Bersaing dan Berebut Takhta Sementara
Hingga pekan ke-12 Liga Kompas Gramedia Panasonic U-14, Minggu (30/10), tiga sekolah sepak bola atau SSB masih akan terlibat persaingan dan perebutan puncak klasemen sementara.
Bina Taruna masih kukuh di puncak. SSB yang berdiri pada 1972 ini mengemas 25 poin dari tujuh kali menang, empat kali seri, dan belum kalah. Tim asuhan Bonni Wijaya ini menjaringkan 29 gol dan baru kemasukan 7 gol. Setiap laga, Bina Taruna hanya kemasukan rata-rata 0,58 atau tak sampai satu gol sehingga membuktikan barisan pertahanan SSB dari Rawamangun, Jakarta Timur, tersebut solid dan kukuh.
Di pekan ke-11 kontra Villa 2000, Bina Taruna nyaris menang. Mereka unggul lebih dulu lewat gol Rafiq Ramadhani. Namun, kondisi lapangan becek dan berkubang seusai hujan menyulitkan dan menurunkan fokus tim. Gol balasan di menit akhir oleh Nur Aryanto Saputra memaksa laga berakhir seri.
”Pemain hebat pun pasti sulit mengembangkan permainan di lapangan berkubang. Selain itu, di menit akhir, tim kami hilang fokus,” kata Bonni. Di pekan ke-12, Bina Taruna tak boleh lagi hilang fokus jika masih ingin bertakhta dan mempertahankan status yang mengesankan, yakni belum terkalahkan.
Jika Bina Taruna tergelincir, kesempatan besar bagi ASIOP Apacinti untuk merebut singgasana. SSB yang berdiri sejak 1997 itu berada di posisi kedua dengan 24 poin dari tujuh kali menang, tiga kali seri, dan sekali kalah. Tim asuhan Agus Gustira
mencetak 26 gol dan kemasukan 8 gol, membuktikan tembok lini belakang mereka juga cukup kuat.
Di pekan ke-11, ASIOP gagal menang atas Cibinong Poetra. Kedua tim bermain imbang tanpa gol alias kacamata (0-0). ”Kondisi lapangan amat parah, seharusnya perangkat pertandingan menghentikan laga, beruntung anak-anak tidak cedera,” kata Gustira. Di pekan-12, tim tak ingin mengulang kegagalan. Mereka harus menutup semua kelemahan, termasuk mencari cara agar bisa bermain maksimal dalam kondisi lapangan yang berkubang seusai hujan.
Peringkat ketiga ditempati Buperta Cibubur yang berpoin 22 dari enam kali kemenangan, empat kali seri, dan sekali kalah. Tim asuhan Rohuddin ini mencetak 18 gol, kemasukan 7 gol.
Meski menang di pekan ke-12, peluang Buperta memuncaki klasemen tetap tipis. Bina Taruna dan ASIOP harus kalah, sementara Buperta harus menang dengan selisih 12 gol. Untuk itu, pencapaian maksimal yang
bisa ditempuh ialah kemenangan demi merebut posisi runner-up, itu pun dengan syarat ASIOP kalah.
Dengan mencetak delapan gol hingga pekan ke-12, Fabio Delvecchio dan Rendy Juliansyah (ASIOP) serta Sutan Zico (Bina Taruna) masih menjadi penyerang paling berbahaya di kompetisi. Fabio dan Rendy yang mencetak 16 dari 29 gol atau lebih dari separuh gol ASIOP membuktikan duet pemain ini patut diwaspadai barisan belakang tim mana pun.
Khusus
Minggu ini, untuk mencoba merebut takhta, ASIOP berhadapan dengan Rajawali Muda. ASIOP dipastikan bakal menghadapi perlawanan sengit dari tim asuhan Budiono itu.
Di pekan sebelumnya, Rajawali menang 1-0 atas SSB Ricky Yacobi lewat gol Farel Supratikno. ”Kami ingin menang atas ASIOP. Tim saya siapkan dengan latihan khusus dan intensif pada Selasa, Rabu, dan Jumat,” kata Budiono, Sabtu (29/10).
Untuk menaikkan posisi Rajawali yang kini berada di tangga ke-9 dengan poin 15, lanjut Budiono, mereka harus mengempaskan tim papan atas, dalam hal ini ASIOP. ”Kalau ingin tetap di jalur persaingan, kami harus berani ambil poin penuh meskipun menghadapi tim kuat, ASIOP,” ujarnya. (BRO)