Liga KG
Beranda / Berita / Berita Detail

Kesetiaan Pengobar Semangat dari Tepi Lapangan…

Selebrasi pemain SSB Ricky Yakobi (putih) saat berhasil membobol gawang SSB Mutiara Cempaka dalam Liga Kompas Gramedia Panasonic U-14 di Stadion Bea Cukai, Rawamangun, Jakarta Timur, Minggu (11/12). SSB Ricky Yacobi menang 2-0. Kompas/Priyombodo (PRI)

Selebrasi pemain SSB Ricky Yakobi (putih) saat berhasil membobol gawang SSB Mutiara Cempaka dalam Liga Kompas Gramedia Panasonic U-14 di Stadion Bea Cukai, Rawamangun, Jakarta Timur, Minggu (11/12). SSB Ricky Yacobi menang 2-0.
Kompas/Priyombodo (PRI)

Suporter adalah ”energi” bagi tim dan pesepak bola untuk ”berperang di medan laga”. Namun, apa jadinya jika para ”pemandu sorak” itu kumpulan orang terdekat alias orang- tua? Mereka inilah sumber tenaga lahir dan batin para pemain Liga Kompas Gramedia Panasonic U-14.

Lina Marlina (41), warga Cibubur, Jakarta Timur, berteriak setengah histeris ketika melihat pertahanan tim yang dibela putranya, Buperta Cibubur, terus ditekan lawan. ”Buang bolanya…,” teriaknya.

”Ayoo…kalian bisa (menang),” teriak Lina beberapa saat berselang seraya mengibaskan sapu tangan untuk mengusir hawa panas di wajahnya, siang itu.

Suasana di tribune penonton Stadion Bea Cukai, Rawamangun, Jakarta Timur, Minggu (11/12), semakin riuh saat Buperta balik menekan Cibinong Poetra. ”Gol…kalian hebat!” teriak orangtua lainnya sambil mengacungi jempol begitu Buperta akhirnya unggul 1-0 atas Cibinong.

Buperta, sekolah sepak bola (SSB) yang bermarkas di Bumi Perkemahan Cibubur, memang dikenal memiliki kelompok suporter yang fanatik, kompak, dan militan. Itu tidak ubahnya pendukung klub-klub sepak bola di Tanah Air, seperti Arema Cronus dan Persebaya Surabaya.

Berbeda dari kebanyakan kelompok suporter lainnya, mayoritas orangtua pendukung Buperta datang ke Stadion Bea Cukai bersama-sama, yaitu menumpang bus sewaan milik TNI.

Di Stadion Bea Cukai, mereka lantas menggelar terpal di lantai tribune penonton, seolah tengah piknik bersama. Di atas terpal itu, terjajar berbagai makanan ringan, minuman, dan lauk-pauk sebagai ”bahan bakar” tanding untuk anak-anak mereka.

Namun, lazimnya orangtua, faktor gizi dan nutrisi sangat mereka jaga. Sebagai contoh, tidak ada makanan pedas atau es menjelang pertandingan. ”Itu biar napas mereka tidak ngos- ngosan,” ujar Teti Febrianti (47), orangtua dari Cibubur lainnya.

Itulah keuntungannya jika suporter merangkap orangtua. Sulit bagi para remaja peserta liga sepak bola usia dini itu untuk melakukan kebiasaan buruk yang bertentangan dengan kesehatannya. ”Setiap mau turun, kami juga memberi mereka madu dan telur. Itu bagus untuk stamina,” tutur Teti yang rutin mendampingi anaknya.

Terpelihara lama

Kelompok orangtua di Buperta rutin iuran Rp 35.000 per pekan untuk biaya dukungan bagi
tim itu, yaitu berupa makan, minum, dan transportasi. ”Namun, itu bukanlah kewajiban. Mereka yang tak bisa iuran bisa menyumbang tenaga, membantu masak, misalnya. Yang terpenting, kebersamaan,” ujar Witiarsih Diah (43), koordinator orangtua suporter Buperta.

Menurut Witiarsih, kekompakan kelompoknya itu terpelihara sejak lama, yaitu 5 tahun lalu. ”Jadi, kami sudah seperti keluarga sendiri. Teman-teman tak jarang menitipkan anaknya kepada kami jika ia berhalangan ikut menonton,” tuturnya.

Mereka bahkan setia mengantar-jemput anaknya saat berlatih tiga kali seminggu. ”Anak saya sebenarnya sudah enggak mau dianterin ibunya. Tapi, ibunya yang ’keganjenan’. Ya, daripada hanya di rumah cuma nyuci dan menyeterika, lebih baik menemani anak biar ada hiburan,” ujar Lina, sambil tertawa.

Elvin Dwi Hermawan (14), salah satu pemain Buperta, tidak keberatan jika orangtuanya rutin mendampinginya bermain sepak bola meski dirinya kini telah menginjak remaja.

”Tidak masalah (rutin
diantar orangtua). Saya senang kok. Itu memberi kami semangat,” ujar Hermawan yang
rutin diantar-jemput latihan dengan sepeda motor oleh orangtuanya.

Dukungan besar itu menunjukkan bahwa para orangtua masih percaya sepak bola bisa menjadi pilihan baik untuk masa depan anak-anaknya. (JON)

BERITA TERKAIT
Komentar
Berita Populer