Konsistensi Mahmud Cahyono Berbuah Manis
JAKARTA, KOMPAS — Kemampuan bermain yang apik menginspirasi rekan satu tim, ditambah konsisten dalam penampilannya selama beberapa pekan terakhir membuat tim pemandu bakat Liga Kompas Gramedia U-14 Panasonic memilih bek Persigawa Jakarta, Mahmud Cahyono, sebagai pemain terbaik November 2014.
”Terus terang, (saya) kaget dengan hasil ini, apalagi bersaing dengan para pemain se-Jabodetabek. Nggak menyangka,” kata Mahmud saat ditemui seusai pertandingan pekan ke-18 LKG U-14 di Lapangan C, Senayan, Jakarta, Minggu (6/12).
Koordinator tim pemandu bakat LKG U-14 Hadi Rahmaddani menuturkan, ada beberapa hal yang membuat Mahmud akhirnya terpilih sebagai pemain terbaik.
”Ia memiliki kemampuan mengendalikan lini belakang, postur tubuh yang tinggi besar, dan beberapa kemampuan lain yang dibutuhkan seorang pemain belakang modern,” kata Hadi.
Bek modern, menurut dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Jakarta itu, tidak hanya menjaga wilayah pertahanannya dengan menyapu setiap bola yang datang. ”Tapi juga mampu mengamankan wilayah pertahanan dengan cantik dan memotong pergerakan bola yang dibawa lawan tanpa harus berbenturan keras,” kata Hadi.
Mahmud juga dinilai memiliki kemampuan heading atau menyundul yang apik. Tidak hanya menyapu bola yang mengarah ke gawang timnya, tetapi juga memberikan kesempatan bagi kawan-kawannya untuk menyusun kembali posisi mereka agar lebih siap menghadapi gempuran berikutnya.
Mahmud sendiri mengakui permainannya baru membaik setelah bergabung dengan klubnya saat ini, Persigawa Selatan. ”Dulu mungkin tipe permainan saya lebih pada menghalau bola dengan keras. Di sini, gaya permainan saya berubah, yakni menghalau bola dengan lebih aman,” kata pengagum Carlos Puyol, mantan kapten Barcelona FC ini.
Hariman Siregar, pelatih Persigawa, mengakui kontribusi Mahmud terhadap penampilan timnya. Selain bakat yang lebih, postur tinggi besar menjadi kelebihan Mahmud sebagai pemain belakang.
Mahmud, yang kini tengah menuntut ilmu di Sekolah Menengah Pertama Negeri 74 Jakarta Timur, berharap dirinya bisa tampil lebih konsisten untuk menjaga wilayah pertahanan timnya. Konsistensi diharapkan membantu mengangkat penampilan tim secara keseluruhan.
”Saya ingin membawa Persigawa ke posisi tiga besar atau bahkan dua besar di akhir musim ini,” kata Mahmud, yang juga kapten tim Persigawa.
Tak kesulitan
Keinginan untuk membawa Persigawa lebih baik ditunjukkan Mahmud dan kawan-kawan saat menghadapi Mutiara Cempaka, Jakarta.
Memiliki postur yang jauh lebih tinggi dan kemampuan individual yang lebih baik membuat Persigawa dengan mudah menerobos wilayah pertahanan Mutiara Cempaka. Variasi umpan-umpan pendek dan umpan lambung disertai terobosan memanfaatkan lebar lapangan membuat tim asuhan Hariman Siregar ini mampu membongkar pertahanan pasukan Mutiara Cempaka.
Hasilnya, lima gol tanpa balas diperoleh Mahmud dan kawan-kawan pada laga pekan ke-18 ini. Hasil ini menambah keyakinan mereka untuk bisa masuk ke posisi tiga besar di akhir musim kompetisi.
Pertandingan menarik lainnya terjadi saat tim anyar Remci Tangerang berhadapan dengan ASIOP Apacinti, Jakarta. Meski hanya berstatus sebagai pendatang baru, kemampuan tim asuhan Aep S Mulyana itu tidak bisa dipandang sebelah mata.
Kemampuan individual Ahmad Firmansyah, Ziaga Rimbun W, Chorneles Emaury, dan M Reski Bahtiar di lini tengah dan depan Remci mampu merepotkan barisan pertahanan ASIOP Apacinti. Namun, hingga babak pertama usai, belum ada satu gol pun dicetak kedua tim.
Kebuntuan baru terpecahkan pada menit ke-46 ketika Reski mampu mencetak gol ke gawang ASIOP Apacinti.
ASIOP yang memiliki kerja sama antarlini apik tak langsung menyerah. Satu menit menjelang pertandingan bubar, M Bagoes Salam Aryatama mampu menyamakan kedudukan menjadi 1-1 setelah ASIOP memperoleh tendangan bebas.
Hasil itu membuat peluang Remci untuk memetik tiga angka buyar. Meski demikian, Aep mengaku puas dengan permainan tim asuhannya.