Liga KG
Beranda / Berita / Berita Detail

Ketika Strategi ”Bola Mati” Menjadi Kunci

Selebrasi pemain SSB Garuda Putra Bekasi saat berhasil membobol gawang pemain SSB Buperta Cibubur dalam Liga Kompas Gramedia Panasonic U-14 di Stadion Bea Cukai, Rawamangun, Jakarta Timur, Minggu (6/11). SSB Garuda Putra Bekasi unggul 2-1 atas SSB Buperta Cibubur. Kompas/Priyombodo (PRI) 06-11-2016

Selebrasi pemain SSB Garuda Putra Bekasi saat berhasil membobol gawang pemain SSB Buperta Cibubur dalam Liga Kompas Gramedia Panasonic U-14 di Stadion Bea Cukai, Rawamangun, Jakarta Timur, Minggu (6/11). SSB Garuda Putra Bekasi unggul 2-1 atas SSB Buperta Cibubur.
Kompas/Priyombodo (PRI)

JAKARTA, KOMPAS Banyak pemain Liga Kompas Gramedia sering kurang berhati-hati dalam menjaga pemain lawan sehingga melakukan pelanggaran di dekat kotak penalti. Tendangan bebas untuk tim lawan sering diremehkan, padahal hukuman itu dapat sangat merugikan tim yang dihukum wasit.

Pada laga LKG pekan ke-13 di Stadion Bea Cukai, Rawamangun, Jakarta Timur, Minggu (6/11), tendangan bebas sering berbuah gol dan menjadi penentu kemenangan. Saat serangan menemui jalan buntu, tendangan bebas menjadi salah satu solusi pemecah kebuntuan.

Pada laga antara Garuda Putra Bekasi melawan Buperta Cibubur, gol dari tendangan bebas Sugeng Prayitno pada menit ke-16 memecah kebuntuan serangan Garuda. Selama 15 menit awal babak pertama, Garuda menggempur pertahanan Buperta, tetapi gagal mencetak gol.

Saat dipercaya menjadi algojo tendangan bebas, Sugeng mengarahkan bola ke sudut kanan gawang dengan tendangan yang tidak terlalu keras. Kiper Buperta terlambat bereaksi sehingga gagal menghalau bola.

Gol itu memacu semangat para pemain Garuda untuk menambah gol dan berbuah manis. Pada menit ke-39, Garuda menambah gol melalui Bara Gladika Pandu sehingga unggul 2-0.

Seusai tertinggal dua gol, Buperta berjuang bangkit. Namun, serangan mereka menemui jalan buntu. Serangan bertubi-tubi Buperta memaksa pemain Garuda melakukan pelanggaran yang tidak perlu di tengah wilayah mereka.

Adrian Maulana Ramadhan dipercaya melakukan tendangan bebas bagi Buperta. Meskipun jauh dari gawang, tendangan Adrian sangat akurat. Bola mengarah ke gawang dan gagal ditepis kiper Garuda.

Gol itu mendorong para pemain Buperta untuk menyamakan kedudukan, tetapi tidak ada gol lagi sehingga Garuda menang dengan skor 2-1.

”Kami memang melatih Sigit dan satu pemain lain secara khusus untuk mengambil tendangan bebas. Dia bek kiri yang memiliki tendangan kaki kanan yang bagus. Akurat dan keras,” kata Tias Tano Taufik, pelatih Garuda.

Menurut Tias, tendangan bebas harus dimanfaatkan dengan baik karena penendang tidak diganggu pemain lawan. Penendang dapat fokus sehingga tendangannya lebih terarah dan peluang menjadi gol lebih besar.

Bagi Garuda, kemenangan itu tidak mengubah posisinya di urutan keempat klasemen. Namun, Garuda memangkas selisih poin dari Buperta, dari empat poin menjadi satu poin.

Penentu kemenangan

Gol dari tendangan bebas juga menjadi penentu kemenangan bagi Villa 2000 saat menghadapi Rajawali Muda. Kedudukan 1-1 bertahan hingga satu menit jelang laga berakhir, tetapi gol dari tendangan bebas Ronan Navy Purnomo memberi tiga poin bagi Villa 2000.

Villa unggul lebih dulu melalui gol Bagas Alif Iskandar pada menit ke-14. Namun, Rajawali membalasnya dengan gol Rifky Dwi Septiawan pada menit ke-20.

Villa yang haus kemenangan terus berusaha untuk menambah gol, tetapi selalu gagal. Villa akhirnya unggul melalui tendangan bebas pada menit ke ke-59.

Ronan Navy Purnomo yang dipercaya menjadi algojo melepas tendangan keras ke gawang dan berhasil menjebol gawang Rajawali. Villa menang dengan skor 2-1 dan memantapkan posisinya di urutan kelima.

”Kami memang menyiapkan beberapa pemain untuk tendangan bebas. Mereka diseleksi saat latihan. Pemain yang bagus untuk tendangan bebas dilatih khusus agar semakin tajam dan menjadi solusi saat semua serangan menjadi buntu,” tutur Ibnu Wibowo, asisten pelatih Villa.

Pada laga lainnya, pemuncak klasemen, ASIOP Apacinti, ditahan tanpa gol oleh Remci Tangerang. Remci yang berada di papan tengah justru bermain agresif untuk menekan ASIOP.

Tekanan itu menyulitkan ASIOP untuk mengembangkan permainan. Remci juga sulit mencetak gol karena tidak memiliki mesin gol yang tajam. (ECA)

BERITA TERKAIT
Komentar
Berita Populer