Liga KG
Beranda / Berita / Berita Detail

Sinergi untuk Antisipasi Kecurangan

KOMPAS/I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA

Chief Executive Officer Indonesia Junior League, Rezza Mahaputra Lubis (kiri), ketika berkunjung ke Menara Kompas, Jakarta, Senin (26/11/2018). Pada kunjungan itu, Rezza menawarkan sinergi antara operator Liga Kompas Kacang Garuda U-14 dengan Indonesia Junior League.

JAKARTA, KOMPAS – Operator Indonesia Junior League, Senin (26/11/2018) di Jakarta, menawarkan sinergitas dalam hal pertukaran informasi dengan operator Liga Kompas Kacang Garuda U-14. Sinergitas itu dinilai perlu untuk mengantisipasi kecurangan di masing-masing liga.

Pembinaan sepak bola usia muda di Indonesia belum bisa bersih dari praktik-praktik nakal klub-klub peserta liga usia dini. Pencurian umur menjadi salah satu praktik kecurangan yang masih kerap ditemui.

Liga Kompas musim 2018-2019 menerapkan regulasi baru. Pemain tidak diperkenankan berpartisipasi di liga lain. Aturan itu guna mencegah pemain muda kelelahan lantaran terlalu banyak bermain di berbagai macam liga.

Selain kelelahan, pemain menjadi rentan dibekap cedera. Kondisi itu merugikan pemain bersangkutan.

Pada implementasinya, masih ada pemain yang nekat bermain di lebih dari satu liga. Untuk itu, perlu sinergi antaroperator liga usia muda. Sinergi diharapkan dapat menekan praktik kecurangan yang dilakukan pemain atau manajemen sekolah sepak bola.

“Kerja sama pertukaran data pemain dan berbagi informasi,” ujar Chief Executive Officer Indonesia Junior League (IJL), Rezza Mahaputra Lubis ketika berkunjung ke Menara Kompas, Jakarta.

Menurut Rezza, setiap operator liga mesti menjalin komunikasi yang erat. Komunikasi dimaksudkan agar aliran informasi mengenai sekolah sepak bola (SSB) atau pemain dapat tergambarkan dengan jelas.

“Misalnya ada SSB yang berbuat onar di satu liga. Maka bisa dikomunikasikan ke operator liga lain agar berhati-hati menerima SSB tersebut menjadi peserta liga. Masih banyak contoh sinergi yang lainnya,” katanya.

Selain itu, Rezza juga berniat bekerja sama agar pemain yang berlaga di Liga Kompas dapat juga berlaga di IJL. Situasi itu, menurut Rezza, dimungkinkan karena setiap pemain yang berlaga di IJL bertanding setiap dua pekan.

Oleh sebab itu, ia berharap ada formula yang tepat agar seorang pemain muda dapat berlaga di Liga Kompas dan IJL tanpa harus kelelahan.

Atas tawaran tersebut, Direktur Liga Kompas Adi Prinantyo mengatakan, pihaknya terbuka terhadap segala bentuk tawaran kerja sama. Hanya saja untuk sinergi yang diajukan IJL, kata Adi, harus melalui mekanisme rapat komite terlebih dahulu.

“Itu pun kalau jadi mungkin akan bisa diimplementasikan musim depan. Karena musim ini sudah ada tim yang terkena sanksi. Harus konsisten,” ujar Adi.

BERITA TERKAIT
Komentar
Berita Populer