Liga KG
Beranda / Berita / Berita Detail

Benteng Terakhir Tim

Kiper Annisa Pratama Dimas Prasetyo Aji (tengah) berlatih di Gelanggang Olahraga Ragunan, Ragunan, Jumat (18/9). Dimas menjadi salah satu dari empat kiper yang melakukan penyelamatan terbanyak selama pekan ketujuh Liga Kompas Gramedia U-14 Panasonic. Abdullah Fikri Ashri (B05) 18-09-2015

Kiper Annisa Pratama Dimas Prasetyo Aji (tengah) berlatih di Gelanggang Olahraga Ragunan, Ragunan, Jumat (18/9). Dimas menjadi salah satu dari empat kiper yang melakukan penyelamatan terbanyak selama pekan ketujuh Liga Kompas Gramedia U-14 Panasonic.
Abdullah Fikri Ashri (B05)

Salah satu adegan yang memancing sorakan penonton Liga Kompas Gramedia U-14 Panasonic 2015 adalah ketika si kulit bundar mendekati area penalti tim lawan. Tak jarang, sorakan itu tiba-tiba berubah hening. Saat itu terjadi, hanya ada dua kemungkinan: gol tercipta atau terbatalkan.

Adalah mereka, para penjaga gawang, yang bekerja keras membatalkan kemungkinan terciptanya gol. Meski berstatus penjaga benteng terakhir di sebuah tim, mereka bukan berarti tak memiliki peran apa-apa. Tak jarang, penjaga gawang menjadi pahlawan.

Laga Annisa Pratama melawan Cibinong Putra pada pekan ketujuh LKG di Lapangan C Gelora Bung Karno, Jakarta, pekan lalu, menjadi bukti pentingnya peran penjaga gawang. Kiper Annisa Pratama, Dimas Prasetyo Aji, yang juga kapten tim, berperan besar terhadap hasil imbang 0-0 laga itu.

Setidaknya, selama 60 menit, Dimas bersusah payah menghalau bola. Teriakannya seolah menjadi alarm bagi pemain belakang timnya bahwa gawang mereka terancam.

Diserang bertubi-tubi oleh pemain Cibinong Putra, pemilik nomor punggung 1 ini tidak membiarkan tim lawan mencetak gol. Meski tak meraih kemenangan, satu poin Annisa Pratama memperlihatkan kemajuan karena selalu kalah pada enam laga sebelumnya.

Menurut statistik Labbola, Dimas bersama tiga kiper lainnya, hingga pekan ketujuh, merupakan penjaga gawang yang paling sibuk menyelamatkan gawang masing-masing. Dimas menempati urutan keempat dengan 18 penyelamatan, satu angka di bawah Nando Aji Saputro (Mandiri Jaya Bogor).

Urutan pertama pemeringkatan penampilan kiper ditempati Muhammad Buffon (Oneway Semplak Barat) dengan 30 penyelamatan. Adapun peringkat kedua ditempati Tubagus Satya Haprabu (Tunas Cipta) dengan 24 penyelamatan.

Uniknya, keempat kiper terbaik itu berasal dari empat tim dengan peringkat terbawah di klasemen sementara.

Ditemui saat latihan di Jakarta, Jumat (18/9), Dimas tampil sigap menjaga gawang. Bajunya tak terlihat lagi biru karena telah bercampur tanah merah setelah menjatuhkan diri demi menghalau bola.

Penggemar penjaga gawang Spanyol, Iker Casillas, dan I Made Wirawan (Persib Bandung) ini mulai tertarik pada peran penjaga gawang saat kelas 4 SD. ”Saat itu, tidak ada yang jadi penjaga gawang di klub tarkam kami. Eh, lama-kelamaan saya malah suka jadi kiper,” ujar Siswa kelas IX SMP Negeri 11 Depok, Jawa Barat, ini.

Namun, dia kerap kesal saat tim lawan menerobos pemain belakang timnya. ”Sebagai penjaga benteng terakhir, saya harus hadapi itu,” katanya.

Sebagai risikonya, penjaga gawang, termasuk Dimas, juga berisiko cedera. Saat melawan Garuda Putra Bekasi, ia keluar dari lapangan karena berbenturan dengan pemain lawan, saat laga baru berjalan 15 menit.

Sebagai satu-satunya pemain yang boleh menggunakan tangan saat bertanding, kiper pun membutuhkan perlengkapan berbeda dengan pemain lain, khususnya sarung tangan.

Meskipun idealnya sepasang sarung tangan diganti setiap tiga bulan, Dimas tetap mengandalkan tiga pasang sarung tangannya selama dua tahun. Warnanya yang putih pun kian coklat. ”Ketiganya masih bisa digunakan. Kalau beli lagi, minimal butuh Rp 300.000 buat satu pasang,” ujar Dimas, yang ayahnya bekerja sebagai sopir sebuah pasar swalayan ini.

Real Madrid

Posisi sebagai penjaga gawang bahkan telah mengantarkan Tubagus menginjak tanah Madrid, Spanyol, pada 2014. Siswa SMP Syekh Yusuf, Tangerang, Banten, ini terpilih menjadi satu dari 14 pemain ”Bintang” LKG musim lalu yang berangkat ke Madrid.

”Itu pengalaman terbaik saya,” ucap Tubagus sembari menunjukkan baju bertanda tangan Gareth Bale, gelandang Real Madrid. Kenangan itu
rapi terbungkus plastik dan menjadi hiasan kamar tidur Tubagus.

Kini, Tubagus harus bekerja keras menjaga benteng timnya yang telah kebobolan 27 gol. Apalagi, timnya belum meraih kemenangan.

”Memang berat, tetapi penyerang dari tim apa pun akan saya hadapi,” kata Tubagus.(B05)

BERITA TERKAIT
Komentar
Berita Populer