Liga KG
Beranda / Berita / Berita Detail

SSB ASIOP Apacinti Raih Gelar Ke-4

Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi disaksikan CEO Kompas Gramedia Lilik Oetama, Pemimpin Redaksi Harian Kompas Budiman Tanuredjo dan perwakilan dari pihak sponsor menyerahkan piala Liga Kompas Gramedia U-14 Panasonic kepada SSB Asiop Apacinti yang berhasil menjadi juara musim 2015-2016 di lapangan C, Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (28/2). Juara kedua dan ketiga diraih SSB Kabomania dan SSB Villa 2000. Kompas/Priyombodo (PRI) 28-02-2016

Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi disaksikan CEO Kompas Gramedia Lilik Oetama, Pemimpin Redaksi Harian Kompas Budiman Tanuredjo dan perwakilan dari pihak sponsor menyerahkan piala Liga Kompas Gramedia U-14 Panasonic kepada SSB Asiop Apacinti yang berhasil menjadi juara musim 2015-2016 di lapangan C, Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (28/2). Juara kedua dan ketiga diraih SSB Kabomania dan SSB Villa 2000.
Kompas/Priyombodo (PRI)

Jakarta, kompas Gempita suara pendukung Sekolah Sepak Bola Kabomania yang menggema di Lapangan C Kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, Minggu (28/2), pupus seketika saat penyerang SSB Villa 2000, Charalambos Elias Eliot Agung, mengoyak gawang tim asal Bogor itu, menit ke-56. Gol itu membuat skor imbang, 2-2. Waktu tersisa pun tak cukup bagi Muhammad Aji Bijaksana dan kawan-kawan untuk mengemas gol tambahan bagi Kabomania.

Hasil seri 2-2 hingga peluit akhir berbunyi membuat Lingga Winarno, pencetak gol pertama Kabomania pada laga itu, tak kuasa menahan tangis. Tambahan satu poin dari laga itu tak cukup untuk mengantar Lingga, Aji dan anak-anak Kabomania meraih mahkota Liga Kompas Gramedia musim 2016.

Sebaliknya, hasil imbang itu membawa kegembiraan tersendiri bagi ASIOP Apacinti. ASIOP Apacinti, yang sekitar satu jam sebelumnya memenangi laga terakhir mereka atas SSB Cibinong Putra, 2-0, dipastikan menjadi kampiun Liga Kompas Gramedia untuk ke-4 kalinya setelah Kabomania hanya bermain imbang dengan Villa 2000.

Kegembiraan pun terpancar dari wajah anak-anak ASIOP Apacinti dan para pelatihnya. ”Lega. Saya enggak berani melihat ke lapangan langsung sebelum hasil ini keluar,” kata Barry Sidik, pelatih SSB ASIOP Apacinti.

SSB Kabomania dan SSP ASIOP Apacinti menyelesaikan 30 pekan laga LKG U-14 musim 2016 dengan total nilai yang sama, yaitu 69. Namun, ASIOP menggenapi gelar mereka menjadi empat, yaitu tahun 2010, 2011, 2013, dan 2016, karena mereka memiliki jumlah selisih gol yang lebih baik, yaitu 72. Sementara jumlah selisih gol SSB Kabomania adalah 54, tak cukup untuk membuat tim ini meraih gelar juara.

Aji, Kapten SSB Kabomania, mengaku sedih dengan hasil tersebut. Apalagi kemenangan sudah di depan mata.

Akan tetapi, dia tidak mau terlalu lama bersedih. ”Saya berharap teman-teman bisa belajar dari hasil ini dan meraih hasil yang lebih baik lagi pada masa yang akan datang,” katanya.

Haryanto Prasetyo, pelatih SSB Kabomania, yang akrab disapa Tommy, mengatakan, Aji dan kawan-kawan sudah bermain bagus di laga itu. Dia mengakui, hasil di beberapa laga sebelumnya yang membuat gelar juara itu akhirnya lepas dari genggaman mereka. ”Ada beberapa poin yang hilang, termasuk ketika menghadapi Pelita Jaya dan Remci. Ada juga pengurangan poin. Namun, hal itu menjadi pelajaran bagi kami,” katanya.

Pembuktian pembinaan

Laga Minggu (28/2) merupakan laga terakhir Liga Kompas Gramedia U-14 musim 2016. Dibandingkan musim-musim sebelumnya, penentuan juara hingga pertandingan terakhir menjadi salah satu indikator keberhasilan pembinaan dalam liga ini.

Pemimpin Redaksi Kompas, Budiman Tanuredjo mengatakan, LKG U-14 yang dimulai sejak enam tahun lalu, memang bertujuan meningkatkan prestasi sepak bola Tanah Air. ”Banyak orang mengecam, mengkritik, kondisi sepak bola Tanah Air. Ini adalah bukti kami (Kompas) tidak hanya menyalahkan kondisi olahraga dan sepak bola, tetapi kami melakukan sesuatu untuk memperbaiki kondisi dengan menggelar pertandingan sepak bola untuk usia dini,” ujarnya.

Budiman menambahkan, prestasi sepak bola tidak akan mencapai hasil maksimal tanpa adanya kompetisi yang berkesinambungan.

Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi berjanji akan menyusun program agar kompetisi sepak bola tidak berhenti pada usia 14 tahun, yang telah diprakarsai Kompas dan didukung sponsor. ”Pemerintah merencanakan ada operator yang melaksanakan liga mulai dari usia 10 tahun. Setelah itu ada pertandingan untuk usia 14, 16, dan 18 tahun sehingga ada kompetisi yang berjenjang,” ujarnya.

Pada saat yang sama, panitia juga mengumumkan 24 nama pemain yang masuk dalam tim LKG U-14 untuk Gothia Cup tahun ini. (MHD/DNA)

BERITA TERKAIT
Komentar
Berita Populer