Kelelahan Pemain Ganggu Penampilan ASIOP
Kelelahan karena mengikuti dua ajang bersamaan dalam sepakan mengganggu penampilan ASIOP Apacinti pada pekan kelima Liga Kompas Gramedia Panasonic U-14, Minggu (11/9), di Stadion Gongseng, Ciracas, Jakarta Timur. Namun, tekad baja para pemain ASIOP membuat sang juara bertahan memetik kemenangan keempat di musim ini, yakni atas SSJ Kota Bogor dengan skor 1-0. ”Tiga sampai dua minggu yang lalu kami kelelahan karena harus menjalani Piala Menpora tingkat DKI Jakarta. Minggu ini, kami harus tampil di Piala Menpora tingkat nasional dan baru Jumat malam pulang dari Sidoarjo,” kata Agus Gustira, pelatih kepala ASIOP. Kelelahan itu membuat stamina dan konsentrasi para pemain ASIOP tidak maksimal saat menghadapi SSJ Kota Bogor. Dampaknya, meski unggul dalam penguasaan bola dan menciptakan banyak peluang, ASIOP hanya mampu mencetak satu gol melalui Fabio Delvecchio Pang pada menit ke-12. Sebelum gol Fabio, ASIOP mencetak dua peluang melalui tendangan jarak jauh dan tendangan voli. Namun, kedua peluang itu menjadi sia-sia karena melewati mistar gawang. Fabio mengakhiri kebuntuan dengan memanfaatkan umpan terobosan untuk mendekati gawang SSJ Kota Bogor. Tendangannya ke tiang jauh gagal dihalau kiper lawan dan memembuat ASIOP unggul satu gol. Di babak kedua, serangan ASIOP lebih gencar dan bervariasi. Sebuah umpan tarik dari sayap kanan ASIOP hampir berbuah gol jika bola tidak membentur tiang. Beberapa tendangan ke gawang juga dihalau kiper SSJ Kota Bogor sehingga ASIOP batal berpesta gol. ”Jika tidak kelelahan, para penyerang kami bakal lebih berkonsentrasi dalam mencetak gol. Kami seharusnya menang lebih dari satu gol. Namun, hasil ini sudah cukup baik karena membawa posisi kami naik ke atas,” tutur Agus. Dengan empat kemenangan dalam empat laga, ASIOP mengantongi 12 poin dan naik dari posisi keempat menjadi kedua di bawah Bina Taruna dengan 13 poin dari lima laga. Jumlah laga ASIOP masih kurang JFA bangkit Jika ASIOP didera kelelahan, Jakarta Football Academy Kemenangan itu membuat JFA naik dari posisi ke-14 menjadi kedelapan. Bagi Persigawa, kekalahan itu membuat posisinya melorot, dari urutan kesembilan menjadi ke-13. ”Anak-anak dapat bermain dengan baik karena mereka tidak mengikuti dua ajang dalam waktu bersamaan. Stamina mereka prima dan tidak ada yang kelelahan,” kata Eko Subekti, pelatih kepala JFA. Pada laga itu, JFA kesulitan mencetak gol di babak pertama. Pertahanan ketat Persigawa membuat pemain JFA jarang mendapat ruang tembak. Namun, di babak kedua, permainan JFA membaik seiring digantikannya para pemain utama Persigawa. Serangan JFA lebih terarah dan membuahkan gol pertama pada menit ke-46. Paskhalis Bonieaaron memecah kebuntuan JFA dengan tendangan keras yang tidak dapat dihalau kiper. Empat menit kemudian, Muhammad Salman Alfarid menambah keunggulan JFA dengan gol kedua. ”Kualitas pemain lapis kedua kami tidak berbeda dengan pemain lapis pertama. Saat pergantian pemain wajib dilakukan, kualitas permainan kami tidak menurun dan Persigawa justru ada penurunan. Hal itu kami manfaatkan untuk menekan dengan lebih agresif dan mencetak gol kedua,” papar Eko. Di laga lainnya, Kabomania sedang menjalani masa konsolidasi setelah ditinggalkan pelatih lama Dodi Sahetapy. Salah satu pelatih senior SSB Kabomania, Indriyanto Nugroho, kembali melatih Kabomania. ”Kami sedang menyusun ulang kekuatan Kabomania dan anak-anak sedang menjalani perubahan gaya kepelatihan, dari gaya pelatih lama ke gaya saya. Mereka mulai memahami gaya dan keinginan saya dan terus mempraktikkan di lapangan,” tutur Indriyanto. Saat melawan Rajawali Muda, Kabomania ditahan imbang 2-2. Hasil itu membuat Kabomania terseok-seok di posisi ke-11 klasemen sementara. Kabomania sempat unggul lebih dulu melalui Muhammad Zainul Islam pada menit kelima, tetapi Rifky Dwi Septiawan menyamakan kedudukan pada menit ke-14. Muhammad Irsyadul Anam membuat Kabomania kembali unggul pada menit ke-40, tetapi Rifky membuyarkan kemenangan Kabomania pada menit ke-59 dengan gol penyama kedudukan. (ECA) |