Liga KG
Beranda / Berita / Berita Detail

Persaingan Kian Sengit Jelang Akhir Kompetisi

Pemain SSB Garuda Putra Bekasi, Akram Maulana (depan), berebut bola dengan pemain SSB Jakarta Football Academy, Bagus Cahya Oktavian, saat laga lanjutan Liga Kompas Gramedia Panasonic U-14 di lapangan sepak bola Galaxy, Jakarta Timur, Minggu (26/2). SSB Garuda Putra Bekasi menang 1-0. Kompas/Priyombodo(PRI)

Pemain SSB Garuda Putra Bekasi, Akram Maulana (depan), berebut bola dengan pemain SSB Jakarta Football Academy, Bagus Cahya Oktavian, saat laga lanjutan Liga Kompas Gramedia Panasonic U-14 di lapangan sepak bola Galaxy, Jakarta Timur, Minggu (26/2). SSB Garuda Putra Bekasi menang 1-0.
Kompas/Priyombodo(PRI)

JAKARTA, KOMPAS — Persaingan dan ketegangan kian terasa menjelang berakhirnya Liga Kompas Gramedia (LKG) Panasonic U-14 musim ini. Tim-tim papan bawah pantang menyerah, sementara perebutan gelar juara kembali terbuka.

Nuansa tersebut terlihat dalam laga-laga pada pekan ke-26 yang digelar di lapangan sepak bola Galaxy, Halim, Jakarta Timur, Minggu (26/2). Udara yang cerah dan kondisi lapangan yang bagus membuat para pemain kian bersemangat pada pekan ini.

Semangat menyala-nyala itu antara lain ditunjukkan Cibinong Poetra, tim asal Bogor yang berjuang keluar dari zona degradasi. Tim di peringkat ke-14 itu di luar dugaan menahan imbang pemuncak klasemen, ASIOP Apacinti, 0-0.

Pertahanan solid dan berlapis yang dibangun ”Cipoet”, julukan dari Cibinong Poetra, membuat barisan penyerang tajam ASIOP tak berkutik. Serangan yang dibangun ASIOP, salah satunya lewat Rendy Juliansyah, pencetak gol terbanyak di LKG musim ini dengan 19 gol, maksimal hanya mengenai mistar gawang tim lawan.

Raihan satu poin dari tim kuat itu menaikkan kepercayaan diri Cibinong menjalani empat laga tersisa di LKG musim ini. ”Hari ini kami bertahan secara kompak. Kami berharap memenangi tiga dari empat laga terakhir agar bisa bertahan di liga ini (musim depan),” ujar Lili Rohimin, Pelatih Cibinong.

Tak ayal, bagi Cibinong, empat pekan ke depan ibarat laga-laga ”final” bagi mereka. Mereka menargetkan sembilan angka di empat pekan itu. Jika bisa mencapai target itu, posisi mereka di klasemen bakal terdongkrak, yaitu minimal naik ke peringkat ke-12 atau zona play off.

Rohimin bercerita, timnya punya tradisi kuat untuk tetap tampil di LKG dalam kondisi sesulit apa pun. Sejak 2010, Cibinong adalah langganan kompetisi sepak bola usia muda itu meskipun dua kali harus mengikuti play off pada 2010 dan 2011.

Di lain pihak, hasil imbang itu merugikan ASIOP. Selisih poin mereka kian menipis, yaitu hanya dua angka, dari tim di peringkat kedua, Bina Taruna. Pada hari yang sama, Taruna mengalahkan Villa 2000 dengan skor 2-0.

Padahal, pada pekan ke-24 lalu, ASIOP sempat unggul jauh, tujuh poin dari Bina Taruna. Namun, laju mereka melambat setelah itu. Mereka hanya menuai dua poin di tiga laga terakhir.

Pelatih ASIOP Apacinti Agus Gustira mengatakan, anak-anak asuhnya kehilangan konsentrasi akhir-akhir ini. Ada banyak hal yang mengganggu konsentrasi mereka, salah satunya seleksi tim nasional U-16 yang digelar Pelatih Fakhri Husaini.

”Pikiran anak-anak tak ada di lapangan. Masalah (terkait seleksi) sangat berpengaruh pada penampilan mereka,” ujarnya.

Seleksi timnas

Masalah dimaksud adalah terkait undangan Asosiasi PSSI Provinsi DKI Jakarta untuk mengikuti seleksi timnas U-16 tingkat regional, Senin ini. Setiap sekolah sepak bola hanya dibolehkan mengirim dua hingga empat pemain.

”Padahal, ada banyak pemain bagus di tim ini (ASIOP). Tidak mungkin pelatih bisa menentukan hanya dua (wakil). Ini menjadi dilema untuk kami, para pelatih,” ujar Gustira.

Sementara itu, daya juang juga ditunjukkan Mutiara Cempaka, tim paling buncit kedua di klasemen. Meskipun hampir pasti terdegradasi musim ini, mereka masih bermain penuh semangat saat menahan imbang Buperta Cibubur, 0-0, kemarin sore.

Cempaka bahkan memberikan perlawanan sengit terhadap Buperta. Mereka berkali-kali mengancam pertahanan lawan yang ada di peringkat ketujuh itu. ”Kami tampil lepas, tanpa beban. Di sisi lain, anak-anak bisa bermain bagus karena lapangan (Galaxy) kondisinya baik. Mereka bisa mengeluarkan teknik mereka,” ujar Musa Muchtar, salah satu pelatih Mutiara Cempaka.

Adapun Jumhari Saleh, Pelatih Buperta, menilai para pemainnya tampil kurang maksimal pada laga itu karena dalam kondisi jenuh. ”Saya menurunkan porsi latihan guna mengurangi kejenuhan itu,” ujarnya.

BERITA TERKAIT
Komentar
Berita Populer