Kapten Harus Punya Jiwa Leadership & Respect
Memimpin sebuah pertandingan memang tugas wasit. Tapi kalau kita berbicara tentang pemimpin dalam sebuah tim, pasti langsung tertuju pada sosok ini. Yup, kapten. Ia bertugas memimpin rekan satu timnya dalam sebuah pertandingan. Untuk menjadi seorang kapten tidaklah mudah. Ada beberapa kriteria yang harus dimiliki seorang pemain.
Menurut Yayat Supriatna, pelatih ASIOP Apacinti, seorang kapten harus memiliki jiwa leadership dan rasa respect yang sangat tinggi. Selain itu, biasanya kapten juga punya kemampuan individu di atas pemain lainnya. “Jiwa kepemimpinan itu ditunjukkan dari etos kerja sang kapten. Ia harus punya semangat yang lebih tinggi dari pemain lainnya. Dengan seperti itu, pemain lain akan mengikuti instruksinya di lapangan,” ucap Yayat.
Selain memimpin rekan satu timnya di lapangan, tugas penting dari sang kapten adalah sebagai penengah jika terjadi konflik di lapangan. Baik itu antara pemain, hingga protes ke wasit. “Kalau ada situasi seperti itu (protes), kapten harus menunjukkan jiwa kepemimpinannya. Ia yang jadi penengah antara pemain. Hanya kapten yang berhak melakukan protes ke wasit. Namun harus tetap menunjukkan jiwa respect-nya,” ucap Yayat.
Kapten bisa dibilang sebagai cerminan tim itu sendiri. Bukan tidak mungkin jika seorang kapten terpuruk, rekan satu timnya ikut terpuruk. “Kalau tim sedang kalah, lalu kaptennya langsung down, maka pemain lainnya pasti ikutan down. Tapi kalau kita (kapten) bisa terus memberi semangat hingga pertandingan usia, maka semangat itu juga yang akan dimiliki pemain lainnya. Jadi kapten itu sangat mencerminkan tim itu sendiri,” ungkap Uchida Sudirman, kapten ASIOP Apacinti.
Menurut Uchida, tugas kapten lainnya adalah sebagai penghubung antara pelatih dan pemain di lapangan. Kapten harus bisa memahami strategi apa yang diinginkan pelatih dalam pertandingan, dan menjalankannya di lapangan. “Jadi pelatih tidak harus teriak-teriak dari pinggir lapangan selama pertandingan. Kita juga harus bisa mengarahkan pemain di lapangan,” ucap Uchida.
Tidak jarang seorang pemain merasa terbebani dengan tanggung jawab sebagai seorang kapten. “Awalnya merasa terbebani, karena tim menaruh target tinggi dalam setiap pertandingan, dan kapten harus memimpin satu tim untuk mencapai target tersebut. Tapi kalau timnya kompak, pasti kerja kapten jadi lebih mudah,” ujar Nestor Pambudi, kapten Jakarta Football Academy.
Beban tersebut juga sempat dirasakan kapten Kabomania, Fitra Rafiadin. Menurutnya, kapten juga harus mengontrol emosi pemain. Agar tidak merusak kekompakan tim di lapangan. Fitra menambahkan, fungsi lain dari seorang kapten ialah sebagai pengatur serangan. “Kapten harus bisa mengatur ritme pertandingan, tahu kapan tim harus menyerang dan bertahan,” ucap Fitra.
Di sepak bola dunia, banyak kapten-kapten yang menjadi ikon sebuah tim. Misalnya, Francesco Totti, kapten AS Roma, yang mengabdikan seluruh karir sepak bolanya hanya pada club ibu kota Italia tersebut. Begitu juga Paolo Maldini, yang menghabiskan karir sepak bolanya bersama satu tim, AC Milan.
Selain kedua kapten tersebut. Kapten paling sukses di sepak bola ialah Franz Beckenbauer, legenda Jerman. Total ia berhasil meraih 5 gelar Bundesliga, 4 piala DFB-Pokals, 3 piala European Cup, dan Intercontinental Cup. Bersama Jerman, ia juga menjuarai Piala Eropa 1972 dan Piala Dunia 1974. Sementara itu gelar individu yang ia terima adalah 2 kali Ballon d’Ors dan 4 kali German Footballer of the Year.
(Laporan: Alvien Cahya)