Fachry Husaini Merapat, Pemain Bersemangat
JAKARTA, KOMPAS — Suasana pertandingan pada pekan ke-25 Liga Kompas Gramedia Panasonic U-14 semakin bergairah saat pelatih tim nasional U-16 Fachry Husaini datang ke Stadion Bea Cukai, Rawamangun, Jakarta Timur, Minggu (12/2). Fachry datang untuk mengamati para pemain remaja yang dapat direkrut untuk skuad U-16.
Menurut Fachry, kedatangannya ke ajang LKG untuk melihat kemampuan para pemain. Mantan gelandang timnas itu sudah memiliki catatan beberapa nama yang mendapat rekomendasi dan mencocokkan dengan permainan mereka di lapangan.
”Ada empat aspek yang saya lihat dalam pengamatan kali ini. Keempat aspek itu adalah fisik, teknik, taktik, dan mental. Beberapa pemain sudah saya tandai, tetapi saya masih ingin datang dan melihat lagi saat pengelola LKG memilih 44 pemain terbaik pada bulan Maret,” kata Fachry.
Faktor fisik, kata Fachry, meliputi daya tahan, kekuatan, dan kecepatan. Para pemain yang mampu berlari 2 x 30 menit akan mendapat nilai tersendiri.
Faktor teknik dilihat dari cara melepas umpan, menerima bola, menggiring bola, dan melepas tendangan. Sementara faktor taktik dilihat pada saat para pemain menyerang, bertahan, dan transisi dari menyerang ke bertahan atau sebaliknya.
Faktor mental terlihat dari kedisiplinan, cara bersikap terhadap lawan, kerja sama dengan pemain satu tim, dan sikap saat unggul atau tertinggal.
”Secara fisik, para pemain remaja cukup bagus. Mereka mampu terus bermain dalam kondisi hujan dan lapangan becek. Namun, secara umum, mereka lemah dalam teknik dan taktik. Cara mereka melepas umpan dan menggiring bola perlu diperbaiki. Pemahaman taktik saat transisi dari menyerang ke bertahan juga harus terus diasah,” kata Fachry.
Meskipun masih ada kekurangan, Fachry mengapresiasi langkah Kompas Gramedia menggelar kompetisi usia muda. Fachry berharap, semua Asosiasi Provinsi PSSI menggelar kompetisi usia muda agar muncul bibit pemain sepak bola terbaik di sejumlah daerah.
”Jika di 34 provinsi digelar kompetisi semacam ini, kita akan memiliki tambahan 46.000 pemain muda setiap tahun. Jika kompetisi digelar di semua kota dan kabupaten, Indonesia akan memiliki lebih dari 1,5 juta pemain muda,” kata Fachry.
Pemain bersemangat
Kedatangan Fachry membuat para pemain semakin bersemangat untuk bertanding. Para pemain Kabomania bermain sangat agresif saat menekan pertahanan Villa 2000 dan merebut kemenangan tipis 1-0. Serangan Kabomania datang bertubi-tubi dari sayap dan lapangan tengah.
Namun, kuatnya pertahanan Villa 2000 dan lapangan yang licin membuat Kabomania kesulitan mencetak gol. Di sisi lain, Villa 2000 juga terus membalas serangan, tetapi gagal mencetak gol pada laga itu.
Gol bagi Kabomania terjadi pada menit ke-56 saat Muhammad Zainul Islam melepas tendangan dari luar kotak penalti dan gagal dihalau kiper.
”Para pemain bertarung lebih bersemangat karena mereka ingin menunjukkan kemampuan terbaik kepada Fachry. Saya gembira karena mereka bermain bagus dan memetik tiga poin. Jika kami dapat memenangi lima laga terakhir, kami bisa naik ke empat besar,” kata Indrianto Nugroho, pelatih kepala SSB Kabomania.
Semangat besar juga ditunjukkan oleh para pemain Bina Taruna saat menghadapi ASIOP Apacinti. Kehadiran Fachry yang merupakan alumnus Bina Taruna membuat tim urutan kedua di klasemen itu menekuk ASIOP yang menjadi pemuncak klasemen dengan skor 2-0. Kedua gol Bina Taruna diceploskan oleh Sandi Kusumah dan Sulthan Assyauqi.
”Kehadiran Fachry memompa semangat pemain. Mereka tidak ingin malu di hadapan alumnus Bina Taruna,” kata Bonni Safrudin Wijaya, Pelatih SSB Bina Taruna. (ECA)