Gelar Juara JFA Buah Dukungan Orangtua Pemain
JAKARTA, KOMPAS — Sekolah sepak bola Jakarta Football Academy menjuarai Liga Kompas Gramedia Panasonic U-14 musim 2017-2018 berkat dukungan penuh para orangtua pemain dalam menjaga konsistensi anak-anak mereka mengikuti latihan dan pertandingan. Gelar juara itu dipastikan oleh JFA setelah menang 7-0 atas Garuda Putra Bekasi pada laga pekan ke-29 di lapangan GOR Ciracas, Jakarta Timur, Minggu (4/3).
Pelatih JFA Ahmad Zulkifli mengatakan, sejak akan ikut kompetisi, para orangtua berjanji akan mendukung proses latihan dan pertandingan, antara lain anak-anak mereka tidak akan bolos latihan ataupun pertandingan kecuali ada halangan besar.
Zulkifli menegaskan, setiap latihan minimal diikuti 15 pemain dan saat bertanding minimal ada 20 pemain. Berkat dukungan para orangtua, pemain yang datang di setiap latihan tak pernah kurang dari 20 orang dan ketika bertanding 20-25 pemain.
”Dukungan orangtua ini pengaruhnya mencapai 80 persen untuk tim. Sebab, jika latihan dan pertandingan tidak dihadiri oleh pemain dengan jumlah ideal, latihan tidak bisa berjalan lancar dan pertandingan tak mungkin mendapatkan hasil optimal,” tegas Zulkifli.
Bahkan, menurut Zulkifli, para orangtua pula yang mengusulkan tim meningkatkan porsi latihan dari dua kali setiap pekan menjadi tiga kali setiap pekan. Ini karena setelah putaran pertama, JFA masuk tiga besar. Pencapaian itu mengubah target dari sekadar bertahan di LKG U-14 menjadi target juara.
Jadwal latihan normal JFA, setiap Selasa dan Kamis, masing-masing pukul 16.00-18.00 di kawasan Halim Perdanakusuma, Jakarta. Orangtua pemain pun mendukung ada tambahan latihan setiap Jumat atau Sabtu di GOR Ciracas dengan waktu menyesuaikan jadwal pertandingan LKG pekan itu.
Untuk latihan di GOR Ciracas, JFA harus merogoh kocek tambahan untuk menyewa lapangan, yakni Rp 200.000 per jam. ”Latihan di Stadion Ciracas atau stadion yang sama untuk pertandingan LKG U-14 ini sangat positif untuk pemain. Dengan itu, pemain jadi lebih paham kondisi lapangan sehingga tidak mengalami kesulitan pada pertandingan besoknya walaupun lapangan baru saja terkena hujan ataupun panas gersang,” ujar Zulkifli.
Target itu juga direspons positif oleh orangtua dan pemain yang tinggal di luar Jakarta, seperti Depok, Bandung, bahkan Garut. Itu dialami penjaga gawang JFA, Dava Hafiz, yang berasal dari Bandung. Dava selalu menyempatkan berlatih dengan JFA minimal sekali sepekan, terutama Jumat atau Sabtu. Ia pun tidak pernah melewatkan pertandingan bersama JFA setiap Minggu. Selain berangkat sendiri menggunakan bus, tak jarang, ia diantar oleh ayahnya.
”Alhamdulillah, walau jauh, orangtua saya, terutama ayah, sangat mendukung karier saya di JFA dan LKG U-14. Kalau tidak didukung, berat juga saya untuk gabung dengan JFA karena lokasi berlatih dan bertanding jauh dari tempat tinggal,” ucap Dava.
Ayah Dava, David Hendiana (38), mengatakan, demi mengikuti latihan dan pertandingan, ia mengeluarkan uang Rp 800.000- Rp 1 juta untuk biaya transportasi Dava pulang-pergi Bandung- Jakarta tiap bulan. ”Semua saya lakukan demi mewujudkan cita- cita anak saya. Sebab, sejak usia 7 tahun, Dava sangat ingin jadi pemain sepak bola,” katanya.
Papan bawah
Pada pekan ke-29 juga sudah dipastikan tim yang harus menjalani play off dan terdegradasi. Ragunan Soccer School lolos dari zona play off, yaitu peringkat ke-12 dan ke-13. Ragunan memantapkan posisinya di peringkat ke-10 setelah menang 1-0 atas Siaga Pratama
Siaga Pratama yang berada di peringkat ke-11 dengan 32 poin masih mungkin dikejar peringkat ke-12, Cibinong Raya, jika mereka kalah di laga pamungkas dan Cibinong Raya menang. Talenta Muda FU-15 di posisi ke-13 sudah terkunci di zona play off.
Sementara Remci Tangerang, SSJ Kota Bogor, dan Garuda Putra Bekasi terdegradasi. (DRI)
Sumber: Kompas.id