Liga KG
Beranda / Berita / Berita Detail

Menpora: Liga KG Menjadi Contoh Ideal

Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi (tengah) menerima rombongan tim Liga Kompas Gramedia (LKG)-SKF Indonesia yang terdiri dari para pemain, Direktur LKG-SKF Indonesia Gatot Widakdo, Pelatih tim LKG-SKF Indonesia, Saut Tobing, Redaktur Pelaksana Harian Kompas Mohammad Bakir di kantor Kemenpora, Senayan, Jakarta, Kamis (14/7). Hari ini, Jumat (15/7), tim Liga Kompas Gramedia (LKG)-SKF Indonesia akan berangkat ke Gothenburg, Swedia, untuk mengikuti turnamen Piala Gothia kategori U-15 yang berlangsung 17-23 Juli mendatang. Kompas/Priyombodo (PRI) 14-07-2016

Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi (tengah) menerima rombongan tim Liga Kompas Gramedia (LKG)-SKF Indonesia yang terdiri dari para pemain, Direktur LKG-SKF Indonesia Gatot Widakdo, Pelatih tim LKG-SKF Indonesia, Saut Tobing, Redaktur Pelaksana Harian Kompas Mohammad Bakir di kantor Kemenpora, Senayan, Jakarta, Kamis (14/7). Hari ini, Jumat (15/7), tim Liga Kompas Gramedia (LKG)-SKF Indonesia akan berangkat ke Gothenburg, Swedia, untuk mengikuti turnamen Piala Gothia kategori U-15 yang berlangsung 17-23 Juli mendatang.
Kompas/Priyombodo (PRI)

Jakarta, Kompas Pembinaan prestasi melalui kompetisi usia muda yang jujur dan terukur merupakan langkah strategis untuk memperbaiki wajah sepak bola di Tanah Air. Pemerintah berencana menyelenggarakan kompetisi U-14 dan U-16 dengan penerapan proses kualifikasi, syarat, dan sanksi ketat.

Hal itu diungkapkan Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi saat melepas tim Liga Kompas Gramedia (LKG)-SKF Indonesia yang akan berangkat ke Gothenburg, Swedia, Kamis (14/7). Tim akan berkompetisi pada turnamen Piala Gothia kategori U-15, 17-23 Juli 2016.

Imam mengapresiasi komitmen LKG dan SKF yang selama enam tahun berturut-turut mengirim tim ke Piala Gothia. ”Piala Gothia merupakan ajang bergengsi. Mereka yang berangkat ke ajang itu adalah pemain terpilih. Selain menambah pengalaman, kita juga mendapat ilmu pengetahuan dan meningkatkan teknik bermain,” katanya.

Menurut Imam, Liga Kompas Gramedia yang dilaksanakan dengan sistem yang jujur dan terukur merupakan contoh ideal untuk menggerakkan kompetisi usia muda.

”Pada masa mendatang proses kualifikasi bisa dilakukan tidak hanya di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, tetapi juga tingkat nasional,” ujarnya.

Redaktur Pelaksana Harian Kompas Mohammad Bakir menuturkan, Liga Kompas Gramedia dilaksanakan dengan aturan ketat yang mendukung proses pembinaan. Selama kompetisi, misalnya, tak ada pemain cadangan abadi di setiap SSB.

”Semua pemain harus diberi kesempatan tampil. Para pemain setidaknya harus bermain selama 15 menit setiap laga. Dengan demikian, kemampuan pemain akan terukur. Para orangtua yang anaknya jarang dimainkan pun akan bisa lebih menerima dengan fakta itu,” kata Mohammad Bakir.

Mohammad Bakir menjelaskan, sekolah sepak bola dan suporter yang mengganggu pertandingan juga akan mendapat sanksi berupa larangan bermain bagi pemain yang didukung.

Fondasi

Menurut Direktur Liga Kompas Gramedia Gatot Widakdo, kompetisi kelompok usia yang berkesinambungan menjadi fondasi untuk membangun tim nasional. Selain sistem yang jujur dan terukur, tak kalah penting adalah ketersediaan sarana dan prasarana untuk menggelar kompetisi.

”Tidak mudah mencari lapangan sepak bola yang representatif untuk penyelenggaraan turnamen. Jangankan di daerah, di ibu kota negara, Jakarta, pun sulit. Kami berharap, pemerintah lebih memperhatikan ketersediaan sarana ini,” ujar Gatot.

Sementara itu, untuk turnamen Piala Gothia, tim LKG-SKF Indonesia akan berlaga pada kategori U-15 dengan 222 tim peserta dari beberapa negara. Dari hasil undian, tim ini bergabung dalam Grup 34 bersama 3 tim dari Swedia dan 1 tim dari Inggris. Dua tim terbaik grup akan maju ke fase gugur. Tim Liga KG-SKF Indonesia akan berangkat ke Swedia pada hari Jumat ini. Prestasi terbaik tim LKG menjadi peringkat kedua pada tahun 2013. (DNA)

BERITA TERKAIT
Komentar
Berita Populer