Liga KG
Beranda / Berita / Berita Detail

4 Pemain Masa Depan Indonesia yang Berkarier di Luar Negeri

wonderkid_indonesia_di_luar_negeri

Selain Tristan Alief yang kisahnya fenomenal, ternyata ada beberapa pemain muda Indonesia lainnya yang tengah meniti karier di luar negeri. Yudha Prastianto memberikan kisah tentang empat pemuda di antaranya…

Angga Rezky Fitraispan (CD La Union – Spanyol)

Pemuda 17 tahun kelahiran Mampang, Jakarta Selatan, ini sudah sejak lama merasakan kerasnya persaingan di Spanyol. Waktu usianya masih menginjak enam tahun, Angga Rezky Fitraispan dibawa oleh sang ayah, Paiman, yang bekerja sebagai juru masak hotel ke salah satu kota di negeri matador, Murcia.

Memasuki usia ke delapan, Angga bergabung dengan sebuah klub sepakbola lokal di sana. Total dirinya sudah merasakan atmosfer di dua klub berbeda, yakni CD La Manga dan CD La Union (klubnya saat ini).

Meski persaingan terbilang berat, namun hal tersebut justru membuat Angga terus termotivasi. Itu membuat dirinya sukses beberapa kali menembus pemusatan latihan yang digelar oleh dua klub besar La Liga, Real Madrid (2012) dan Barcelona (2014). Tak hanya itu, ia juga tercatat sebagai salah satu pemain muda yang resmi terdaftar di Federasi Sepakbola Spanyol (REEF).

angga

”Lumayan mas buat nambah ilmu, paling tidak Angga bisa tahu cara main secara tiki-taka ala Barcelona. Ada 76 anak yang terjaring di wilayah Murcia dan sekitarnya ikut pelatihan ini. Sedangkan dari klub Angga, La Union, ada tiga pemain,” kata ayah Angga.

Angga sendiri bermain di posisi sayap. Dirinya mengaku jika role model dalam permainannya selama ini adalah penyerang sayap milik Blaugrana, Neymar. Menurut data FFT temukan, pemuda pasangan Paiman dan Isnaeni tersebut memiliki kemampuan dalam hal dribel dan passing.

Sang ayah menuturkan bahwa Angga adalah seorang pencipta assist yang andal. “Ciri khas permainannya dia lebih dominan di dribbling, passing juga bagus, walaupun tidak banyak cetak gol, Angga lebih banyak assist, saat ini kecepatannya juga tidak kalah dengan dengan orang lokal Spanyol yang secara fisik memiliki postur yang lebih besar dan tinggi,” ungkap Paiman seperti dilansir BakatBola.

marca_angga

Abdurrahman Iwan (Al-Wakrah – Qatar)

Jika Anda bermimpi mendambakan tim nasional Indonesia kelak memiliki seorang pemain dengan kemampuan ciamik layaknya legenda tim nasional Argentina, Diego Maradona, mungkin nama Abdurrahman Iwan bisa menjadi satu pemain yang Anda harapkan. Dia adalah salah satu pesepakbola belia tanah air yang kini sedang meniti karier profesional di Qatar.

Pemain asli Jawa Barat ini memiliki kemampuan olah bola yang menawan. Mulai dari dribel, mengumpan, menjaga bola, sampai penyelesaian akhir, bocah yang bisa berposisi sebagai striker juga gelandang serang ini seakan dianugerahi bakat yang begitu besar.

Meski usianya baru 10 tahun, namun prestasi yang berhasil ia torehkan di atas lapangan bukan hal yang main-main. Iwan, yang dijuluki sebagai Maradona Indonesia, didapuk sebagai top skorer di ajang Liga Junior Qatar dua musim beruntun. Pada musim 2014/15 ia berhasil menorehkan catatan impresif dengan mengemas total 42 gol, sedangkan di musim 2015/16 Iwan sukses membukukan 37 gol.

abdurrahman_iwan

Torehannya tersebut tentu saja berbanding lurus dengan gelar yang ia persembahkan bagi klubnya saat ini, SC Al Wakrah. Ia berhasil mengantarkan Al Wakrah dua kali merebut gelar di event internasional bernama International Triseries Tournament.

Meski usianya baru 10 tahun, namun prestasi yang berhasil ia torehkan di atas lapangan bukan hal yang main-main. Iwan didapuk sebagai top skorer di ajang Liga Junior Qatar dua musim beruntun

Selain bermain untuk SC Al Wakrah, anak dari Iwan Kuswanto ini tercatat sebagai pemain di akademi ternama di Qatar, Aspire Football Academy Qatar. Perlu diketahui, Aspire Academy adalah akademi sepakbola terbesar di daratan Asia dan bukan hal yang mudah untuk bisa menjadi bagian dari akademi itu karena harus melewati seleki super ketat terlebih dahulu.

Sebagaimana yang dijelaskan oleh Kuswanto, selain memiliki fasilitas super mewah dan Sport Science yang komplet, Aspire Academy juga memiliki standar kurikulum yang tinggi.

“Aspire Academy Qatar sangat ketat dan disiplin di segala sisi, baik untuk makanan kesehatan, waktu, tingkah laku di dalam dan di luar lapangan. Mereka juga menerapkan promosi dan degradasi apabila anak yang telah tergabung di Aspire performanya menurun ataupun tidak bisa ditaruh di posisi yang lainnya hanya bisa di salah satu posisi saja maka pemain tersebut akan tersingkir dan di kembalikan ke klubnya masing-masing, namun  meskipun begitu anak tersebut akan tetap di pantau terus perkembangannya walau sudah dikembalikan ke klubnya, sebaliknya apabila ada peningkatan pada anak tersebut maka mereka akan memanggilnya kembali” terangnya.

Andri Syahputra (Al-Gharafa – Qatar)

Nama Andi Syahputra sudah membuat heboh persepakbolaan Qatar sejak berusia tujuh tahun. Setelah tampil mengesankan bersama klub pro Al Khor, anak dari Agus Sudarmanto itu kemudian langsung diminta untuk bergabung bersama klub elit, Al Gharafa.

Andri kemudian berhasil masuk ke Aspire Football Academy Qatar setelah selalu tampil apik bersama skuat junior Al-Gharafa. Pemuda yang kini berusia 17 tahun tersebut membuktikan bahwa kemampuannya dalam bermain sepakbola benar-benar mengesankan.

Selama tiga musim sejak masuk ke tim U-17, ia tidak pernah absen menjadi pemain dengan raihan gol terbanyak di ajang Liga Utama Qatar U-17. Selain itu, Andri juga dinilai sebagai pemain yang serba bisa. Ia sering gonta-ganti posisi seperti penyerang sayap, penyerang utama dan playmaker. Andri bisa menyesuaikan perannya di sejumlah posisi tersebut sesuai apa yang diinstruksikan oleh sang pelatih.

Selama tiga musim sejak masuk ke tim U-17, ia tidak pernah absen menjadi pemain dengan raihan gol terbanyak di ajang Liga Utama Qatar U-17. Selain itu, Andri juga dinilai sebagai pemain yang serba bisa

Karier pemain yang lahir di Aceh ini tampaknya bakal bersinar cerah. Itu karena ia selalu bermain dengan konsisten dan bekerja keras, terlebih saat Aspire Academy melakukan uji tanding dengan sejumlah klub-klub junior Eropa. Dirinya bahkan selalu menjadi protagonis dalam kemenangan klubnya atas tim-tim junior Eropa seperti PSG, Celta Vigo dan Sporting Gijon. Hal inilah yang membuat Andri terus dilirik oleh pencari bakat klub-klub top Eropa.

andri_syahputra

Kini, menurut penuturan sang ayah kepada FourFourTwo Indonesia, Andri sedang menjalani pemulihan setelah melakukan operasi tumit pada bulan Mei lalu. Dan awal September mendatang, ia diharapkan sudah bisa membela klub Al-Gharafa U-19 di ajang Liga Junior Qatar musim 2016/17.

“In Sha Allah awal September sudah main di Liga Junior QFA, Andri Syahputra masih 17 tahun di Liga Junior Qatar 2016/17 dan terpilih masuk tim usia 19. Ini update sementara, Andri sudah nggak sabar menunggu bergulirnya Liga Junior Qatar 2016-2017.” ungkap Agus, ayah Andri.

Berbicara soal kewarganegaraan dan tim nasional mana yang bakal dipilih oleh sang anak, Agus menyatakan bahwa ia menyerahkan seluruhnya kepada Andri. “Saya nggak bisa jawab pertanyaan ini, ini saya serahkan ke Andri, ini pilihan dia.” tutup Agus.

Di sisi lain, Andri sendiri menegaskan jika ia belum memikirkan soal tim nasional mana yang bakal dia pilih. “Bermain untuk timnas Indonesia? Sekarang saya belum mau berpikir sejauh itu, saya masih ingin fokus mengembangkan kemampuan di sini. Berusaha menampilkan yang terbaik,” tegas Andri.

Yussa Nugraha (SC Feyenoord C1)

Pemuda bernama lengkap Yussarexsava Putra Nugraha ini merupakan pemain inti di tim SC Feyenoord C1. Sekedar informasi, tim junior Feyenoord Rotterdam itu kini sedang berlaga di kompetisi junior U-15 Divisi Satu.

Remaja berusia 15 tahun ini juga sudah sejak lama memulai karirnya di Belanda, yakni kurang lebih tujuh tahun. Sebelum berlabuh di Feyenoord, ia lebih dulu memperkuat klub amatir, VV Haagsehout dan SVV Scheveningen.

Selama kurang lebih satu tahun di Rotterdam, Yussa sudah menorehkan sejumlah prestasi yang membanggakan, di antaranya menjuarai turnamen RR Cup 2015 dan runner-up KNVB Beker 2015.

yussa_2

Yussa sendiri dinilai memiliki kemampuan seperti Cristiano Ronaldo. Selain karena ia kerap menjadi andalan tim di posisi sayap kanan dan kiri, Yussa juga memiliki kaki kanan yang kuat. Pemain kelahiran Solo, Jawa tengah tersebut juga dinilai punya kemampuan baik dalam hal mengumpan, menjaga bola, serta melakukan penyelesaian akhir.

Ini dibuktikan dengan torehan gol serta assist-nya di musim ini. Sejauh ini, dirinya sudah mengumpulkan 8 gol dan 9 assist. Musim lalu, ia bahkan menempatkan dirinya sebagai top skorer SC Feyenoord dengan catatan 18 gol dan 13 assist dari 33 laga.

Naluri mencetak golnya tersebut sudah tajam sejak awal Yussa mengawali kiprah di negeri kincir angin. Bersama SVV Scheveningen di kompetisi Topklasse, ia pernah membukukan 25 gol dan 8 assist dari total 18 pertandingan.

Berbeda dengan Andri Syahputra yang masih bingung menentukan tim nasional mana yang bakal dia bela, Yussa justru mantap menyatakan bahwa ia akan dengan senang hati menjadi bagian dari skuat Merah Putih di masa yang akan datang. “Saya pilih main untuk timnas Indonesia jika suatu saat dipanggil, mungkin untuk timnas seusia saya terlebih dahulu,” tegasnya saat ditanya soal pilihan timnas.

yussa_3

 Foto-foto: Facebook masing-masing pemain (kecuali tertera keterangan lain)
www.fourfourtwo.com

 

BERITA TERKAIT
Komentar
Berita Populer