Pemain Talenta Muda FU 15 (depan) berebut bola dengan pemain SSJ Kota Bogor dalam laga lanjutan Liga Kompas Gramedia Panasonic U-14 di GOR Ciracas, Jakarta Timur, Sabtu (23/12). Laga berakhir imbang tanpa gol.

Hal itu dirasakan betul oleh pemuncak klasemen ASIOP Apacinti. Pelatih ASIOP Yayat Supriatna, Sabtu (6/1), mengatakan, dirinya sempat melakukan cek medis terhadap 25 pemain ASIOP sebelum tim diliburkan, 24 Desember 2017 hingga 1 Januari 2018. Hasilnya, kondisi fisik pemain dalam level optimal.

Saat pemain masuk pada 2 Januari, Yayat kembali melakukan cek medis. Hasilnya, kondisi fisik pemain sebagian besar turun 20-30 persen. Hanya empat pemain yang fisiknya masih dalam level optimal. ”Pemain tidak patuh pada perintah agar jaga kebugaran selama liburan. Mereka tidak latihan sendiri di rumah dan banyak begadang,” katanya tegas.

Yayat menuturkan, sulit meningkatkan kebugaran pemain hanya dalam seminggu. Pada Selasa lalu, ia telah berupaya membuat pemain kembali beradaptasi dengan permainan. Kamis, ia meningkatkan intensitas latihan dengan porsi latihan fisik lebih tinggi. Jumat, ia menurunkan intensitas dengan lebih banyak memberikan pemahaman taktik.

”Namun, kondisi fisik pemain rata-rata hanya mencapai 80-90 persen. Dengan kebugaran pemain tak optimal, strategi menyerang sulit diterapkan. Jika dipaksa, hasilnya tak akan optimal,” ujar Yayat.

Atas dasar itu, Yayat akan memaksimalkan strategi rotasi memanfaatkan aturan tujuh pergantian pemain ketika ASIOP berjumpa tim peringkat kedua Jakarta Football Academy (JFA), Minggu. Ia akan membaca permainan tim setiap 15 menit. Jika ada pemain sangat kelelahan, ia akan langsung menggantinya.

”Saya juga akan berupaya supaya tim bermain efektif. Kami harus curi gol secepat mungkin, kemudian tim bertahan. Dengan ini, pemain tidak diforsir terus menyerang karena menguras tenaga,” ujar Yayat.

Hal serupa dirasakan Pelatih JFA Achmad Zulkifli. Ia mengatakan, setelah libur panjang, hanya delapan dari 27 pemain yang fisiknya pada level optimal. Pemain lain mengalami penurunan kebugaran 20-30 persen.

Zulkifli pun menyampaikan, tidak mungkin meningkatkan kondisi fisik pemain hanya dalam sepekan. ”Saya coba latihan intensif setiap hari dari Selasa hingga Sabtu. Namun, bukannya fisik meningkat, justru tiga pemain sakit karena belum siap dengan latihan seperti itu,” ujarnya.

Oleh karena itu, Zulkifli mengatakan, dirinya akan memaksimalkan bola-bola mati sebagai sumber gol, yakni lewat tendangan sudut maupun tendangan bebas. ”Saya juga minta pemain melakukan serangan balik cepat lewat umpan jauh langsung ke pertahanan lawan,” ucapnya.

Sementara itu, liburan tidak menghalangi para pemain tim papan bawah untuk terus berlatih. Hal itu dilakukan agar mereka dapat mengejar poin dan memperbaiki posisi dari laga yang tersisa. Demikian dilakukan tim peringkat ke-12 Siaga Pratama.

Pelatih Siaga Pratama Abdush Shobur menuturkan, meskipun liburan, latihan tetap dilakukan dan para pemain pun tetap datang. ”Putaran kedua ini, fokus kami mengejar poin dan memperbaiki peringkat. Itu bisa tercapai jika terus berlatih dan kerja keras,” katanya.

(DRI/DD18)

Sumber: Kompas.id

BERITA TERKAIT
Komentar
Berita Populer