Liga KG
Beranda / Berita / Berita Detail

Sengit, Perebutan Tiket Kompetisi Utama Liga KG U-14

Jakarta, Kompas Merebut tiket untuk tampil di kompetisi Liga Kompas Gramedia U-14 bukan hal yang mudah. Beberapa sekolah sepak bola harus mencoba berkali-kali, sedangkan SSB yang sudah mengikuti LKG musim lalu juga bisa gagal melanjutkan kiprah mereka pada musim 2017-2018.

Sengitnya persaingan untuk mendapatkan tempat di LKG musim 2017-2018 itu mulai terlihat pada pekan pertama babak play off yang berlangsung di lapangan Galaxy, Jakarta Timur, Minggu (16/4). Sebanyak 20 SSB mengikuti babak play off ini untuk memperebutkan lima tiket LKG musim depan. Mereka dibagi dalam lima grup.

Dari 20 SSB itu, terdapat dua SSB yang sudah mengikuti LKG musim lalu, yaitu Persigawa dan Cibinong Poetra. Kedua SSB itu finis di peringkat ke-12 dan ke-13 dari total 16 tim peserta sehingga wajib mengikuti play off untuk berlaga pada musim berikutnya. Adapun tim di peringkat ke-14 hingga ke-16 pada musim 2016-2017 baru bisa mengikuti play off lagi pada musim 2018-2019.

Dalam laga perdana, Minggu kemarin, Persigawa dan Cibinong Poetra langsung menelan kekalahan. Persigawa di Grup A kalah 0-2 dari Bhayangkara Tigaraksa, sedangkan Cibinong Poetra di Grup B kalah 1-2 dari Benteng Muda IFA.

Pemilik sekaligus pelatih kepala Persigawa, Al Ajri, bisa memahami kekalahan itu karena timnya diperkuat para pemain baru yang minim pengalaman. Pemain yang mengikuti LKG musim lalu sudah banyak yang pindah ke SSB lain.

”Pemain yang memperkuat tim kami saat ini rata-rata berusia 13 tahun dan belum banyak berlatih bersama,” kata Al Ajri. Selain itu, para pemain kurang pemanasan sebelum berlaga.

Akibatnya, pola permainan tim sangat kacau. Mereka kesulitan menyerang dan selalu kehilangan bola. Postur mayoritas pemain Persigawa juga lebih kecil dibandingkan dengan pemain lawan.

Dua gol dalam laga itu tercipta akibat kesalahan koordinasi pemain belakang. Gol pertama tercipta dari penalti dan gol kedua akibat kesalahan kiper yang terlalu maju saat lawan mengeksekusi tendangan bebas.

”Sisi positifnya, play off ini menjadi kesempatan bagi pemain muda kami untuk menjajal kompetisi,” kata Al Ajri. Andai kata mereka gagal di play off, para pemain muda itu setidaknya sudah punya pengalaman.

Lagi pula, Al Ajri ingin mengikuti semangat penyelenggaraan Liga KG U-14 yang fokus pada pembinaan pemain muda. Niat dan kerja keras para pemain untuk bisa tampil maksimal di setiap laga jauh lebih penting, dan kemenangan adalah bonus.

Maka, peran orangtua juga sangat penting. Seusai laga, semua pemain dan pelatih Persigawa serta para orangtua berkumpul di pinggir lapangan. Mereka membahas berbagai komitmen bersama untuk kesuksesan tim, terutama terkait kedisiplinan pemain untuk bisa rutin mengikuti latihan dan datang ke lapangan tepat waktu.

Berulang kali

Pada laga perdana itu, Persigawa ditaklukkan Bhayangkara Tigaraksa yang sangat penasaran untuk bisa tampil di Liga KG U-14. Play off kali ini merupakan kesempatan ketiga Bhayangkara.

Pelatih Bhayangkara Tigaraksa Yayat Supriatna mengatakan, kegagalan dalam dua kali play off sebelumnya disebabkan kesalahan penerapan pola permainan. Para pemain dipaksa bermain dengan sistem yang membutuhkan keterampilan individu tinggi. Padahal, kemampuan para pemain belum memadai.

”Kami berusaha menerapkan sistem permainan build up dengan penguasaan bola dominan, seperti gaya Spanyol, tetapi pemain ternyata belum bisa,” kata Yayat. Maka, pada kesempatan play off yang ketiga ini, Bhayangkara berusaha bermain lebih efektif.

Saat melawan Persigawa, pemain Bhayangkara langsung mengumpan bola ke depan begitu mendapat bola. Mereka berupaya menciptakan banyak peluang gol. ”Nah, jika lolos play off, kami baru coba terapkan sistem yang kami inginkan secara perlahan saat bertanding di liga,” kata Yayat.

SSB Siaga Pratama juga mengikuti play off Liga KG U-14 untuk yang ketiga kali. Pada laga pertama di Grup A, mereka langsung ditekuk Matador Mekarsari, 0-2.

Pelatih Siaga Pratama Abdush Shobur mengakui kualitas individu pemain yang mereka miliki belum merata. Maka, ketika disatukan dalam sebuah tim, penampilan mereka belum maksimal.

Terkait kekalahan dari Matador, Shobur mengatakan ada faktor kelelahan. Maklum, Siaga Pratama kini juga sedang mengikuti kompetisi lain di Bandung. Kelelahan para pemain mengakibatkan tim mudah kehilangan bola. ”Masalah lainnya, lapangan tempat kami berlatih juga kebanjiran. Kami jadi susah berlatih,” katanya.

Sementara Matador berusaha memperbaiki kesalahan mereka dalam play off kedua mereka kali ini. Tahun lalu, Matador yang berpotensi lolos play off menunjukkan sikap tidak sportif saat berlaga melawan Putra Pakuan.

Dalam laga derbi Bogor itu, pemain Matador dan Putra Pakuan terlibat perkelahian yang bermula dari saling ejek antarpemain. Suasana di lapangan menjadi kacau dan para orangtua harus ikut melerai.

Akibatnya, Matador dan Putra Pakuan langsung didiskualifikasi. Sanksi diskualifikasi ini terkait faktor sportivitas yang sangat diutamakan di Liga KG U-14. Pemain-pemain muda diharapkan tidak hanya punya teknik tinggi, tetapi juga sikap yang baik.

”Kami sudah mengatasi masalah itu, dan musim ini kami lebih matang,” kata Pelatih Matador Mekarsari Iskandar. Mereka optimistis bisa lolos babak play off kali ini. (DEN)

BERITA TERKAIT
Komentar
Berita Populer