Liga KG
Beranda / Berita / Berita Detail

Buah Manis dari Kerja Keras dan Kompetisi

IMG-20160724-WA0006Kesuksesan ASIOP Apacinti menjuarai turnamen Piala Gothia kategori B15 (Boys 15) di Gothenburg, Swedia, Sabtu (23/7), membuahkan kebanggaan untuk Indonesia. Bendera Merah Putih berkibar dengan gagah dan semua anggota tim larut dalam sukacita dan kebahagiaan.

Prestasi ASIOP tidak terjadi secara instan. Semua ini disiapkan bertahap dan melalui kerja keras lewat pematangan di kompetisi. Manajer tim yang juga Direktur ASIOP Apacinti Ade Prima Syarif menyatakan, setelah menyelesaikan dan menjuarai kompetisi Liga Kompas Gramedia (LKG)-Panasonic U-14 musim 2015-2016, timnya langsung menggelar persiapan menuju Piala Gothia.

Dalam waktu sekitar tiga bulan, tim berlatih secara intensif setiap pekan. Tim juga sempat menjalani proses adaptasi di Oslo, Norwegia, sebelum bertolak ke Gothenburg.

Pelatih ASIOP Barry Sidik menambahkan, kesuksesan timnya buah pematangan di kompetisi LKG U-14. Saat tampil di Piala Gothia, anak-anaknya sudah sangat percaya diri. ”Mereka kian percaya diri saat sukses mengalahkan wakil Bulgaria, lalu J-League Junior dari Jepang di semifinal. Saya tinggal menyuntikkan motivasi. Saya katakan, kalian akan membuat sejarah sekaligus mengharumkan nama bangsa dan negara serta orangtua,” tutur Barry.

Wakil Indonesia pertama kali berpartisipasi di Piala Gothia pada tahun 2010. Kesuksesan ASIOP menjadi juara adalah prestasi tertinggi. Sebelumnya tim LKG-SKF pernah menjadi runner-up di kategori B14 (Boys 14) pada 2013. Ketika itu, tim LKG-SKF yang menggunakan nama ASIOP Apacinti SKF Indonesia kalah adu penalti dari tim asal Slovenia, NK Krsko.

Wartawan Kompas, Prasetyo Eko Prihananto, dari Gothenburg, melaporkan, Piala Gothia sering diklaim sebagai ”Piala Dunia” sepak bola untuk anak usia dini ini. Turnamen ini dimulai sejak 1975. Tahun ini diikuti ribuan tim dari 80 negara.

Seperti disebutkan situs resmi Piala Gothia, pada awalnya, turnamen ini hanya diikuti 275 tim, bermain di 16 lapangan, digelar dua klub sepak bola lokal, BK Hacken dan Gais, bersama koran Arbetet. Sejak 1981, Gais pergi hingga hanya BK Hacken yang menyelenggarakan. Nama Gothia diberikan Bengt Bjerned dari Gais. Gothia adalah nama Latin dan area Gothenburg berada.

Tiada batasan jumlah tim dari satu negara. Dari Indonesia, tahun ini enam tim berpartisipasi. Selain ASIOP Apacinti, juga tampil tim LKG-SKF Indonesia dan Asifa di kelompok B15. Pemain tim LKG-SKF dipilih dari peserta LKG U-14.

Sementara tim-tim lain adalah Topskor Indonesia (B13), Garuda Keadilan (B16), dan Asifa (B14). Prestasi tim asal Indonesia musim ini terbilang bagus.. Topskor menjadi runner-up di B13.

Turnamen ini diselenggarakan di Gothenburg, kota terbesar kedua di Swedia, berpenduduk sekitar 549.000 jiwa. Kota ini memiliki ratusan lapangan sepak bola, baik rumput alam maupun rumput sintetis. Sangat jauh jika dibandingkan dengan infrastruktur di Jakarta, atau Indonesia umumnya.

Profesionalisme penyelenggaraan Piala Gothia ini terlihat dari rapinya penyelenggaraan. Di kawasan Heden, pusat kegiatan Gothia Cup, sponsor seperti Coca Cola, Nintendo, Intersport, dan sejumlah perusahaan besar lain memasang booth-nya.

Banyak pemain internasional yang pernah tampil di Piala Gothia. Sejumlah pemain yang pernah memenangi Piala Gothia bersama timnya juga bermain di Piala Dunia, seperti Xabi Alonso (Spanyol), Emmanuel Adebayor (Togo), Ze Roberto (Brasil), Jose Montiel (Paraguay), serta Kim Kallstrom dan Teddy Lucic (Swedia). Juga ada pemain internasional lain pernah ikut Gothia Cup, seperti Kieron Dyer dan Kevin Phillips dari Inggris.

Dari perspektif anak-anak, turnamen ini menjadi pengalaman luar biasa. Di sini mereka tak hanya bermain sepak bola dan mengejar prestasi, tetapi juga belajar bergaul dengan anak-anak lain dari belahan bumi lain. (ADP/OTW)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BERITA TERKAIT
Komentar
Berita Populer