Liga KG
Beranda / Berita / Berita Detail

Makan, Tidur, dan Berendam Es Bareng-bareng

Para pemain tim LKG-SKF Indonesia berendam air es seusai menjalani sesi latihan sore. Berendam es menjadi salah satu terapi untuk membantu memulihkan kondisi badan setelah menjalani latihan. Kompas/Gatot Widakdo (OTW) 12-07-2016

Para pemain tim LKG-SKF Indonesia berendam air es seusai menjalani sesi latihan sore. Berendam es menjadi salah satu terapi untuk membantu memulihkan kondisi badan setelah menjalani latihan.
Kompas/Gatot Widakdo (OTW)

Om, di Swedia ada nasi kan? Gak kenyang, Om, kalau gak pakai nasi!” Pertanyaan Hanif At Tharig Furqon diiyakan kawan-kawannya. Sementara Saut Tobing, sang pelatih, hanya geleng-geleng sambil tersenyum. ”Sudah jangan cuma mikir makan, di sana fokus saja pada latihan dan pertandingan. Makanan ada yang atur,” kata Saut.

Para pemain Liga Kompas Gramedia (LKG)-SKF Indonesia, pelatih dan ofisial tim kemudian melanjutkan santap makan malam. Suasana makan malam cukup santai karena para pemain terus bercanda.

Sudah sejak Minggu (10/7), tim LKG-SKF Indonesia menjalani pemusatan latihan di Maleber Olympic Centre yang berada di daerah dataran tinggi, Pacet, Cianjur, Jawa Barat. Pemusatan latihan ini digelar sebagai persiapan menuju turnamen Piala Gothia di Swedia pada 17-23 Juli 2016. Dengan ketinggian 1.200 meter, berhawa sejuk dan cenderung dingin, tempat ini sangat cocok untuk proses aklimatisasi dan adaptasi pemain.

Meski selama pemusatan latihan para pemain digembleng latihan fisik dan teknik, tak ada yang mengeluh. Mereka justru menikmati kebersamaan dan kekompakan. Sejak awal, pemusatan latihan dirancang demi soliditas tim. Karena itu, mereka ditempatkan serumah dengan empat kamar. Tiap kamar diisi empat sampai enam pemain.

Sebelum tidur, gawai para pemain dikumpulkan oleh pelatih dan asistennya. Para pemain harus sudah tidur sebelum pukul 22.00 dan harus sudah siap berlatih pukul 06.00. Latihan digelar dua kali, yakni pagi hari pukul 07.00-09.00 dan sore hari pukul 16.00-18.00. ”Kami ingin menerapkan kedisiplinan kepada pemain. Ini penting agar mereka juga bisa latihan tepat waktu, dan fokus. Mereka juga harus belajar mandiri,” kata Saut.

Setiap selesai latihan, para pemain juga berendam air es, yang dibagi dalam tiga kelompok. Setiap kelompok enam pemain. ”Berendam air es ini merupakan terapi untuk memulihkan stamina mereka setelah latihan. Terapi ini metode lama, tetapi cukup efektif untuk memulihkan kondisi otot yang kencang,” kata asisten pelatih tim LKG-SKF, Aditya Prameswara Ardhi.

Pada sela-sela sesi latihan, selain istirahat, para pemain juga mendapatkan tambahan wawasan dan pengalaman seputar Piala Gothia. Mereka bisa melihat langsung dari rekaman video serta cerita dari mantan pelatih dan manajer yang pernah membawa tim LKG-SKF di Piala Gothia sebelumnya. ”Setidaknya kami mendapat gambaran tentang turnamen dan calon lawan. Kami pun bertambah semangat melihat suasana pembukaan dan pertandingannya,” kata M Adji Bijaksana, pemain asal SSB Kabomania Bogor.

Untuk menambah motivasi, para pemain juga mendapat cerita perjalanan karier Indriyanto Nugroho. Mantan pemain Primavera dan tim nasional ini juga pelatih tim LKG-SKF di Piala Gothia musim lalu. Pemain terkesima saat mendengarkan cerita Indri berseragam timnas.

”Kalian juga bisa seperti saya, bahkan lebih. Kuncinya disiplin dan kerja keras. Kalian tidak hanya bangga pada diri sendiri, tetapi juga memberi kebanggaan kepada orangtua, pelatih, dan bangsa, ketika berseragam tim nasional,” kata Indri. (OTW)

BERITA TERKAIT
Komentar
Berita Populer