Kejutan dari Tim Medioker Kala Hujan Mengguyur
JAKARTA — Hujan deras pada pada pekan ke-19 Liga Kompas Gramedia Panasonic U-14 membuat para pelatih berpikir keras merombak strategi mereka. Kejutan muncul dari tim medioker yang mengusung permainan cepat dengan rata-rata menerapkan strategi bola-bola pendek dan melambung jauh kedepan mengingat lapangan di GOR Ciracas, Jakarta Timur yang digenangi air pada Minggu (17/12).
Lapangan yang becek ini membuat para pemain kesulitan menggiring dan mengoper bola bahkan banyak pula yang terjatuh. Perebutan bola pun lebih banyak terjadi di tengah lapangan hingga strategi yang semula hendak diterapkan buyar semua.
“Pola permainan tidak berjalan dengan baik karena situasi lapangan yang tergenang air,” kata Pelatih SSB Pelita Jaya Ferry Rumbayan, Senin (18/12).
Untuk itu Pelita Jaya akan melakukan evaluasi kendati dalam laga melawan Garuda Putra Bekasi Unggul 1-0. Pelita Jaya tak puas hanya mampu menghasilkan satu gol dari sepakan kaki Daffa Andian di menit ke-54.
Namun bagi tim Matador Mekarsari, hujan bisa menjadi keuntungan. Lantaran tim ini kerap melakukan simulasi latihan dalam keadaan hujan. Matador Mekarsari pun meraih kemenangan 1-0 atas Villa 2000. Pada pekan ke-18 atau pekan sebelumnya, Matador hanya meraih satu poin dari hasil seri.
“Suasana saat itu dingin dan licin,” kata Iskandar, pelatih Matador Mekarsari.
Ia mengatakan strategi untuk mengantisipasi lapangan becek sudah sering diterapkan dalam latihan. Menggunakan gaya tim medioker Liga Inggris, kick and rush, dengan demikian, para pemain tidak kesulitan lagi.
Sayangnya penyelesaian akhir mereka masih kurang tajam. Terbukti saat menang atas Villa 2000 itu, Matador baru bisa mencetak gol satu gol saja lewat Muhammad Dzulfikar pada menit ke-57.
Beruntung kata Iskandar, mereka memiliki flankers atau striker sayap yang memiliki kecepatan dapat diandalkan hingga lebih sering menyerang. Beberapa kali mereka mencoba menyerang dari sayap karena lini tengah sudah penuh dengan gelandang dan bek lawan. Mereka adalah Cois Artomoro Raya dengan nomor punggung (13) dan Aron Byron (17).
MENAHAN PEMIMPIN KLASEMEN
Kejutan datang dari laga antara Ragunan Soccer School vs Jakarta Football Academy (JFA) yang berjalan imbang. Ragunan merupakan tim medioker yang di klasemen bertengger pada peringkat 10 sedangkan JFA saat ini merupakan jawara klasemen dengan perolehan poin 44. Sementara Asiop yang berada diurutan kedua menang 1-0 atas Kabomania. Peringkat selanjutnya Asiop Apancinti, Mandiri Selection SS, Kabomania dan Matador Mekarsari dengan poin berturut-turut 41,37,32,30.
Mandiri Selection Soccer School yang bertengger di klasemen dengan urutan ketiga ini berpesta gol. Mereka menggilas SSJ Kota Bogor, 8-0. Bahkan, mereka sudah mencetak gol sejak menit ke-4, sementara Muhammad Afif Fathoni bisa mencetak tiga gol. Mandiri beruntung karena bisa bermain pada laga pertama ketika lapangan belum becek. Mereka masih bisa bermain maksimal dengan strategi yang biasa mereka terapkan.
Pelatih Umar Nalis dari Ragunan Soccer School mengatakan keberhasilannya menahan imbang jawara klasemen terkait dengan strategi yang dipilihnya. “Kami merubah cara bermain terutama sektor gelandang yang biasanya menunggu kali ini banyak menekan,” katanya.
Umar pun terus memberi motivasi pada anak didiknya untuk memiliki kemauan bekerja keras dan fokus menghadapi pertandingan. Alhasil permainan lawan yang tingkatannya jauh diatas pun sanggup diredam.
Sedikit resep Umar keluarkan, dalam latihan selalu menerapkan pola bola pendek untuk masa depan anak didik. Kemenangan tak terlalu diutamakan tapi terpenting bagaimana memainkan apa yang telah diterapkan dalam latihan.
“Memang tidak populis tapi saya percaya suatu saat pemain akan merasakan betapa pentingnya memainkan bola (sesuai) dengan apa yang pelatih perintahkan,” ujarnya.