Liga KG
Beranda / Berita / Berita Detail

Kompetisi Ketat Mematangkan Para Pemain

Pemain SSB Bina Taruna Zidane Pramudya Affandi (kanan) berusaha merebut bola dari penguasaan pemain SSB Rajawali Muda Aldo Agustian dalam lanjutan Liga Kompas Gramedia U-14 Panasonic di Lapangan Mabes Polri, Jakarta, Minggu (18/9). Kedua tim berman imbang 1-1. Kompas/Hendra A Setyawan (HAS) 18-09-2016

Pemain SSB Bina Taruna Zidane Pramudya Affandi (kanan) berusaha merebut bola dari penguasaan pemain SSB Rajawali Muda Aldo Agustian dalam lanjutan Liga Kompas Gramedia U-14 Panasonic di Lapangan Mabes Polri, Jakarta, Minggu (18/9). Kedua tim berman imbang 1-1.
Kompas/Hendra A Setyawan (HAS)

Kompetisi Liga Kompas Gramedia Panasonic U-14 baru memasuki pekan keenam. Meski demikian, 16 tim peserta telah menunjukkan semangat kompetisi yang kuat. Dari enam laga yang sudah dimainkan, tak ada satu tim pun yang mencatat hasil sempurna.

Kemenangan beruntun juara bertahan ASIOP Apacinti akhirnya terhenti saat menghadapi tim Garuda Putra Bekasi di lapangan Mabes Polri, Minggu (18/9). Maulana Malik Akbar dan kawan-kawan harus puas bermain imbang 0-0.

Bina Taruna, yang sementara ini memimpin klasemen, untuk kedua kalinya bermain imbang. Tim polesan Pelatih Bonni Safrudin Wijaya ini ditahan imbang Rajawali Muda 1-1.

Kabomania juga tak bisa meraih kemenangan. Tim yang kini diambil alih Pelatih Indriyanto Nugroho ini bermain imbang 1-1 melawan Remci Tangerang. Kabomania yang merupakan tim runner-up musim lalu bahkan nyaris kalah. Muhammad Ilham dan kawan-kawan sempat tertinggal 0-1 sebelum menyamakan kedudukan pada menit terakhir lewat sundulan Ilham.

Manajer Kabomania Imam Prasodjo mengakui perjuangan timnya musim ini tak semudah tahun lalu. Kabomania saat ini tertahan di peringkat ke-12 setelah hanya mampu menang sekali, tiga kali imbang, dan dua kali kalah. ”Kekuatan tim sekarang jauh lebih merata. Mereka sudah menyiapkan tim dengan bagus,” kata Imam.

Mantan pemain nasional yang juga merupakan pemandu bakat di Kompetisi Liga KG Panasonic U-14, Dede Sulaeman, menilai, setiap pekan level permainan semua tim mengalami peningkatan. Hasil imbang di beberapa laga menunjukkan ketatnya persaingan. ”Buat pemain dan tim, tentu ini bagus. Kompetisi yang ketat akan mematangkan mereka,” kata Dede.

Menurut Dede, sukses ASIOP Apacinti menjadi juara di Piala Gothia Juli lalu juga merupakan buah dari kompetisi yang ketat. Para pemain sudah matang sehingga ketika tampil lagi di turnamen berikutnya mental mereka sudah siap.

Lebih jauh Dede juga mengharapkan pembinaan sepak bola nasional seharusnya mengedepankan kualitas kompetisi. Dicontohkan, jika tim nasional U-19 Indonesia yang tampil pada Piala AFF di Vietnam berasal dari pemain yang matang di kompetisi, maka hasilnya tidak akan seburuk itu. (OTW)

BERITA TERKAIT
Komentar
Berita Populer