Liga KG
Beranda / Berita / Berita Detail

Kabomania dan ASIOP Pertajam Lini Depan

Para pemain Sekolah Sepak Bola Kabomania berlatih di Lapangan Denpom Kostrad, Bogor, Kamis (11/8), untuk mempersiapkan diri menghadapi pertandingan kedua Liga Kompas Gramedia Panasonic U-14. Pada laga pekan ini, Kabomania akan menghadapi tim promosi Jakarta Football Academy. Areta Arlizar (C01) 11-08-2016

Para pemain Sekolah Sepak Bola Kabomania berlatih di Lapangan Denpom Kostrad, Bogor, Kamis (11/8), untuk mempersiapkan diri menghadapi pertandingan kedua Liga Kompas Gramedia Panasonic U-14. Pada laga pekan ini, Kabomania akan menghadapi tim promosi Jakarta Football Academy.
Areta Arlizar (C01)

Tumpulnya lini depan menjadi sorotan sejumlah pelatih sekolah sepak bola peserta Liga Kompas Gramedia Panasonic U-14. Untuk persiapan laga pada Minggu (14/8), Kabomania dan ASIOP Apacinti terus mengasah ketajaman lini depan mereka.

Kabomania musim ini ditangani pelatih Doddy Sahetapy. Pada laga pertama LKG Panasonic U-14 pekan lalu, Minggu (7/8), Kabomania kalah dengan skor 0-2 dari Buperta Cibubur.

Menurut Doddy, para pemain berulang kali menembus pertahanan Buperta, tetapi kerap melakukan kesalahan dalam penyelesaian akhir. Setidaknya ada delapan peluang gol yang akhirnya terbuang. ”Kami cukup baik dalam menyerang, tetapi finishing (penyelesaian) masih buruk,” ujar Doddy seusai pertandingan, pekan lalu.

Untuk itu, dalam latihan pekan ini, para pemain Kabomania berkonsentrasi melatih taktik menyerang. ”Materi latihan kali ini adalah possession (penguasaan bola) di daerah lawan. Bagaimana caranya mereka tidak kehilangan bola ketika menyerang,” kata Doddy ketika ditemui sebelum latihan di Lapangan Denpom Kostrad, Sukaraja, Bogor, Kamis (11/8).

Para pemain menyebar di seluruh lapangan untuk berlatih umpan-umpan mendatar jarak pendek, menengah, dan panjang, lalu dilanjutkan dengan latihan umpan lambung. Setelah itu, Doddy membagi mereka menjadi dua tim yang bertugas menyerang dan bertahan.

Dalam simulasi tanding itu, Doddy berulang kali memberikan instruksi khusus kepada para penyerang. Sesekali, ia mengintervensi permainan tatkala pemain melakukan kesalahan. Mereka yang melakukan kesalahan dihukum push up 10 kali.

Kurang konsentrasi

Upaya memperbaiki penyerangan juga dilakukan ASIOP Apacinti yang pekan lalu menang 3-1 atas Jakarta Football Academy. Pelatih ASIOP, Agus Gustira, menilai timnya masih kurang konsentrasi sehingga banyak membuang peluang gol.

”Untuk persiapan menghadapi laga pada pekan ini, kami memperbaiki segala kekurangan yang muncul di pertandingan melawan JFA,” kata Agus, Jumat (12/8). Titik fokus latihan ada pada lini depan yang dinilai belum tajam. Ia menilai penyelesaian akhir masih tergesa-gesa.

Konsentrasi pemain pun berkurang pada menit-menit akhir pertandingan. Akibatnya, ASIOP yang telah unggul 3-0 kebobolan satu gol lima menit sebelum pertandingan berakhir. ”Ini harus diperbaiki. Jangan merasa unggul, kemudian hilang konsentrasi,” ucap Agus.

Dalam latihan pekan ini, Selasa (9/8) dan Kamis (11/8), para pemain ASIOP ditekankan untuk memperbaiki kesalahan mereka. Selain simulasi menyerang, pemain dilatih untuk memperbaiki teknik mengoper bola. Sebab, Agus menilai, bola umpan para pemain masih lemah.

ASIOP Apacinti biasa berlatih tiga kali sepekan di Lapangan A Senayan, Jakarta Pusat, dengan durasi latihan 1,5 jam. Namun, pekan ini, pemain hanya berlatih pada Selasa dan Kamis. ”Untuk latihan hari Jumat, saya liburkan untuk menjaga stamina pemain,” ujar Agus. Jeda ini pun penting bagi pemain usia dini agar mereka tidak jenuh.

Sementara itu, latihan Kabomania berlangsung enam kali sepekan dengan durasi 1,5 jam. Sesi latihan dimulai pukul 15.00, sepulang sekolah.

Pembentukan karakter

Untuk memperbaiki mental dan konsentrasi pemain, Agus menyatakan, perlu latihan jangka panjang. Menurut Agus, pembinaan pemain usia dini tidak hanya difokuskan ke teknik, tetapi juga ke karakter.

”Pelatihan tidak bisa instan. Sebab, fokus pembinaan U-14 adalah dalam pembentukan karakter pemain,” katanya. Ia berpendapat, pembentukan karakter pemain di bawah usia 14 tergolong krusial karena ini usia transisi sebelum menjadi pemain dewasa.

Untuk itu, dalam latihan, ia tak mau mendikte pemain. Agus membebaskan pemainnya untuk berkreasi dan mengeksplorasi bakat. Meski demikian, pemain harus bertanggung jawab dalam bermain.

Sementara itu, Doddy menekankan pentingnya repetisi atau pengulangan dalam latihan. Maka, latihan Kabomania digelar dengan jadwal yang cukup padat, dengan hanya sekali libur dalam sepekan. ”Dari pengulangan terus-menerus, kita bisa melihat perkembangan permainan,” katanya.

Dalam latihan pekan ini, ia melihat peningkatan kemampuan dalam penyelesaian akhir. ”Ada peningkatan dalam melepas tembakan dan juga crossing (umpan silang). Namun, jika itu tidak dilatih berulang-ulang, pemain cenderung cepat lupa,” ucap Doddy.

Pada laga Minggu (14/8), ASIOP Apacinti akan menghadapi Villa 2000, sementara Kabomania akan berhadapan dengan Jakarta Football Academy. Pertandingan dimulai pukul 06.30 di Lapangan Bhayangkara Mabes Polri, Jakarta Selatan. (C01)

BERITA TERKAIT
Komentar
Berita Populer