Tantangan Konsistensi dan Motivasi Tim
JAKARTA, KOMPAS Memasuki putaran kedua Liga Kompas Gramedia U-14 Panasonic, tim-tim papan atas melangkah mulus dengan meraih kemenangan. Namun, mereka tetap dihadapkan pada tantangan besar untuk bisa menjaga konsistensi dan motivasi tim.
Tim ASIOP Apacinti bahkan memperlihatkan agresivitas mereka dengan melumat tim juru kunci, Tunas Cipta, 7-0, pada laga yang digelar di Lapangan C Senayan, Jakarta, Minggu (22/11). Kemenangan ini kian memantapkan posisi ASIOP di puncak klasemen dengan nilai 39. Hasil positif juga diraih sekolah sepak bola (SSB) asal Bogor, Kabomania. Kemenangan 1-0 atas Mutiara Cempaka tetap menjaga mereka di posisi kedua dengan nilai 38. Satu-satunya gol kemenangan Kabomania pada laga ini dicetak Linga Winarno pada menit-menit akhir laga.
Kemenangan besar juga didapat Villa 2000. Tim asal Pamulang, Tangerang Selatan, ini tidak memberi kesempatan lawan, Annisa Pratama, untuk berkembang. Ellias Eliot dan kawan-kawan menyudahi perlawanan Annisa Pratama dengan 5-1. Kemenangan ini menempatkan Villa 2000 di posisi ketiga klasemen dengan nilai 37.
Tim papan atas lain yang membuat langkah mulus di awal putaran kedua adalah Bina Taruna. SSB yang bermarkas di kawasan Rawamangun, Jakarta Timur, ini menang tipis 1-0 atas tim promosi, Remci Tangerang. Satu-satunya gol Bina Taruna dicetak Figo Sapta Fahrezi. Bina Taruna menguntit di posisi keempat dengan nilai 35.
Persaingan menuju tangga juara memang masih panjang dengan menyisakan 14 pertandingan lagi. Bagi tim-tim papan
atas ini, ujian sesungguhnya
adalah menjaga konsistensi permainan. Becermin dari hasil putaran pertama, semua tim papan atas pernah tergelincir oleh tim-tim papan tengah dan papan bawah.
ASIOP Apacinti, misalnya, kalah telak 0-3 dari tim papan tengah Annisa Pratama. Sementara Villa 2000 dan Bina Taruna dikejutkan dengan penampilan tim promosi Garuda Putra Bekasi, yang saat ini mampu bersaing di papan tengah.
Kabomania terbilang cukup konsisten. Satu-satunya kekalahan mereka alami adalah menghadapi tim papan atas Bina Taruna. Pelatih Kabomania, Haryanto Prasetyo, mengatakan, konsistensi memang menjadi kunci untuk kompetisi panjang.
”Tantangan kompetisi Liga KG lebih berat karena setiap tim diwajibkan merotasi semua pemain. Dengan aturan ini, strategi pemilihan pemain harus dilakukan secara cermat dengan melihat kekuatan calon lawan yang dihadapi,” kata Haryanto yang lebih akrab dipanggil Tommy.
Adik kandung dari Indriyanto Nugroho ini menekankan, persaingan musim ini berjalan lebih ketat karena kekuatan tim papan atas lebih merata. Jika mencermati selisih poin tim papan atas saat ini, argumentasi yang disampaikan Tommy cukup tepat.
Memotivasi pemain
Tantangan lain yang harus dihadapi tim adalah kemampuan manajer atau pelatih untuk bisa memotivasi semangat dan antusiasme para pemain. Psikolog olahraga Jo Rumeser sebelumnya mengungkapkan, saat mengikuti kompetisi sepak bola, anak-anak harus mengikuti jadwal pertandingan yang padat sehingga memengaruhi energi dan sisi psikologis mereka.
Dalam kondisi demikian, tugas pelatih adalah menjaga motivasi pemain agar tetap menikmati permainan sepak bola. Pelatih harus membuat suasana latihan dan pertandingan sebagai sesuatu yang membahagiakan bagi anak-anak. ”Anak-anak harus memiliki motivasi untuk berlatih, bertanding, dan menang. Tugas pelatih adalah memfasilitasi bagaimana keinginan anak-anak dapat terwujud,” katanya.
Selain mengenai peraturan sepak bola, pelatihan teknik, dan peningkatan kualitas fisik, mendidik anak-anak usia 14 tahun harus menekankan nilai-nilai sportivitas. ”Nilai sportivitas
bisa diajarkan dengan contoh yang benar bagaimana cara
berhadapan dengan tim lawan, cara merebut bola, dan bertanggung jawab saat menerima hukuman atau kekalahan. Nilai-nilai ini yang sering terlupakan,” ujar Jo.
Cukup konsisten
Yang menarik, dari data yang diolah LabBola, institusi penyedia data dan statistik yang bekerja sama dengan Liga Kompas Gramedia U-14 Panasonic, diketahui penampilan tim secara keseluruhan pada putaran pertama cukup konsisten. Salah satu indikator yang menonjol adalah jumlah gol tiap pekan mencapai 20 gol sampai 26 gol.
Dari 15 pekan, jumlah gol terbanyak terjadi pada pekan keempat dengan total 31 gol. Adapun jumlah gol paling sedikit terjadi pada pekan ke-10 dengan 14 gol. Dari statistik data ini juga bisa dilihat, mayoritas gol terjadi pada menit ke-51 sampai menit ke-60. Sementara jumlah gol paling sedikit terjadi pada interval waktu laga, pada menit pertama sampai menit ke-10. Ini memperlihatkan ketatnya persaingan yang terjadi antartim. (OTW)