SSJ Kota Bogor Terhindar dari Zona ”Play Off”
Jakarta, Kompas SSJ Kota Bogor memastikan tetap berkompetisi di Liga Kompas Gramedia Panasonic U-14 musim depan setelah menang atas Cibinong Poetra, 1-0, Minggu (26/3). Mereka dapat terus berkompetisi tanpa harus mengikuti babak play off yang tidak kalah sengit persaingannya. Sesuai aturan kompetisi LKG yang diikuti 16 tim, dua tim yang berada di peringkat ke-12 dan ke-13 klasemen wajib ikut play off jika ingin mengikuti kompetisi mendatang, sedangkan tiga tim terbawah langsung terdegradasi. Kedua tim itu akan bersaing dengan 23 tim baru yang sudah mendaftar untuk berebut lima tiket LKG musim depan. SSJ Kota Bogor lolos dari keharusan bertarung di play off setelah melewati persaingan ketat dengan dua tim lain, yaitu Jakarta Football Academy (JFA) dan Persigawa, pada pekan ke-30 Liga Kompas Gramedia (LKG), kemarin. Selain kemenangan atas Cibinong Poetra, SSJ Kota Bogor bisa merangkak dari posisi ke-12 ke peringkat ke-11 dengan perolehan 31 poin juga berkat hasil laga JFA dan Persigawa. JFA hanya mampu menambah satu poin menjadi 32 poin setelah ditahan imbang Buperta Cibubur, 2-2. Sementara Persigawa kalah 0-1 dari Remci Tangerang dan memiliki 31 poin. Persigawa pun turun ke peringkat ke-12 dan harus ikut play off karena kalah selisih gol dari SSJ Kota Bogor. Seusai bertanding, tim SSJ Kota Bogor langsung pulang tanpa melihat hasil laga JFA dan Persigawa. ”Kami sangat bersyukur karena sebenarnya kami sudah pesimistis bisa lolos dari play off,” kata Pelatih SSJ Kota Bogor Andri Sudrajat. Pesimisme sempat muncul karena mereka mendapat pengurangan poin akibat mendaftarkan hanya tiga pemain cadangan. Meski menang, mereka pun hanya mendapat dua poin. SSJ Kota Bogor menjadi tim dengan jumlah pengurangan poin terbanyak musim ini, yaitu 11 poin. ”Banyak pemain sering absen karena sakit atau mengikuti kompetisi lain,” kata Andri. Musim ini, mereka mengikuti lima kompetisi, termasuk LKG. Akibat tidak tampil maksimal di LKG, target untuk meraih peringkat keempat pun kandas. Komitmen pemain Hal sama dialami Rajawali Muda yang terdegradasi bersama Mutiara Cempaka dan Jayakarta. Rajawali Muda terpaksa kehilangan empat poin akibat lemahnya komitmen pemain. ”Pemain sering absen karena kehilangan motivasi untuk bertanding akibat berbagai hal. Kami maklum karena mereka masih labil,” kata Manajer Rajawali Muda Muladi Widastomo. Selain itu, banyak pemain yang pindah ke SSB lain. Padahal, Rajawali Muda pernah menjuarai LKG musim 2014. Waktu itu mereka mengemas 66 poin. Musim ini mereka hanya mengumpulkan 26 poin. Target menjadi tim peringkat kelima pun gagal dicapai. Lain halnya dengan Jayakarta, tim yang hanya mampu mengoleksi 4 poin hingga akhir musim. Meski menjadi juru kunci klasemen, Jayakarta tetap berusaha menunjukkan komitmen tinggi. Selama musim ini, tak ada satu pemain pun absen. Semangat tinggi tetap mereka tunjukkan hingga laga terakhir meski akhirnya kalah 0-6 dari Kabomania. ”Dari sisi kualitas, kami memang kalah. Permainan tim juga belum solid. Mereka masih bermain secara individu,” kata asisten pelatih Jayakarta Abu Bakar. Meski terdegradasi, Jayakarta bersyukur mendapat pengalaman bertanding dalam kompetisi berkualitas seperti LKG. (DEN) |