Liga KG
Beranda / Berita / Berita Detail

Junjung Sikap Sportif

credit=”Istimewa

JAKARTA, KOMPAS — Kendati kompetisi segera berakhir dan ada tim yang sudah pasti terdegradasi, laga pekan ke-26 Liga Kompas Gramedia Panasonic U-14 di lapangan GOR Ciracas, Jakarta Timur, Minggu (11/2), tetap berlangsung ketat. Setiap pemain ingin menunjukkan permainan terbaiknya agar dilirik masuk dalam skuad Piala Gothia di Swedia.

Ketatnya persaingan antartim pada pekan ke-26 terlihat dari hasil pertandingan yang tidak ada skor mencolok. Bahkan, sejumlah tim papan atas tidak mampu menang besar lebih dari tiga gol atas tim di bawahnya, termasuk atas tim yang sudah terdegradasi.

Duel perebutan bola antara pemain SSB Matador Mekarsari (hijau) dan pemain SSB SSJ Kota Bogor dalam laga pekan ke-26 Liga Kompas Gramedia Panasonic U-14 di Stadion Ciracas, Jakarta, Minggu (11/2). Laga kedua tim berakhir untuk kemenangan Matador dengan skor 2-0. Pada pekan ke-26 ini, semua tim tetap bermain ketat meskipun kompetisi tinggal menyisakan empat laga.
KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH

Duel perebutan bola antara pemain SSB Matador Mekarsari (hijau) dan pemain SSB SSJ Kota Bogor dalam laga pekan ke-26 Liga Kompas Gramedia Panasonic U-14 di Stadion Ciracas, Jakarta, Minggu (11/2). Laga kedua tim berakhir untuk kemenangan Matador dengan skor 2-0. Pada pekan ke-26 ini, semua tim tetap bermain ketat meskipun kompetisi tinggal menyisakan empat laga.

Hal itu terlihat ketika Sekolah Sepak Bola (SSB) Matador Mekarsari yang berada di peringkat ke-5 hanya menang 2-0 atas SSB SSJ Kota Bogor yang berada di peringkat ke-15 dan sudah pasti terdegradasi.

Pelatih Matador Iskandar mengatakan, sepekan ini ia memfokuskan latihan pada penyelesaian akhir. Tujuannya, agar bisa menang dengan banyak gol karena Matador ingin memperbaiki peringkat, minimal masuk empat besar.

”Tadi, SSJ Kota Bogor tetap bermain maksimal. Mereka tidak mau melepas pertandingan begitu saja walaupun sudah terdegradasi. Menurut saya, ini respons positif dari SSJ Kota Bogor. Kompetisi ini merupakan wadah pembinaan. Jadi, berada di peringkat berapa pun, tim harus tetap menunjukkan permainan terbaik,” ujar Iskandar.

SSB ASIOP Apacinti yang berada di urutan kedua dan sedang berjuang menjadi juara pun hanya mampu menang 2-0 atas SSB Pelita Jaya yang berada di urutan ke-9.

Pelatih ASIOP Yayat Supriatna mengatakan, sebelum pertandingan, ia mengingatkan para pemain bahwa kompetisi belum berakhir. Semua tim akan tetap menunjukkan permainan terbaik hingga akhir kompetisi.

”Terbukti, kami tadi cukup kesulitan menciptakan gol. Bahkan, gol pertama kami bisa dibilang gol beruntung karena tercipta dari blunder kiper lawan,” ujarnya.

Ingin ke Gothia

Pelatih SSJ Kota Bogor Andri Sudrajat menyampaikan, walaupun timnya sudah terdegradasi, dirinya terus memotivasi pemain agar tidak terus menjadi bulan-bulanan alias lumbung gol di kompetisi.

Selain itu, ia mengingatkan para pemainnya bahwa bermain maksimal akan memberikan peluang bagi mereka dipantau masuk ke skuad Piala Gothia di Swedia.

”Pemantauan pemain terbaik, kan, dilakukan untuk semua tim, termasuk tim yang sudah terdegradasi. Jadi, saya ingatkan pemain saya untuk tetap main maksimal. Sebab, mereka tetap punya peluang dipantau dan masuk skuad yang akan dikirim ke Piala Gothia,” kata Andri.

Kapten SSB Kabomania, yang berada di posisi keempat, Fitra Rafiadin, mengatakan, dirinya memang punya motivasi masuk skuad ke Piala Gothia. Sebab, ia ingin merasakan suasana kompetisi internasional di luar negeri. Atas dasar itu, ia terus bermain habis-habisan walaupun Kabomania aman di papan atas dan peluang juara kecil.

”Saya ingin menjadi pemain sepak bola profesional. Lewat Piala Gothia, mungkin saya bisa terus berkembang,” ucap Fitra.(DRI)

Sumber: Kompas.id

BERITA TERKAIT
Komentar
Berita Populer