Fakhri ”Blusukan” Cari Pemain untuk AFF 2017
JAKARTA, KOMPAS — Pelatih tim nasional sepak bola Indonesia U-16 Fakhri Husaini terus blusukan ke daerah-daerah untuk mencari pemain yang akan diikutkan di Piala AFF U-15 2017, Juli mendatang. Proses seleksi pemain ini ikut melibatkan sejumlah asosiasi PSSI provinsi.
Fakhri mengatakan, saat ini ia mengantongi 235 nama pemain dari hasil pemantauan bakat terhadap sejumlah kompetisi sepak bola kelompok umur U-14 hingga U-16 yang digelar swasta ataupun pemerintah.
Ia sebelumnya telah blusukan untuk memantau sejumlah kompetisi, seperti Liga Kompas Gramedia Panasonic U-14, Liga Pelajar, dan Piala Menpora. ”Perjalanan masih panjang. Tim kami terus memonitor di daerah-daerah. Pada 4 dan 5 Maret ini kami akan terbang ke Papua dan Makassar untuk melihat seleksi tingkat regional,” ujar Fakhri di Kantor PSSI, Jakarta, Senin (27/2).
Seleksi regional itu dilakukan di enam provinsi. Selain Papua dan Sulawesi Selatan itu, seleksi bakal digelar di Kalimantan Timur, Sumatera Utara, Yogyakarta, dan Jakarta. ”Sebelum seleksi regional itu digelar, masing-masing (daerah) juga melakukan seleksi wilayah. Asprov (asosiasi PSSI provinsi) kami berikan mandat untuk menggelar seleksi itu,” ujar Fakhri.
Para pemain terbaik dari keenam region itu selanjutnya akan mengikuti seleksi tingkat nasional di Cijantung, Jakarta Timur, 23-29 Maret. Seleksi nasional itu diharapkan menghasilkan 25-30 pemain terbaik.
Selain seleksi regional, Fakhri juga akan menyeleksi pemain hasil binaan di LKG Panasonic U-14 dan Liga Topskor U-15. Ia telah menjaring setidaknya 118 nama hasil rekomendasi tim pemantau bakat di kedua kompetisi itu.
Seleksi khusus untuk pemain di kedua kompetisi binaan swasta itu menurut rencana digelar pada 1 dan 2 Maret. Fakhri menegaskan, seleksi pemain dari beragam kanal atau sumber itu akan berlangsung obyektif.
”Jadi, saya tegaskan bahwa setiap pemain yang dipanggil nantinya adalah betul-betul karena kemampuan mereka. Mereka dinilai berdasarkan empat kriteria, yaitu fisik, teknik, taktik, dan mental. Keempat (kriteria) harus dipenuhi pemain,” ujar Fakhri.
Reaksi negatif
Proses seleksi regional itu memancing reaksi negatif dari sejumlah sekolah sepak bola (SSB) dan orangtua pemain. Sejumlah orangtua pemain sempat mengancam akan memboikot seleksi wilayah yang digelar Asprov DKI Jakarta, kemarin.
Zaelani, salah satu orangtua yang anaknya membela tim U-14 SSB ASIOP, mengatakan, tidak masuk akal jika setiap akademi atau SSB hanya diperbolehkan mengirimkan maksimal dua pemain. ”Ini tidak fair. Yang namanya seleksi itu, kan, semestinya menjaring dari sumber sebanyak mungkin. Tidak bisa hanya ditentukan dua pemain di setiap SSB,” ujarnya.
Menurut pelatih tim U-14 SSB Buperta Cibubur Jumhari Saleh, pembatasan kuota seleksi regional itu menimbulkan dilema bagi pelatih dan gejolak di antara para orangtua pemain. ”Orangtua banyak yang protes jika kami hanya meloloskan dua nama. Lebih baik, siapa pun boleh ikut, tinggal panitia yang memutuskan mereka laik atau tidak,” ucapnya.
Menjawab masalah itu, Fakhri mengatakan, pembatasan peserta tetap diperlukan untuk memudahkan seleksi. ”Bayangkan jika ribuan anak harus diseleksi semua dalam waktu terbatas. Jadi, itu sepenuhnya kewenangan asprov,” ujarnya.