Liga KG
Beranda / Berita / Berita Detail

Tim-tim Papan Atas Tancap Gas

Pemain SSB Cibinong Putra M Dhaffi Firdhaus (kanan) berebut bola dengan pemain Persigawa Mahmud Cahyono (kiri) dalam laga pekan ke-23 Liga Kompas Gramedia 2016 di Stadion C PSSI Senayan, Jakarta, Minggu (10/1). Kompas/Wawan H Prabowo (WAK) 10-01-2016

Pemain SSB Cibinong Putra M Dhaffi Firdhaus (kanan) berebut bola dengan pemain Persigawa Mahmud Cahyono (kiri) dalam laga pekan ke-23 Liga Kompas Gramedia 2016 di Stadion C PSSI Senayan, Jakarta, Minggu (10/1).
Kompas/Wawan H Prabowo (WAK)

JAKARTA, KOMPAS Tim-tim papan atas Liga Kompas Gramedia U-14 Panasonic tancap gas di pekan ke-23, Minggu (10/1), di Lapangan C, Senayan, Jakarta. Mereka tidak ingin kehilangan poin mengingat kompetisi usia dini tersebut tinggal menyisakan tujuh pekan.

Sekolah Sepak Bola (SSB) Kabomania semakin kokoh di puncak klasemen setelah memenangi derbi Bogor melawan SSB Junior (SSJ) Kota Bogor, tim yang penampilannya tengah meroket pada putaran kedua musim ini.

Kabomania unggul tipis, yaitu 2-1, berkat gol Muhammad Aji Bijaksana dan striker Lingga Winarno, mesin gol Kabomania yang telah mengoleksi 13 musim ini. SSJ Kota Bogor memperkecil ketertinggalannya lewat gol Muhammad Fiqri, menit ke-46.

Hasil laga itu memupus tren positif SSJ Kota Bogor yang pada putaran kedua LKG U-14 musim ini sempat tampil sempurna, tidak pernah kehilangan poin. ”Kami bersyukur bisa mengalahkan SSJ yang sebelumnya menyapu bersih laga di putaran kedua. Ini adalah kemenangan penting kami di pekan krusial,” ujar Pelatih Kabomania Haryanto Prasetyo.

Kabomania unggul empat poin dari ASIOP Apacinti yang menggilas tim Bogor lainnya, Mandiri Jaya Bogor, dengan skor 6-0. Persaingan di papan atas kian ketat mengingat tim peringkat ketiga dan keempat, yaitu Bina Taruna dan Villa 2000, menundukkan lawan-lawannya dengan skor serupa, yaitu 2-0.

Bagi Kabomania yang tertatih-tatih di awal putaran kedua, kemenangan atas SSJ Bogor kian mempertebal kepercayaan diri mereka untuk menjadi juara LKG U-14 musim 2015-2016. Padahal, jawara LKG U-14 musim 2011-2012 itu hanya mematok target bertahan alias tidak degradasi pada akhir musim ini. Pasalnya, postur tubuh rata-rata pemain tim ini kalah dibandingkan dengan tim-tim unggulan lain, seperti ASIOP Apacinti, Bina Taruna, dan Rajawali Muda.

”Kami lebih mengandalkan kolektivitas ketimbang bakat individu atau bintang. Kami rutin berlatih bersama dan para pemain hampir tak pernah absen. Dalam sepekan, mereka paling absen satu kali. Inilah yang membuat kami kompak (di lapangan),” ujar Haryanto.

Faktor kekompakan dan kerja sama tim juga yang membuat ASIOP Apacinti, juara LKG U-14 musim 2013, mampu mencukur Mandiri Jaya Bogor, 6-0. Tim yang rutin berlatih di kompleks Senayan itu tampil sebagai satu kesatuan, baik saat menyerang maupun bertahan.

Padahal, Pelatih ASIOP Apacinti Berry Sidik merotasi pemainnya dalam laga tersebut. Rotasi pemain adalah hal penting dalam kompetisi usia dini seperti LKG. Dengan rotasi, setiap anggota tim berkesempatan tampil di lapangan secara rutin sehingga jam terbang ikut bertambah.

”Skor besar tidak terlalu penting. Yang jauh lebih penting adalah anak-anak bisa menerjemahkan hasil latihan rutin. Kami sempat menjalani hasil buruk pada periode November-Desember karena tim tidak pernah komplet saat berlatih rutin. Entah karena ada ujian akhir sekolah atau alasan lain. Setelah pertengahan Desember lalu, kami kembali komplet,” tutur Berry yang menargetkan juara pada musim ini.

Meskipun sering kali diganggu hujan dua bulan terakhir, SSB asal Jakarta itu rutin berlatih di Lapangan A, Senayan. Ketika lapangan yang disewa khusus tersebut tidak dapat digunakan akibat tergenang air hujan, para pemain tetap berlatih di lapangan sintetis sewaan atau di kawasan lain di dekat Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK).

”Jika tim ini terkumpul, tidak ada alasan bagi kami untuk tidak berlatih meskipun hujan dan lapangan tidak bisa digunakan. Kami minimal berlatih tiga kali dalam seminggu. Ini penting untuk menjaga kondisi dan kekompakan,” tutur Berry.

Sementara itu, juara bertahan Rajawali Muda kian tertekan dan terbenam di papan tengah setelah takluk 1-2 dari Remci Tangerang. Rajawali turun satu peringkat, menjadi peringkat ke-10. Pada pekan lalu, mereka juga dipermalukan SSJ Kota Bogor 0-1.

Tekanan sebagai juara bertahan membuat salah satu ofisial tim ini tidak mampu menahan emosi dan sempat mendatangi meja panitia setelah salah seorang pemain Rajawali diusir wasit. (JON)

BERITA TERKAIT
Komentar
Berita Populer