Hasil Proses Latihan Keras Jauh Lebih Penting
JAKARTA, KOMPAS — Bagi para peserta Liga Kompas Gramedia Panasonic U-14, peningkatan kemampuan bermain yang dihasilkan dari proses latihan keras jauh lebih penting daripada sekadar memenangi laga. Kemenangan merupakan bonus yang pasti akan didapat jika proses latihan tersebut selalu berjalan.
Hal itu, salah satunya, menjadi prinsip Sekolah Sepak Bola (SSB) Matador Mekarsari ketika kalah 0-1 dari Jakarta Football Academy (JFA) pada pekan ke-25 Liga Kompas Gramedia Panasonic U-14 di GOR Ciracas, Jakarta Timur, Minggu (4/2).
”Saya puas dan pemain senang karena kami bisa tampil bagus. Mungkin ini penampilan terbaik kami selama ini,” kata Pelatih Matador Mekarsari Iskandar. Ia pun tidak terlalu khawatir meski Matador turun dari peringkat keempat ke peringkat kelima akibat kekalahan ini.
Melawan JFA yang merupakan pemuncak klasemen sementara LKG U-14, Matador mampu menekan sepanjang laga. Tekanan itu tidak surut meski pemain JFA, Nestor Agung Pambudi, mencetak gol jarak jauh pada menit ke-29. Tertinggal satu gol justru memacu semangat Matador untuk membalas.
”Laga ini sebenarnya cukup sulit karena lapangan masih becek. Namun, kemampuan terbaik pemain justru muncul dan penguasaan bola mereka tinggi,” kata Iskandar. Lapangan menjadi becek akibat hujan yang turun sejak pukul 07.00.
Kondisi tersebut membuat para pemain terpaksa lebih sering memainkan bola-bola panjang. Lapangan becek membuat bola sulit dikontrol dan duel perebutan bola sering terjadi di lini tengah.
Pada laga lain, Remci Tangerang juga merasakan kebanggaan yang sama. Meski merupakan tim penghuni zona degradasi, mereka bisa menahan imbang tim yang punya pertahanan terkuat, Mandiri Selection Soccer School, 1-1. Pada putaran pertama musim ini, Remci pernah dibantai 0-7 oleh Mandiri Selection.
Pada laga kemarin, Remci justru bisa unggul lebih dulu berkat gol Sultan Gavrila Ibrani pada menit ke-29. Namun, mereka harus mengakui ketangguhan Mandiri yang akhirnya bisa menyamakan kedudukan pada menit ke-43 lewat gol Cahyo Hari Agung.
”Saya sengaja memindah striker ke posisi sayap. Harapannya, kecepatan yang mereka miliki dapat mengantisipasi kondisi lapangan becek,” kata Pelatih Remci Tangerang Auriga Sonny Prabowo. Para striker itu berlari di sisi lapangan yang kering dan mengumpankan bola ke gelandang yang bergerak lebih maju.
Jika Matador dan Remci tidak bisa menang, hasil yang lebih memuaskan dirasakan Villa 2000 yang mengalahkan tim juara bertahan, Bina Taruna, 4-1. ”Faktor utama kekalahan adalah lapangan becek. Setelah tertinggal satu gol, mental pemain langsung ambruk,” kata Manajer Bina Taruna Jaka Lesmana.
Kemarin, hanya ASIOP Apacinti, tim papan atas yang bisa berpesta gol. Mereka mengalahkan tim penghuni dasar klasemen, Garuda Putra Bekasi, 8-0. ASIOP terus membayangi JFA dengan selisih empat poin.
Pemain terbaik
Pada pekan ke-25 ini, kiper Siaga Pratama, Dimas Rizki, terpilih sebagai pemain terbaik bulan Januari 2018. Dimas dinilai punya antisipasi umpan silang yang baik dan tangguh saat diserang dari jarak dekat. Dimas menyisihkan dua nomine pemain terbaik lainnya, Theipanic Isfahani (Villa 2000) dan Dimas Maulana (Mandiri Selection).
”Saya memang sejak awal berlatih bola sudah suka menjadi kiper. Lebih menantang karena harus melompat dan berani jatuh,” kata Dimas yang mengidolakan Andritany Ardhiyasa, kiper Persija Jakarta.
Pelatih Siaga Pratama, Abdush Shobur, mengatakan, terpilihnya Dimas sebagai pemain terbaik diharapkan bisa memacu motivasi rekan-rekannya untuk tidak berhenti berlatih. (DEN)
Sumber : Kompas.id