Salfas Soccer Terus Beri Tekanan ke Bina Taruna
JAKARTA, KOMPAS — Sekolah sepak bola Salfas Soccer terus memberi tekanan kepada pemimpin klasemen sementara Liga Kompas Kacang Garuda U-14, Bina Taruna. Salfas Soccer untuk sementara mengambil alih pimpinan klasemen setelah mengatasi Jakarta Football Academy 2-0 di pekan ke-30, Minggu (24/3/2019), di Stadion Gelanggang Olahraga Ciracas.
Hasil tersebut membuat perolehan poin Salfss Soccer menjadi 56 poin atau unggul 2 poin atas Bina Taruna yang mengoleksi 54 poin. Agar bisa mempertahankan peringkat pertama klasemen, Bina Taruna wajib menumbangkan Villa 2000 di pertandingan terakhir.
Salfas Soccer tampil dominan dalam laga ini. Pemain Salfas mengeksploitasi sisi kiri pertahanan JFA. Pemain sayap Salfas beberapa kali menusuk dan menciptakan peluang berbahaya namun masih gagal dituntaskan Andriano Saputra.
Di sisi lain, pemain JFA kerap melakukan kesalahan operan. Permukaan lapangan yang kurang rata menyebabkan pemain JFA kesulitan mengontrol bola.
Para gelandang Salfas bermain rapi dan mampu menjadi filter serangan-serangan JFA. Terlebih bek-bek Salfas Soccer menerapkan garis pertahanan tinggi. Alhasil, serangan JFA sudah kandas ketika memasuki lapangan tengah.
Salfas Soccer berhasil unggul melalui sepasang gol M Satria Putra di menit ke-8 dan 25. Gol tersebut membuat pemain Salfas Soccer sedikit lebih tenang dan mulai mengendurkan serangan. Sejak pertengahan hingga akhir babak kedua, tidak ada peluang berbahaya tercipta dari kedua tim. Hingga pertandingan usai, Salfas mampu mempertahankan keunggulan 2-0.
Kapten Salfas Soccer, Mulkan Hanif, menuturkan, ia dan rekan-rekannya mampu mengatasi tekanan untuk terus menempel Bina Taruna di puncak klasemen. Menurut Hanif, dukungan suporter membuat semangat pemain Salfas berlipat ganda.
“Selain itu, sebenarnya pelatih membebaskan kami bermain sesuka hati. Kondisi itu membuat kami bisa mengeluarkan kemampuan secara maksimal di lapangan,” ujarnya.
Sementara itu, pelatih Salfas Soccer, Irwan Salam mengaku belajar banyak dari Liga Kompas. Hal penting yang ia peroleh dari liga usia muda ini terutama perihal tidak menuntut pemain belia untuk terus menang, tapi lebih kepada mendorong perkembangan mereka.