Terombang-ambing Upaya Kudeta di Turki
Di tengah kegelapan langit pada ketinggian 10.668 meter dari permukaan laut, sekitar pukul 01.00, Sabtu (16/7) dini hari, atau tiga jam sebelum pesawat Boeing 777 Turkish Airlines yang ditumpangi tim Liga Kompas Gramedia-SKF seharusnya mendarat di Istanbul, Turki, tiba-tiba datang kabar mengejutkan. Pesawat dari Jakarta ke Istanbul itu dialihkan ke Antalya, kota resor di tepi Laut Tengah.
Penumpang pun terkaget-kaget. Tidak ada pengumuman jelas dari awak pesawat mengenai alasan pengalihan itu. Hanya disebutkan alasan teknis. Sebagian penumpang pun sibuk berusaha mencari informasi.
Ada yang bertanya kepada awak kabin, ada yang mencari di sistem hiburan pesawat yang di antaranya menghadirkan menu live news. ”Tadi saya baca di informasi breaking news BBC, ada kudeta di Turki. Pesawat tidak bisa mendarat di Istanbul, dialihkan ke Antalya,” kata Nyoman, anggota ofisial tim LKG-SKF Indonesia, yang akan tampil pada Piala Gothia di Gothenburg, Swedia, 17-23 Juli ini.
Saat mendarat di bandar udara Antalya, pesawat tertahan di landas pacu sekitar 1 jam sebelum penumpang diizinkan turun menuju terminal. Tak terlihat ada suasana kudeta, tak ada penjagaan tentara atau polisi bersenjata di bandara. Namun, sangat terasa kalau suasana tidak normal. Para petugas bandara tidak bisa menjelaskan situasi yang ada, apalagi soal penerbangan ke kota tujuan.
Sejumlah penumpang sibuk mencari informasi apa yang sebenarnya terjadi di Turki. Namun, bertanya kepada petugas di bandara tidak banyak membantu. Mereka juga terlihat kebingungan dengan situasi yang terjadi.
Tak ada yang bisa dilakukan penumpang selain pasrah. ”Kami mau terbang lanjutan ke Roma. Belum tahu bagaimana nanti,” kata seorang penumpang asal Indonesia.
Menteri Luar Negeri Indonesia Retno LP Marsudi yang menghubungi Kompas dan sejumlah warga negara Indonesia lain yang terjebak di Turki meminta agar tetap tenang.
Para penumpang pun hanya bisa pasrah menunggu di terminal. Sebagian duduk di bangku, sementara yang tidak kebagian tempat duduk lesehan atau tidur-tiduran di lantai terminal. Hingga tengah hari, belum ada keterangan dari petugas di bandara mengenai situasi yang terjadi.
Pada pukul 16.40 waktu setempat, atau 12 jam
terkatung-katung di bandara, rombongan tim LKG-SKF diantar menginap di hotel di Antalya. Namun, hingga semalam, belum ada kejelasan kapan bisa melanjutkan penerbangan ke Swedia.