Tentang Aturan Water Break, Tambahan Waktu Istirahat Minum untuk Pemain pada Liga Kompas Gramedia
Bagi yang pertama kali menonton pertandingan di Liga Kompas Gramedia, pasti akan bertanya-tanya kenapa ada jatah istirahat 1 menit di setiap babak pada matchday tiap pekannya. Istirahat sejenak dalam tiap pertandingan LKG ini dikenal dengan istilah Water Break.
Water Break adalah sebuah istilah dalam dunia sepakbola yang memang akhir-akhir ini semakin popular dan familiar bagi masyarakat pecinta sepakbola tanah air. Sesungguhnya Water Break ini diberlakukan secara resmi sejak Piala Dunia Sepakbola di Brazil tahun 2014 lalu. Peraturan Water Break ini mulai secara resmi diberlakukan pada Piala Dunia Brazil 2014 lalu atas permintaan Pelatih tim nasional Italia, Cesare Prandelli. Ia meminta agar Water Break diberlakukan mengingat kondisi cuaca panas dan lembab di Brasil tentunya akan menyulitkan para pemain Eropa yang terbiasa bermain dalam kondisi iklim yang dingin, sehingga mereka rentan mengalami dehidrasi.
Setelah menerima pengajuan itu FIFA langsung melakukan penelitian di Turki. Dari hasil penelitian yang diterbitkan dalam bentuk jurnal berjudul “the Scandinavian Journal of Medicine & Science in Sports”, akhirnya proposal pengajuan Water Break oleh pelatih tim Nasionai Italia tersebut disetujui oleh FIFA dan diputuskan akan memberlakukan pada Piala Dunia Brasil 2014. Dengan catatan, jika cuaca panas di atas 32 derajat celcius, wasit diperkenankan untuk memberikan istirahat pada menit ke-30 dan 75 dengan waktu tetap berjalan untuk memberikan kesempatan bagi pemain untuk minum.
Sedangkan di Liga Kompas Gramedia sendiri, Water Break diberlakukan pada menit ke-15 dan 45 dengan durasi maksimal 1 menit.
Ditemui di sela-sela pertandingan pada pekan ke-6 Liga Kompas Gramedia, Benjamin Leo Betty, pelatih dari Persija U-21 juga mantan pelatih PS Polri yang menjadi pengawas pertandingan dari sebagian besar pertandingan di Liga Kompas Gramedia ini menjelaskan bahwa aturan Water Break ini diberlakukan di saat udara panas dan pemain dirasa butuh tambahan cairan. “Bukan hanya di LKG, klub-klub besar juga memberlakukan aturan Water Break, di luar dan di dalam negeri. Melihat situasi dan kondisi pemain yang sedang di lapangan” ujarnya.
Aturan fleksibel yang diberlakukan FIFA ini diterapkan kepada seluruh bawahan organisasinya, seperti AFC, AFF, sampai Liga di Indonesia. Benjamin menambahkan bahwa di Liga Kompas Gramedia cuaca sangat terik biasa terjadi pada pertandingan pukul 11 siang sampai 3 sore. “Kalau matahari-nya sedang sejuk, ga perlu Water Break“, tambahnya.
Water Break sangat membantu untuk pemain-pemain muda yang sedang bertanding di Stadion Ciracas tiap minggunya, demi menghindari dampak negatif dari kekurangan cairan kepada pemain. Adapun dampak dari kekurangan cairan tersebut adalah akan terjadi dehidrasi, yaitu sebuah kondisi dimana air yang keluar oleh tubuh melebihi dari air yang masuk kedalam tubuh. Tentu kondisi ini tidak bisa diangap remeh apalagi dalam sebuah pertandingan sepakbola berdurasi 2×45 menit, atau 2×30 menit di Liga Kompas Gramedia yang tentu sangat menguras energi dan stamina pemain.