Liga KG
Beranda / Berita / Berita Detail

Tantangan Menempa Mental Juara

Laga antara sekolah sepak bola (SSB) Bina Taruna (biru) menghadap sekolah sepak bola junior (SSJ) Kota Bogor dalam Liga Kompas Gramedia 2015 di Stadion PSSI Senayan, Jakarta, Minggu (15/11). Kompas/Wawan H Prabowo (WAK) 15-11-2015

Laga antara sekolah sepak bola (SSB) Bina Taruna (biru) menghadap sekolah sepak bola junior (SSJ) Kota Bogor dalam Liga Kompas Gramedia 2015 di Stadion PSSI Senayan, Jakarta, Minggu (15/11).
Kompas/Wawan H Prabowo (WAK)

JAKARTA, KOMPAS Membentuk mental juara merupakan tantangan berat para pelatih Liga Kompas Gramedia U-14 Panasonic. Proses itu coba dicapai melalui cetak biru pembinaan usia muda. Namun, cetak biru itu kadang tersendat, seperti yang dialami juara musim lalu, Rajawali Muda. Tim yang musim lalu mengentak bersama mesin gol Aria Bisma Bagaskara itu terpuruk di paruh musim ini.

Rajawali Muda hingga pekan ke-15 masih tertahan di peringkat ke-10 dengan nilai 15 dan selisih gol -7. Ini kontras dengan musim lalu yang berlimpah gol. ”Sejak awal saya katakan, Rajawali Muda tim juara, tetapi perlu pembenahan. Tahun lalu memang materinya sangat bagus dari skill dan pemahaman bermain. Tahun ini, skill juga bagus, tetapi mereka belum memahami organisasi permainan,” ujar Pelatih Rajawali Muda Budiono, Minggu (15/11).

Sejak awal musim, Budiono berusaha meningkatkan pemahaman taktik. Dia harus lebih telaten membenahi permainan di tiap lini, perlahan tetapi pasti, dengan target melejit di putaran kedua mulai pekan depan. ”Ini perlu proses dan yang penting adalah menjaga motivasi anak-anak, meyakinkan mereka supaya tidak takut,” ujarnya.

Performa Rajawali Muda membaik beberapa pekan terakhir, termasuk menang 3-1 atas Mutiara Cempaka.

”Masalah besar kami adalah lini serang. Kami masih minim gol, hingga selisih gol negatif. Tetapi, saya optimistis di putaran kedua anak-anak akan lebih baik,” lanjut Budiono.

Kebangkitan tim-tim potensial, seperti Rajawali Muda ini, menjadi tantangan bagi tim papan atas seperti ASIOP Apacinti, Kabomania, Villa 2000, dan Bina Taruna. Tantangan itu sudah muncul di pekan ke-13 saat Anissa Pratama membuat kejutan dengan menang 3-0 atas ASIOP.

Kekalahan adalah ujian mental para pemain muda. ASIOP merespons dengan bagus, menang 2-1 atas Persigawa di pekan ke-14, dan menekuk Cibinong Putra 5-1 pekan ke-15. Dua kemenangan itu mengembalikan tim asuhan Pelatih Barry Sidiq ini ke puncak klasemen LKG dengan nilai 36. ASIOP menggusur Kabomania yang bermain 0-0 melawan Villa 2000. Kabomania mengumpulkan nilai 35, sedangkan Villa 2000 34 poin.

Tiga tim papan atas ini mampu tampil konsisten setiap musim karena memiliki pembinaan berjenjang. Para pemain yang tampil musim ini sudah dipersiapkan minimal setahun sebelumnya. Mereka ditempa melalui latihan dan berbagai turnamen.

Tim-tim itu juga memiliki pelatih fisik dan pelatih kiper sehingga latihan bisa spesifik.

”Tetapi, faktor terpenting adalah pemain konsisten hadir saat latihan. Kabomania diuntungkan oleh 15 pemain yang tinggal di asrama, dan yang lainnya tinggal tidak jauh dari lokasi latihan. Jadi, kami bisa berlatih bersama terus,” ujar Pelatih Kabomania Tommy Hariyanto.

”Saya sering berbagi cerita dengan pelatih-pelatih lain di LKG, rata-rata sulit berlatih dengan jumlah pemain komplet,” ujar Tommy.

Kendala latihan itulah yang dirasakan tim-tim zona degradasi Oneway Semplak Barat, Mandiri Jaya Bogor, dan Tunas Cipta. Ketiga tim ini tidak bisa berlatih dengan pemain yang lengkap sehingga permainan mereka tidak meningkat.

Hal itu merupakan kemunduran besar karena ketiga tim ini memiliki reputasi yang cukup bagus sebagai tim papan tengah di beberapa musim terakhir. Alur pembinaan terganggu oleh masalah internal manajemen tim.

Masalah manajemen terparah terjadi di pekan ke-15 saat Oneway Semplak Barat terlambat hadir untuk melawan Persigawa. Laga batal dan Oneway dihukum kalah walk out.

Keteledoran tersebut sangat merugikan para pemain, terutama Persigawa, karena tidak bisa mengasah keterampilan melalui laga kompetitif. Kesalahan manajemen yang seharusnya paripurna itu menjadi batu sandungan menempa mental juara para pemain muda. (ANG)

BERITA TERKAIT
Komentar
Berita Populer