Liga KG
Beranda / Berita / Berita Detail

Hujan Memaksa Tim Mengubah Strategi

JAKARTA, KOMPAS — Akibat hujan, tim-tim peserta Liga Kompas Gramedia Panasonic U-14 terpaksa mengubah strategi bermain pada pekan ke-19, Minggu (17/12), di GOR Ciracas, Jakarta Timur. Mereka berusaha bermain lebih cepat dan tidak terlalu lama menahan bola sebagai strategi menyiasati lapangan yang becek.

Hujan mulai mengguyur lebih deras ketika Cibinong Raya dan Talenta Muda FU15 bertanding pada laga keempat yang berlangsung sekitar pukul 10.30. Lapangan mulai menjadi becek di beberapa titik dan memengaruhi permainan tim sejak laga keempat hingga kedelapan.

Pemain SSB Remci Tangerang, Restu Darmawan (kiri) berebut bola dengan pemain SSB Siaga Pratama, Muhamad Salapudin, pada pertandingan Liga Kompas Gramedia Panasonic U-14 di GOR Ciracas, Jakarta Timur, Minggu (17/12). Hujan deras yang mengguyur membuat tim-tim yang tampil harus mengubah strategi menyesuaikan kondisi lapangan yang becek.
KOMPAS/IWAN SETIYAWAN

Pemain SSB Remci Tangerang, Restu Darmawan (kiri) berebut bola dengan pemain SSB Siaga Pratama, Muhamad Salapudin, pada pertandingan Liga Kompas Gramedia Panasonic U-14 di GOR Ciracas, Jakarta Timur, Minggu (17/12). Hujan deras yang mengguyur membuat tim-tim yang tampil harus mengubah strategi menyesuaikan kondisi lapangan yang becek.

Ketika lapangan sudah mulai becek, para pemain mulai kesulitan menggiring dan mengoper bola. Mereka juga kesulitan menjaga keseimbangan badan sehingga lebih sering terjatuh. Perebutan bola pun lebih banyak terjadi di tengah lapangan.

Situasi semacam ini menguji keluwesan pelatih dalam mengatur strategi timnya. Hampir semua pelatih kemudian meminta para pemain untuk sesering mungkin mengoper bola jauh ke depan. Artinya, para penyerang dan pemain sayap harus lebih sering berlari menyambut bola yang datang dari belakang.

Tim yang siap menghadapi situasi ini cenderung mendapat keuntungan seperti yang dialami Siaga Pratama dan Matador Mekarsari. Siaga Pratama menang 1-0 atas Remci Tangerang dan Matador Mekarsari menang 1-0 atas Villa 2000. Pada pekan ke-18 atau pekan sebelumnya, kedua tim itu masing-masing hanya meraih satu poin dari hasil seri.

”Untungnya kami punya pemain sayap yang bisa berlari kencang sehingga lebih bisa sering menyerang,” kata Pelatih Matador Mekarsari Iskandar. Beberapa kali mereka mencoba menyerang dari sayap karena lini tengah sudah penuh dengan gelandang dan bek lawan.

Iskandar mengatakan, strategi untuk mengantisipasi lapangan becek sudah sering diterapkan dalam latihan. Dengan demikian, para pemain tidak kesulitan lagi. Masalahnya, Matador masih berusaha mempertajam penyelesaian akhir mereka. Saat menang atas Villa 2000 itu, Matador baru bisa mencetak gol lewat Muhammad Dzulfikar pada menit ke-56 atau empat menit sebelum laga berakhir. ”Kadang-kadang masih grogi juga waktu menyerang,” kata penyerang Matador, Ikhsan Febrian Rizola. Namun, ia mengakui bahwa Villa 2000 juga memiliki pertahanan yang solid.

Sebaliknya, para pemain Villa 2000 menyatakan masih kesulitan memainkan bola-bola panjang di atas lapangan becek. ”Kami terbiasa bermain operan- operan pendek. Itu sudah menjadi karakter tim,” kata kiper Villa 2000 Theopanic Isfahani Mustafa.

Selain itu, bermain di lapangan becek jauh lebih melelahkan karena harus lebih sering berlari. Namun, Theo menyadari bahwa sebagai pemain, ia harus siap berlaga dalam berbagai kondisi lapangan.

Minim gol

Dampak dari lapangan becek ini, laga-laga yang berlangsung pada pekan ke-19 menjadi minim gol. Pada laga kedua hingga kedelapan, hanya tujuh gol tercipta. Empat dari delapan laga kemarin berakhir dengan skor 1-0. Gol itu pun rata-rata terjadi pada menit-menit akhir laga.

Hal itu terjadi karena para penyerang cenderung kesulitan untuk menerima bola-bola panjang saat berada di area pertahanan lawan. Mereka bahkan membutuhkan keberuntungan untuk bisa mendapat bola tanpa kawalan bek-bek lawan dan leluasa menembak ke gawang lawan.

Hanya Mandiri Selection Soccer School yang bisa berpesta gol. Mereka menggilas SSJ Kota Bogor, 8-0. Bahkan, mereka sudah mencetak gol sejak menit ke-4, sementara Muhammad Afif Fathoni bisa mencetak tiga gol.

Mandiri beruntung karena bisa bermain pada laga pertama ketika lapangan belum becek. Mereka masih bisa bermain maksimal dengan strategi yang biasa mereka terapkan. Meski menang telak, mereka masih bertahan di peringkat ketiga di bawah Jakarta Football Academy (JFA) di peringkat pertama dan ASIOP di peringkat kedua.

Walaupun masih di puncak klasemen, JFA wajib waspada karena ASIOP semakin mendekat. Setelah beberapa pekan meninggalkan ASIOP dengan jarak lima poin, jarak itu kini sudah terpangkas menjadi tiga poin.

Bermain pada laga kedua, JFA gagal mendapat poin penuh karena ditahan imbang, 0-0, oleh Ragunan Soccer School. Sementara ASIOP menang 1-0 atas Kabomania. JFA kini mengumpulkan 44 poin dan ASIOP mengumpulkan 41 poin.

Tiga poin yang diraih ASIOP itu pun mahal harganya. Menghadapi Kabomania yang sedang memiliki motivasi tinggi, laga itu berlangsung keras. Bahkan, pemain ASIOP, Jovanni Renaldi, sampai diganjar kartu merah setelah mendapatkan kartu kuning kedua pada menit ke-53. Mereka harus lebih berhati-hati agar kekuatan tim tidak pincang karena kehilangan pemain. (DEN)

Sumber berita: Kompas.id

BERITA TERKAIT
Komentar
Berita Populer