Komunikasi Antar-pemain Sudah Terjalin
JAKARTA, KOMPAS — Membangun sebuah tim yang diproyeksi untuk mengikuti turnamen besar adalah tantangan yang tidak mudah. Banyak faktor yang harus dipersiapkan, salah satunya membangun komunikasi antar-pemain.
Hal itu diyakini Saut Lumban Tobing, pelatih yang dipercaya menangani tim seleksi Liga Kompas Gramedia U-14 untuk Piala Gothia di Swedia, Juli 2016. ”Bagaimana strategi atau taktik bisa diterapkan kalau komunikasi antar-pemain tidak terjalin dengan baik. Supaya komunikasi lancar, tentu semua pemain harus saling kenal. Tahapan inilah yang sedang kami lakukan dalam tiga latihan pada pekan pertama,” kata Saut.
Menurut Saut, sepintas ini seperti pekerjaan yang ringan. Namun, faktanya dia harus ekstra sabar untuk menghadapi tingkah polah anak-anak yang usianya masih di bawah 15 tahun. ”Mereka maunya langsung main. Apalagi kalau sudah pegang bola. Padahal, setiap latihan itu ada tahapannya,” ujar Saut lagi.
Metode sebut nama
Pelatih asal SSB Bina Taruna ini punya metode jitu untuk membangun komunikasi tim. Dia selalu meminta setiap pemain untuk menyebut nama rekannya jika ingin meminta atau mengumpan bola dalam permainan lempar bola dan umpan pendek dari kaki ke kaki.
Setiap pemain yang lupa nama pemain lainnya akan langsung dihukum push-up. Metode ini selalu diulang di setiap awal latihan dalam pekan pertama. ”Sekarang, komunikasi antar-pemain sudah baik. Meski berasal dari SSB yang berbeda, kini mereka sudah menyatu dalam tim. Tahapan latihan selanjutnya kita akan lebih kepada teknik, taktik, dan strategi permainan,” kata Saut, eks pemain Krama Yudha Tiga Berlian, salah satu klub Galatama.
Dari 24 pemain yang telah menjalani latihan, nantinya jumlah pemain akan diciutkan lagi menjadi 18. Pada Piala Gothia, tim seleksi Liga Kompas Gramedia akan bersaing dengan tim-tim lain asal Eropa, sesama Asia, Amerika, dan Afrika.