Ketenangan Jadi Kunci di Penyelesaian Akhir
Sampai pekan ke-23 Liga Kompas Gramedia Panasonic U-14, Minggu (29/1), ASIOP Apacinti masih kokoh di puncak klasemen sementara. Hasil yang diraih ASIOP tidak terlepas dari ketenangan duo penyerangnya, Rendy Juliansyah dan Fabio Delvecchio, dalam penyelesaian akhir.
ASIOP berpoin 56 dari 17 kemenangan, lima seri, dan sekali kalah. Kemenangan terakhir didapat dengan mengempaskan Buperta Cibubur dengan skor 2-0 pada laga pertama, Minggu itu, di Lapangan Bea Cukai, Rawamangun, Jakarta Timur.
Tangga kedua ditempati Bina Taruna yang berpoin 49 dari 14 kemenangan, tujuh seri, dan dua kali kalah. Di laga terkini, Bina Taruna ditahan Pelita Jaya dengan skor 0-0. Di bawahnya ada Villa 2000 yang berpoin 44 dari 13 kemenangan, lima seri, dan lima kali kalah.
Kompetisi tersisa tujuh pekan. Dengan selisih tujuh poin dari posisi kedua, besar peluang ASIOP untuk mempertahankan gelar juara. Apalagi, pesaing berat mereka, Bina Taruna, sedang dalam penampilan tak gemilang. Sebelum seri, mereka kalah pada pekan sebelumnya, sementara ASIOP terus menang.
Pada pekan ke-23, lagi-lagi ASIOP menang berkat penampilan cemerlang duo penyerang Rendy Juliansyah, pemain terbaik Desember 2016, dan Fabio Delvecchio. Rendy mencetak gol pada menit ke-11 dan Fabio tujuh menit kemudian. Bagi Rendy, itu gol kedelapan belas, sedangkan bagi Fabio yang ketujuh belas.
Sumbangan gol duo penyerang itu setara 62 persen dari 57 gol ASIOP. Selain itu, hampir 8 persen dari total 422 gol tim-tim peserta sejauh ini. Apa yang membuat mereka ”tajam” di kompetisi ini?
Rendy mengaku tak ada kiat khusus selain berlatih tekun dan menikmati permainan. Selain itu, ketajaman penyerang juga andil besar tim. ”Saat ada peluang mencetak gol, penting untuk tenang dan percaya,” ujarnya.
Senada diutarakan Fabio yang dari postur tubuh lebih pendek daripada Rendy. Namun, Fabio yang biasa ditempatkan di sayap serang atau gelandang serang itu punya pergerakan cepat dan kecohan yang cespleng. ”Ya, nikmati saja permainannya dan patuh dengan instruksi pelatih,” katanya.
Yang terang, bagi Rendy dan Fabio, gol-gol yang mengalir dari kaki dan kepala mereka salah satunya merupakan hasil ketenangan saat mengolah, menerima umpan, dan mengecoh bek atau kiper lawan.
”Saya kagum dengan kemampuan mereka dan saya senang sebab mereka dapat terus menjadi andalan tim,” kata Pelatih ASIOP Agus Gustira.
Imbang
Di sisi lain, ketenangan menjadi hal yang sulit didapat saat laga Pelita Jaya versus Bina Taruna dan Garuda Putra Bekasi kontra Persigawa berakhir imbang tanpa gol. Tercipta sejumlah peluang bersih, tetapi gagal menjadi gol akibat pemain kurang tenang.
”Hasil ini menyulitkan kami dalam persaingan meraih gelar,” kata Bonni Wijaya, Pelatih Bina Taruna. Selisih tujuh poin dengan ASIOP kian sulit dikejar. Apalagi ASIOP tampil konsisten dengan melanjutkan tren kemenangan, sementara Bina Taruna tertahan.
Begitu juga di laga Mutiara Cempaka versus SSJ Kota Bogor yang berakhir imbang 1-1. Mutiara Cempaka unggul terlebih dahulu lewat gol Muhammad Adi Nugraha pada menit ke-46. Tim asuhan Mohammad Nasir ini sempat berpeluang menggandakan keunggulan. Namun, peluang gol menjadi mentah akibat bola ada yang membentur tiang gawang atau diblok bek SSJ Kota Bogor. Malah, tujuh menit dari gol itu, SSJ Kota Bogor menyamakan skor lewat gol Alvio Mardianto.
”Ketenangan menjadi faktor penting bagi pemain yang akan mencetak gol,” kata Nasir menanggapi hasil kurang optimal timnya kontra SSJ Kota Bogor.
Hasil seri itu menyulitkan Mutiara Cempaka yang sampai saat ini terdampar di posisi ke-15.