Liga KG
Beranda / Berita / Berita Detail

Berlatih Mengasah Sikap Pantang Menyerah

Pemain SSB Jayakarta Haikal Yudo Irmando (oranye) berebut bola dengan pemain SSB Persigawa Fakhri Muhammad Akmal dalam Liga Kompas Gramedia Panasonic U-14 di Stadion Bea Cukai, Rawamangun, Jakarta Timur, Minggu (5/2). SSB Persigawa menang 1-0. Kompas/Priyombodo (PRI)

Pemain SSB Jayakarta Haikal Yudo Irmando (oranye) berebut bola dengan pemain SSB Persigawa Fakhri Muhammad Akmal dalam Liga Kompas Gramedia Panasonic U-14 di Stadion Bea Cukai, Rawamangun, Jakarta Timur, Minggu (5/2). SSB Persigawa menang 1-0.
Kompas/Priyombodo (PRI)

 

Bukan hal yang mudah bagi tim sepak bola yang berada di papan bawah klasemen liga untuk menjaga semangat. Sikap pantang menyerah, optimisme, dan kedisiplinan menjadi kunci yang diperlukan untuk bertahan.

Situasi itu dirasakan salah satunya oleh tim Jayakarta, yang baru mengumpulkan empat poin dan menghuni peringkat ke-16 atau terakhir di klasemen Liga Kompas Gramedia Panasonic U-14 (LKG). Padahal, liga tinggal menyisakan tujuh pekan pertandingan.

Kini, nyaris mustahil bagi Jayakarta untuk menggapai papan tengah sekalipun. Hingga pekan ke-24, ASIOP Apacinti kokoh di puncak klasemen dengan perolehan 57 poin atau selisih 53 poin dengan Jayakarta.

Namun, tekanan sebenarnya yang sedang dihadapi Jayakarta adalah menjaga peluang agar tidak terdegradasi. Berdasarkan aturan, tim yang berada di peringkat ketiga dari bawah, atau peringkat ke-14, ke-15, dan ke-16, harus terdegradasi dan tidak boleh mengikuti LKG musim depan.

Artinya, Jayakarta masih punya peluang untuk mencapai peringkat ke-13 untuk mengikuti babak play off meski itu nyaris tertutup. Di sinilah masa-masa kritis bagi pemain dan pelatih Jayakarta.

Mendapati situasi seperti ini, Jayakarta tidak mau tinggal diam dan mengibarkan bendera putih. Mereka justru lebih giat berlatih dalam kondisi apa pun untuk terus menunjukkan penampilan terbaik mereka.

Terbukti, Sabtu (11/2) sore, skuad Jayakarta tampak berlatih di kompleks GOR Ragunan, Jakarta Selatan. Mereka tetap berlatih meskipun sore itu sedang hujan.

Asisten Pelatih Jayakarta Abu Bakar mengawasi anak buahnya saat melakukan sesi pemanasan. Anak-anak Jayakarta berlari dengan menggiring bola di atas lapangan yang becek.

”Saya tidak memberikan latihan yang berat karena besok, Minggu (12/2), akan bertanding. Sekadar menyempurnakan skill mereka saja,” kata Abu Bakar. Latihan yang biasanya berlangsung dua jam, sore itu hanya sekitar 1 jam 20 menit.

Abu Bakar mengajak anak buahnya untuk tidak patah semangat dan bertekad menampilkan permainan terbaik hingga akhir musim. Alasannya, mengikuti liga tidak semata mengejar kemenangan, tetapi mengambil kesempatan bertanding dan memperbanyak pengalaman.

”Kami belum menyerah, kami justru ingin bertanding sebanyak-banyaknya,” kata kapten tim Jayakarta, Aji Pangestu (14). Ia mengatakan, timnya memiliki teknik yang sama dengan tim lain, tetapi masih perlu mengasah mental supaya tidak grogi.

Dilarang begadang

Aji dan teman-temannya juga menambah porsi latihan di rumah. Bahkan, pelatih melarang mereka begadang menonton siaran sepak bola di televisi supaya stamina tidak loyo saat bertanding.

Pelatih Cibinong Poetra Lili Rohimin membenarkan bahwa pemain di timnya juga diminta tidak begadang menonton bola pada akhir pekan. ”Ini latihan kedisiplinan. Mereka harus tahu prioritas mereka. Kalau ingin kalah, ya, begadang saja. Tetapi, kalau ingin bagus, ya, harus istirahat,” katanya.

Sama seperti Jayakarta, Cibinong Poetra juga terancam degradasi karena masih berada di posisi ke-14. Seperti Jayakarta, mereka tidak mau menyerah dan memasang target untuk meraih posisi kesembilan.

Untuk itu, tim Cibinong Poetra menambah jadwal latihan dari dua kali dalam sepekan jadi tiga kali dalam sepekan. Penambahan jadwal latihan sudah dilakukan sejak dua pekan ini.

”Saya senang anak-anak masih semangat. Sekarang kami berpikir keras untuk menajamkan lini serang,” kata Lili. Masalah utama tim saat ini adalah tidak ada penyerang sehingga beban untuk menyerang juga diberikan kepada gelandang.

Direktur Kompetisi LKG Novi Krisnawan menegaskan, tujuan utama liga ini adalah pembinaan bibit muda. ”Jadi, pengalaman bertanding itu lebih penting bagi bibit-bibit muda pesepak bola,” ujarnya.

Para pemain yang berlaga di liga ini diharapkan menjadi pesepak bola profesional yang tahan banting dan bermental juara. Mereka diharapkan tidak putus asa saat tim mereka terpuruk. Itulah sikap yang dibutuhkan jika ingin mengangkat prestasi sepak bola nasional. (DEN)

BERITA TERKAIT
Komentar
Berita Populer