Liga KG
Beranda / Berita / Berita Detail

Gelisah Tim-tim Papan Bawah

Liga Kompas Gramedia - Pemain SSB Tunas Cipta Dhani Prakoso (kanan) menghalau bola yang diincar oleh pemain SSB Garuda Putra Bekasi Nurfajar Rizki Maarif (kiri) dalam kompetisi Liga Kompas Gramedia 2016 di Lapangan PSSI Senayan, Jakarta, Minggu (31/1). Kompas/Wawan H Prabowo (WAK) 31-01-2016

Liga Kompas Gramedia – Pemain SSB Tunas Cipta Dhani Prakoso (kanan) menghalau bola yang diincar oleh pemain SSB Garuda Putra Bekasi Nurfajar Rizki Maarif (kiri) dalam kompetisi Liga Kompas Gramedia 2016 di Lapangan PSSI Senayan, Jakarta, Minggu (31/1).
Kompas/Wawan H Prabowo (WAK)

”Jaga yang rapat. Jangan biarkan masuk ke kotak penalti,” teriak Dani Fauzan, Asisten Pelatih Mandiri Jaya Bogor, kepada pemainnya. Laga melawan Villa 2000 hari Minggu (31/1) di Lapangan C, Senayan, membuat Dani sangat gelisah. Timnya hanya datang dengan 10 pemain dan menghadapi salah satu tim terbaik di Liga Kompas Gramedia.

Berulang kali Dani meninggalkan kursinya memberi instruksi untuk bertahan total. Menahan imbang atau kalah dengan sedikit gol adalah tujuan tim yang menempati posisi ke-14 dari 16 tim itu.

Para pemainnya tidak hanya kalah dalam kerja sama tim dan stamina, tetapi juga kalah dalam jumlah. Jangankan membawa pemain cadangan, pemain inti pun masih kurang satu orang.

”Kami memiliki 25 pemain yang terdaftar dan semua sudah dihubungi untuk bermain. Namun, hanya 10 pemain yang datang,” kata Dani.

Menurut Dani, para pemainnya kehilangan motivasi setelah tim mereka berada di jurang degradasi. Di sisi lain, sebagian besar pemain sudah kelas III SMP dan mulai berkonsentrasi menyiapkan ujian sehingga meninggalkan latihan sepak bola.

”Tidak semua pemain berlatih rutin tiga kali seminggu sehingga kemampuan kerja sama tim dan stamina mereka tidak sama. Kami pasti terdegradasi, tetapi seharusnya semua berjuang sampai akhir musim,” kata Dani seusai laga yang berakhir dengan 1-0 untuk kemenangan Villa 2000.

Tunas Cipta

Kegelisahan yang sama dialami Zulhandikar, Pelatih Tunas Cipta. Timnya tidak pernah mendaftarkan 18 pemain pada setiap laga, seperti yang dipersyaratkan pengelola LKG. Hal itu membuat tim di dasar klasemen itu selalu mendapat pengurangan satu poin tiap pekan.

Menurut Zulhandikar, konflik dalam manajemen SSB Tunas Cipta membuat timnya yang semula terdiri atas 25 pemain berkurang jadi tiga pemain saja.

”Anak-anak siap. Namun, kasihan mereka jadi tidak bisa ikut kompetisi. Jangan salahkan anak-anak,” ujar Zulhandikar.

Untuk menutupi kekurangan pemain, Zulhandikar merekrut anak-anak ekstrakurikuler sepak bola di sekitar markas SSB Tunas Cipta di Kelapa Dua, Tangerang. Namun, kualitas dari pemain itu tidak seperti pemain yang dibina Tunas Cipta sejak awal. Para pemain baru itu juga tak dapat diwajibkan mengikuti latihan empat kali seminggu.

”Meskipun pasti degradasi, kami akan fokus membina 80 pemain untuk mengikuti play off lagi musim 2017-2018,” kata Zulhandikar. (ECA/C11)

BERITA TERKAIT
Komentar
Berita Populer