Liga KG
Beranda / Berita / Berita Detail

Kejutan Persigawa, Pemuncak Klasemen Berganti

Liga Kompas Gramedia 2016- Pemain SSB Ricky Yacobi Naufal Nuryadin (tengah) berupaya melewati para pemain dari SSB Remci Tangerang dalam pertandingan Liga Kompas Gramedia Panasonic U-14 di Lapangan Bhayangkara Mabes Polri, Jakarta Selatan, Minggu (30/10). SSB Remci Tangerang menang 1-0 atas SSB Ricky Yacobi. Kompas/Wawan H Prabowo (WAK) 30-10-2016

Liga Kompas Gramedia 2016- Pemain SSB Ricky Yacobi Naufal Nuryadin (tengah) berupaya melewati para pemain dari SSB Remci Tangerang dalam pertandingan Liga Kompas Gramedia Panasonic U-14 di Lapangan Bhayangkara Mabes Polri, Jakarta Selatan, Minggu (30/10). SSB Remci Tangerang menang 1-0 atas SSB Ricky Yacobi.
Kompas/Wawan H Prabowo (WAK)

JAKARTA, KOMPAS Kejutan tercipta pada pekan ke-12 Liga Kompas Gramedia Panasonic U-14, Minggu (30/10). Bina Taruna, pemuncak klasemen sejak pekan pertama, ditaklukkan tim papan bawah, Persigawa, 0-1.

Bermain di Lapangan Markas Besar Polri di Jakarta, anak-anak Persigawa seolah tidak gentar dengan Bina Taruna, tim yang sempat dominan dan sebelumnya tidak terkalahkan di musim ini.

Gol pemain Persigawa, M Elhaji Aziz, pada menit ke-13 merusak rekor mengilap Bina Taruna. Sekolah sepak bola (SSB) asal Jakarta Timur itu pun harus tergusur dari puncak klasemen.

ASIOP Apacinti, juara bertahan LKG Panasonic U-14, mengambil alih puncak klasemen seusai mengalahkan Rajawali Muda, 4-0, di tempat yang sama. ASIOP kini mengumpulkan 27 poin dari 11 laga. Mereka unggul dua poin atas Bina Taruna.

Bonni Wijaya, pelatih Bina Taruna, mengatakan, kekalahan itu merupakan ”bayaran” mahal dari keputusan membongkar tim. Tidak seperti biasanya, Bina Taruna melakukan rotasi besar-besaran, hingga tujuh pemain.

Bina Taruna tampil tanpa pemain inti seperti Zidane Affandi, Ilham Mufada, dan Bagas Prakoso sejak menit pertama. Lalu, salah satu striker utama mereka, Zico Armando, absen karena tengah berada di Singapura.

Tak ayal, Bina Taruna bermain kurang kompak. Mereka juga sering kehilangan konsentrasi pada laga itu. ”Biasanya, saya hanya merotasi dua atau tiga pemain (di tim inti). Namun, kali ini tujuh sekaligus karena ada sebagian pemain (angkatan 2003) baru saja bermain di Liga Topskor U-13,” tutur Bonni.

Ia mengatakan, kekalahan itu menjadi pelajaran penting untuk timnya. Apalagi, Bina Taruna tidak lagi bisa menang pada tiga pekan terakhir ini. Sebelumnya mereka ditahan imbang ASIOP (skor 3-3) dan Villa 2000 (1-1).

”Semestinya saya berani menyisipkan (merotasi pemain inti) pada pekan-pekan sebelumnya agar lebih terbiasa. Namun, kami tetap semangat dan akan bangkit,” ujar Bonni.

Bagi Persigawa, kemenangan itu mengangkat kepercayaan diri mereka. ”Kuncinya, saya hanya meminta anak-anak bermain disiplin dan penuh tanggung jawab. Jadi, intinya memotivasi mereka untuk terus bekerja keras. Tidak ada instruksi khusus (saat menghadapi Bina Taruna),” ujar Ferry Perkantara, pelatih Persigawa, mengomentari kemenangan tersebut.

Berkat kemenangan itu, Persigawa naik ke peringkat ke-12 dan masih berpeluang keluar dari jerat zona degradasi. Dari total 16 peserta, lima tim terbuncit akan terdegradasi pada akhir musim ini.

Menurut Direktur Kompetisi LKG Panasonic U-14 Novi Krisnawan, jumlah tim terdegradasi ini lebih banyak dari dua musim sebelumnya, yaitu tiga tim. ”Tujuannya untuk memberi kesempatan lebih banyak tim lain tampil di kompetisi LKG,” ujarnya.

Telah terasah

Keberhasilan ASIOP, SSB yang bermarkas di Senayan, Jakarta Pusat, mengudeta Bina Taruna dari puncak klasemen tidak terlepas dari konsistensi dan kesolidan tim yang didukung infrastruktur memadai itu.

Menurut Agus Gustira, pelatih ASIOP Apacinti, kesolidan itu dibangun sejak lama. Gustira menangani tim U-14 ASIOP sejak tiga tahun lalu. Tim itu juga telah teruji serta banyak mencicipi berbagai kejuaraan dan kompetisi sepak bola usia dini.

Serupa seniornya yang menjadi juara LKG Panasonic U-14 musim lalu dan Piala Gothia di Swedia, tim U-14 ASIOP ini juga ”ditempa” di luar negeri. Mereka pernah mengikuti sejumlah turnamen di mancanegara seperti di Singapura dan Jepang dan menjuarai Liga Tospkor U-13.

”Berbeda dengan Bina Taruna, kami fokus, hanya tampil di kompetisi ini (LKG Panasonic U-14). Semua pemain kami adalah dari angkatan 2002, tidak yang 2003,” ujar Agus.

Meskipun kini berdiri di puncak, ASIOP tetap mewaspadai kekuatan tim-tim lain, khususnya Bina Taruna. ”Kompetisi ini masih sangat panjang (tersisa 18 pekan),” ujar Agus. (JON)

BERITA TERKAIT
Komentar
Berita Populer