Liga KG
Beranda / Berita / Berita Detail

Mendamba Lapangan Laik untuk Masa Depan Sepak Bola

Liga Kompas Gramedia 2016 - Pemain SSB Garuda Putra Bekasi M Fadillah Nugroho (kanan) berebut bola dengan pemain Oneway Semplak Barat M Fajar Ismail (kiri) dalam laga pekan ke-23 Liga Kompas Gramedia 2016 di Stadion C PSSI Senayan, Jakarta, Minggu (10/1). Kompas/Wawan H Prabowo (WAK) 10-01-2016

Liga Kompas Gramedia 2016 – Pemain SSB Garuda Putra Bekasi M Fadillah Nugroho (kanan) berebut bola dengan pemain Oneway Semplak Barat M Fajar Ismail (kiri) dalam laga pekan ke-23 Liga Kompas Gramedia 2016 di Stadion C PSSI Senayan, Jakarta, Minggu (10/1).
Kompas/Wawan H Prabowo (WAK)

Kontras dengan sunyinya Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), hiruk-pikuk terdengar di Lapangan C di Senayan, Jakarta. Lapangan yang berjarak tak jauh dari GBK dan menjadi tempat latihan tim nasional sepak bola U-19 itu kini menjadi kawah candradimuka ratusan pesepak bola belia dari berbagai penjuru Jabodetabek.

Ratusan remaja dari 16 tim peserta Liga Kompas Gramedia (LKG) U-14 Panasonic setiap Minggu rutin bertanding mengadu kemahiran mengolah bola di lapangan itu. Pekik mereka atau teriakan dukungan dari para orangtua sebagai pendukung setia masing-masing tim telah ”menghidupkan” kembali kawasan yang lebih dari setengah tahun terakhir seolah kehilangan ”ruh sepak bola” akibat vakumnya kompetisi sepak bola nasional.

Sejak musim 2015-2016, LKG menggunakan Lapangan C sebagai lokasi pertandingan. Sebelumnya, LKG digelar di Stadion Ciracas, Jakarta Timur. Selain dianggap representatif karena tepat berada di jantung ibu kota Jakarta, lapangan itu juga menyimpan gengsi. Di sanalah Evan Dimas dan pasukan ”Garuda Muda” pernah menempa diri sebelum menggenggam trofi Piala AFF (Konfederasi Sepak Bola Asia Tenggara) U-19 pada 2013.

Namun, seiring intensitas pemakaian yang tinggi, kualitas lapangan itu menurun. Setidaknya rumputnya mulai menipis. Meski begitu, kondisi Lapangan C masih jauh lebih baik ketimbang dua lapangan sepak bola di sebelahnya, yakni Lapangan A yang rutin digunakan Sekolah Sepak Bola (SSB) Asiop Apacinti. Lapangan itu mudah tergenang air jika hujan deras mengguyur.

”Kami sering kali terpaksa pindah latihan dengan menyewa Lapangan Hockey atau di Simprug jika hujan tiba,” tutur Berry Sidik, Pelatih Tim U-14 Asiop Apacinti.

Ada satu lagi lapangan yang sebetulnya aman dari ancaman genangan air hujan, yaitu Lapangan B. Namun, lapangan yang menjadi markas latihan sedikitnya tiga SSB lainnya itu nyaris tidak ditumbuhi rumput. Itu terjadi akibat tingginya penggunaan lapangan.

Minim perawatan

Tak ayal, Lapangan B tak jauh berbeda penampakannya dengan lapangan-lapangan di kampung. Padahal, setiap SSB atau pemakainya harus mengeluarkan Rp 605.000 (pada hari normal) atau Rp 660.000 (khusus Sabtu-Minggu) untuk menyewanya setiap dua jam.

”Saya berharap lapangan ini diganti sintetis saja biar lebih mudah merawat. Di Indonesia itu sebetulnya tersedia banyak lapangan sepak bola (rumput). Namun, kendalanya adalah perawatannya,” ujar Rochy Putiray yang rutin menyewa Lapangan B untuk SSB miliknya, yaitu Gelora Putra Senayan.

Rochy, mantan penyerang timnas Indonesia, prihatin dengan kondisi infrastruktur di Tanah Air, khususnya Senayan yang pernah menjadi kebanggaan Indonesia.

”Di Indonesia sebetulnya banyak bakat potensial. Namun, dengan kondisi fasilitas seperti ini, ya sulit (untuk berkembang). Lapangan yang bagus kebanyakan dimiliki swasta,” tuturnya kemudian.

Dengan demikian, jangan kaget ketika sejumlah tim mancanegara menolak berlatih di lapangan-lapangan di kawasan Senayan ketika bertanding di Jakarta. Hal itu salah satunya dilakukan timnas Korea Selatan U-23 pada Maret 2015.

Sulitnya mencari lapangan sepak bola umum yang laik dan terjangkau di Jabodetabek bahkan dikeluhkan para orangtua peserta LKG U-14. Dedi Yusuf, salah satu orangtua yang anaknya tergabung di SSB Asiop Apacinti, mengatakan, tidak lagi tersisa lapangan umum di tempat tinggalnya di Kampung Baru, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, saat ini. Lapangan yang dulu ada telah berubah menjadi permukiman.

Namun, kini ada kabar gembira. Pemerintah berencana merenovasi kawasan GBK, termasuk lapangan latihan di sekitarnya, untuk perhelatan Asian Games 2018. Renovasi itu menurut rencana mulai dilakukan pertengahan tahun ini. (JON)

BERITA TERKAIT
Komentar
Berita Populer