Tim Papan Atas Pertajam Penyelesaian Akhir
JAKARTA, KOMPAS — Paceklik gol yang terjadi pada penyelenggaraan Liga Kompas Gramedia Panasonic U-14 pekan ke-21, Minggu (7/1), membuat tim-tim di papan atas klasemen mulai berbenah. Mereka fokus berlatih penyelesaian akhir untuk mengembalikan efektivitas serangan dan menjaga persaingan papan atas. Perbaikan itu akan diuji pada laga pekan ke-22 di GOR Ciracas, Jakarta Timur, Minggu (14/1).
Tim peringkat kedua, Jakarta Football Academy (JFA), yang bermain 0-0 saat melawan pemuncak klasemen ASIOP Apacinti, pekan lalu, menambah frekuensi latihan dari tiga kali sepekan menjadi empat kali. Para pemain JFA berlatih lebih keras agar bisa meraih tiga poin dari tim papan tengah Villa 2000.
”Pada laga melawan ASIOP, para pemain kami sering ragu-ragu dalam penyelesaian akhir sehingga gagal mencetak gol meski mendominasi babak pertama. Stamina para pemain juga mudah terkuras seusai libur akhir tahun. Ini yang menjadi fokus pembenahan sepanjang pekan ini,” kata Achmad Zulkifli, pelatih JFA, Sabtu (13/1).
Untuk mempertajam lini depan, Achmad meminta para penyerangnya berlatih umpan terobosan secara berulang-ulang. Para pemain yang bertugas sebagai ujung tombak juga dilatih pertarungan satu lawan satu, baik melawan bek maupun kiper.
Serangan cepat dengan memanfaatkan celah di pertahanan lawan menjadi fokus latihan. Simulasi serangan antara pengumpan dan target umpan dilakukan secara berulang agar mereka memahami dengan baik.
Para gelandang juga mendapat pelatihan khusus untuk melakukan serangan dari lini kedua. Pekan lalu, serangan dari lini kedua JFA sangat kurang sehingga banyak peluang terbuang.
Latihan stamina juga mendapat porsi yang besar agar para pemain kuat berlari sepanjang laga. Dengan stamina yang bagus, para pemain diharapkan tampil lebih optimal. ”Kondisi stamina pemain jauh membaik. Kami berharap mereka tampil maksimal dan bisa merebut kemenangan agar kami bisa merebut posisi puncak klasemen dari ASIOP,” kata Achmad.
JFA dan ASIOP sama-sama mengumpulkan 45 poin, tetapi JFA kalah surplus gol.
Saat JFA mempertajam lini depan, ASIOP juga melakukan hal yang serupa agar posisinya tidak tergoyahkan. Strategi bertahan pada babak pertama yang diterapkan saat melawan JFA tidak akan digunakan lagi saat menghadapi tim peringkat ketiga, Mandiri Selection Soccer School, Minggu ini.
”Kami akan langsung bermain terbuka dan menyerang sejak awal laga melawan Mandiri Selection. Strategi utama kami adalah mendominasi penguasaan bola agar lawan tidak dapat mengembangkan permainan. Untuk mewujudkannya, kami berlatih simulasi secara intensif pada grup gelandang dan grup penyerang,” kata Yayat Supriyatna, pelatih ASIOP.
ASIOP berlatih empat variasi serangan guna menekan pertahanan Mandiri Selection. Variasi pertama adalah dengan serangan sayap dan penyelesaian melalui sundulan. Latihan itu diasah hingga para pemain sayap mampu melepas umpan silang dengan baik dan penyerang bisa mencetak gol dengan sundulan.
Variasi kedua adalah skema serangan dari tengah melalui kerja sama penyerang dan gelandang untuk menusuk jantung pertahanan lawan. Tendangan dari lini kedua, di sekitar garis kotak penalti juga dilatih untuk mengatasi kebuntuan jika para penyerang dijaga ketat.
Sementara itu, posisi kelima, Matador Mekarsari, yang pekan lalu bermain 0-0 dengan peringkat keempat Kabomania, menyusun taktik untuk lapangan kering dan basah. Komposisi pemain pada kedua taktik itu juga beda.
”Saya sebenarnya lebih suka bermain dengan umpan-umpan pendek yang cepat. Namun, kami sudah dua kali bermain di lapangan becek yang tidak memungkinkan bermain dengan umpan pendek. Jadi, kami menyiapkan juga pola permainan dengan umpan pajang yang langsung ke depan,” kata Iskandar, pelatih Matador. (ECA)
Sumber: Kompas.id