Liga KG
Beranda / Berita / Berita Detail

Tidak Pernah Ada Lawan yang Enteng

JAKARTA, KOMPAS — Memasuki pekan-pekan terakhir Liga Kompas Gramedia Panasonic U-14, tekanan terhadap setiap peserta kian besar. Mereka tidak akan pernah mendapatkan lawan yang enteng, baik dari tim-tim peringkat di atas maupun di bawahnya. Semua tim saat ini sedang mencoba mengerahkan kemampuan terbaik mereka.

Hal itu sangat dirasakan Mandiri Selection Soccer School yang sekarang berada di peringkat ketiga klasemen pada pekan ke-25. Setelah pekan lalu ditahan imbang tim peringkat ke-14, Remci Tangerang, 1-1, Mandiri selanjutnya akan menghadapi pemuncak klasemen, Jakarta Football Academy (JFA), Minggu (11/2), di GOR Ciracas, Jakarta Timur.

Pemain SSB Pelita Jaya, Aththar Ahmad Daffa (kanan), berusaha menguasai bola saat dibayangi pemain SSB Siaga Pratama, Febri Yandi Hadiftri, dalam lanjutan Liga Kompas Gramedia U-14 Panasonic di Stadion GOR Ciracas, Jakarta Timur, Minggu (4/2). Siaga Pratama menang 3-0.
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN

Pemain SSB Pelita Jaya, Aththar Ahmad Daffa (kanan), berusaha menguasai bola saat dibayangi pemain SSB Siaga Pratama, Febri Yandi Hadiftri, dalam lanjutan Liga Kompas Gramedia U-14 Panasonic di Stadion GOR Ciracas, Jakarta Timur, Minggu (4/2). Siaga Pratama menang 3-0.

Laga pada pekan ke-26 itu pun bakal menjadi duel dua tim yang haus gol, tetapi juga kokoh bertahan. ”Jadi, memang tidak ada lawan yang enteng. Kami sudah dipersulit Remci dan JFA sudah jelas lawan yang tangguh,” kata Pelatih Mandiri Soccer Selection Mukhsin Alatas, Minggu (4/2).

Laga kontra Remci pekan kemarin pun menghadirkan kejutan. Mandiri biasanya mudah mencetak gol, tetapi dalam laga itu justru kebobolan lebih dulu. Meski lapangan becek menyulitkan pergerakan kedua tim, para pemain Remci malah terlihat lebih garang dan bisa menekan.

”Memang seperti itulah, justru mereka (Remci) punya ambisi besar untuk menumbangkan tim-tim yang peringkatnya ada di atas mereka. Jadi, mereka bisa bermain lebih lepas karena tidak ada beban,” kata Mukhsin.

Sebaliknya, Mandiri memiliki beban besar untuk tidak kehilangan poin. Apalagi kompetisi ini tinggal menyisakan empat pekan. Situasi seperti ini bisa membuat pemain lebih tegang dan tak bisa bermain lepas.

Namun, Mukhsin mengisyaratkan kondisi saat berduel lawan JFA bisa berbeda. Jika dibandingkan dengan JFA, Mandiri tim yang peringkatnya lebih rendah dan tekanan lebih besar ada di kubu JFA. Di puncak klasemen, JFA hanya berselisih empat poin di atas ASIOP Apacinti yang berada di peringkat kedua. ASIOP masih berpeluang menggusur JFA.

Mandiri mengakui, JFA punya materi pemain bagus. Ada tiga pemain JFA yang menjadi sorotan Mandiri, yaitu Amara Aditia, Nestor Agung Pambudi, dan Muhammad Pandu Mahardika.

Sama seperti Mandiri, JFA pun kesulitan saat melawan tim peringkat kelima, Matador Mekarsari, pekan lalu. Kemenangan JFA, 1-0, atas Matador bukanlah hasil yang memuaskan. Mereka harus memperbaiki penampilan sebelum menghadapi Mandiri.

Wajar jika Pelatih JFA Achmad Zulkifli menyempatkan diri melihat laga Mandiri melawan Remci dari tribune penonton. Memahami karakter calon lawan merupakan hal yang perlu dilakukan sebelum berlaga. ”Mandiri punya transisi permainan yang bagus. Ketika mereka kehilangan bola, setidaknya ada lima pemain yang segera turun ke belakang untuk bertahan,” katanya.

JFA menyiapkan skenario menghentikan laju Mandiri dengan mematikan pergerakan para gelandang yang memasok bola kepada striker Mandiri, Rabbani Tasnim Siddiq. ”Semoga lapangan tidak becek karena itu bisa menyulitkan strategi yang kami siapkan,” kata Zulkifli. (DEN)

Sumber: Kompas.id

BERITA TERKAIT
Komentar
Berita Populer