Liga KG
Beranda / Berita / Berita Detail

Aditiya Daffa, Penghapus Sendu SSB Astam

MOHAMMED PUTRA UNTUK KOMPAS

Gelandang sekolah sepak bola Astam, Aditiya Daffa Al Haqi menerima penghargaan pencetak gol terbanyak Liga Kompas Kacang Garuda U-14, Minggu (24/3/2019), di Stadion Gelanggang Olahraga Ciracas, Jakarta Timur. Penghargaan diserahkan mantan gelandang tim nasional Indonesia U-16, Muhammad Uchida (kiri) dan Direktur Kompetisi Liga Kompas Caesar Alexey (kanan). Hingga akhir musim, Daffa mengemas 17 gol

JAKARTA, KOMPAS – Sekolah sepak bola Astam mengakhiri Liga Kompas Kacang Garuda U-14 dengan finish di peringkat ke-14 atau papan bawah. Di tengah keterpurukan tim, Aditiya Daffa menghapus sendu SSB Astam seiring capaiannya menjadi pencetak gol terbanyak Liga Kompas.

Kendati harus menjalani babak play off untuk bertahan di Liga Kompas Kacang Garuda U-14, sekolah sepak bola Astam boleh berbangga dengan raihan Aditiya Daffa. Berposisi asli sebagai gelandang, Daffa mampu melampaui torehan pemain serang Benteng Muda IFA, Fachrial Samudra.

Hingga akhir musim, Daffa mengoleksi 17 gol. Satu gol lebih banyak dari Fachrial. Sepanjang musim, SSB Astam tercatat telah memasukkan 31 gol. Separuh lebih dari gol-gol SSB Astam diciptakan Daffa.

Seusai laga bintang muda Liga Kompas, Minggu (24/3/2019), Daffa mengungkapkan, sejak awal dirinya tidak pernah mengusung target menjadi raja gol di Liga Kompas. Akan tetapi, perlahan ia bermain konsisten dengan lesakkan gol-golnya.

Memasuki putaran kedua liga, pencetak gol terbanyak mengerucut kepada Fachrial dan Daffa. Keduanya lalu bersaing menjadi pemain tersubur di Liga Kompas. Melihat naluri mencetak gol dari Daffa, pelatih SSB Astam, Zainal Anwar, kemudian memutuskan untuk menggeser posisi Daffa lebih ke depan.

“Sejak putaran kedua liga, saya mulai menargetkan bisa melebihi Fachrial,” ujar pengagum gelandang FC Barcelona, Phillipe Coutinho ini.

Ketajaman Daffa tidak muncul secara instan. Ia mendapatkannya melalui latihan keras dan berulang-ulang.

Daffa berlatih lima kali dalam sepekan. Di luar itu ia menyempatkan menjaga kondisi dengan berlari. Seusai salat subuh, Daffa berlatih skipping sebelum berangkat sekolah. Rutinitas itu ia jalani hampir setiap hari.

Selain menambah porsi latihan, Daffa juga rajin menyaksikan cara Coutinho bermain lewat kanal video Youtube. Dari sana ia belajar tentang bagaimana seorang pesepak bola melakukan pergerakan tanpa bola dan mengambil keputusan di atas lapangan.

Di sisi lain pesaing Daffa, Fachrial Samudra, mengakui Daffa adalah pemain yang mampu tampil konsisten. Saat torehan gol Daffa makin mendekati dirinya, Fachrial kian terpacu untuk meningkatkan ketajaman. Keduanya terlibat persaingan sengit. Namun, pada akhirnya Daffa mampu melampauinya.

Untuk menjadi pemain serang yang tajam, menurut Fachrial, pemain harus memiliki mental dan insting mencetak gol yang kuat. Kedua aspek tersebut dapat diraih dengan terus berlatih.

“Latihan paling sering itu seperti menggiring bola, penempatan posisi, dan menembak,” kata Fachrial.

BERITA TERKAIT
Komentar
Berita Populer