Pesepak Bola Liga Kompas Ikuti Seleksi Timnas Pelajar U-15
JAKARTA, KOMPAS – Tujuh pesepak bola yang berkompetisi di Liga Kompas Kacang Garuda U-14 berharap dapat lolos menjadi bagian dari tim nasional pelajar Indonesia U-15. Berkompetisi secara rutin setiap pekan di Liga Kompas membuat kondisi mereka terjaga saat menjalani seleksi timnas.
Ketujuh pesepak bola muda itu adalah Aditiya Surya Pratama, Rifqi Nur Fauzi, dan Gilang Saputra Palinoan dari SSB Big Stars Babek FA; Fachrial Samudra dari SSB Benteng Muda IFA, lalu ada Rendy Apriyansyah, Faisal Mustafa, dan Andriano Saputra dari SSB Salfas Soccer.
Pelatih SSB Big Stars Babek FA Bonni Safruddin Wijaya, Senin (25/2/2019), mengatakan, ada 4 pemain Babek FA yang dipanggil untuk mengikuti seleksi timnas pelajar U-15 di Bandung, Jawa Barat, pada 14 Februari hingga 18 Februari 2019. Namun, satu pemain, yaitu kapten Babek FA Richko Ridho Fergiantoro memutuskan tidak mengikuti seleksi karena ingin fokus berlaga di Liga Kompas.
“Karena jadwal seleksi timnas pelajar dan Liga Kompas beririsan, Richko lebih memilih memimpin rekan-rekannya bertanding di liga,” kata Bonni.
Ketujuh pesepak bola dari Liga Kompas itu bersaing dengan 85 pesepak bola muda lainnya dari seluruh Indonesia. Timnas pelajar U-15 dibentuk untuk mengikuti Iber Cup 2019 di Estoril, Portugal, pada Juli 2019.
Mereka dipantau tim pemandu bakat yang dipimpin oleh mantan pemain timnas senior Firman Utina. Ketujuh pemain muda itu terpilih mengikuti seleksi timnas pelajar U-15 setelah mengikuti kejuaraan Piala Menpora 2018.
Fachrial, Rendy, Andriano, dan Faisal kala itu membela Provinsi Banten di Piala Menpora 2018. Sedangkan, Aditiya Surya Pratama, Rifqi Nur Fauzi, dan Gilang Saputra Palinoan mewakili DKI Jakarta.
Manajer timnas pelajar U-15 Ray Manurung menjelaskan, para pemain seleksi akan menjalani tiga kali tahap seleksi dan pemusatan latihan. Setelah menggelar seleksi tahap pertama di Bandung, jumlah pemain akan dikerucutkan menjadi 25 atau 30 pemain.
Kemudian, seleksi tahap kedua akan mencari sebanyak 18 pemain untuk diberangkatkan ke Portugal. Seleksi tahap akhir atau ketiga akan dilakukan di Portugal.
Tetap kompetitif
Menurut Bonni, keikutsertaan para pemain seleksi itu di Liga Kompas sangat membantu mereka menjaga kondisi fisik. Liga Kompas membuat para pemain tetap kompetitif dan tidak kehilangan sentuhan bola serta ketahanan stamina.
Hal serupa diungkapkan oleh Fachrial Samudra. Pemain tersubur di Liga Kompas dengan 14 gol itu mengaku agak gugup ketika menjalani seleksi timnas pertamanya. Namun, karena sudah terbiasa mencicipi atmosfer pertandingan di Liga Kompas, perasaan gugup itu bisa sedikit ia kendalikan.
“Peluang kami bertujuh untuk lolos masih ada. Saya harap kami bisa lolos dan bermain bersama di timnas,” kata Fachrial.