Indra Sjarfi: Banyak Pemain Potensial di LKG U-14
Pembibitan usia dini merupakan salah satu hal terpenting dan selalu menjadi sorot dalam perkembangan calon pemain bintang Indonesia. Liga Kompas Gramedia (LKG) U-14 yang sudah diselenggarakan 8 kali ini juga menjadi ajang tampilnya bibit-bibit muda masa depan Indonesia. Hal inilah yang diungkapkan oleh Indra Sjarfi, mantan pelatih Timnas U-19 yang kini mengisi sektor pengembangan sepak bola Indonesia di bawah naungan PSSI.
“Ada tiga fase pembibitan sepak bola, yaitu usia 6-12 tahun, 13-15 tahun, dan 16-19 tahun. Liga Kompas Gramedia merupakan salah satu yang konsisten dalam pengembangan bibit-bibit muda di fase kedua (13-15 tahun). Kompetisi juga jadi bekal yang baik untuk pemain dalam karir profesionalnya mendatang,” ucap coach Indra.
FIFA sebagai lembaga terbesar sepak bola dunia, menyatakan pentingnya pengembangan pemain dari usia grass growth (usia 6-12 tahun). Hal ini bertujuan untuk membangun pondasi pemain dalam pemahaman basic sepak bola. “Kita harus mengenalkan sepak bola dari usia dini. Buat dia untuk mencintai sepak bola, dan bercita-cita untuk menjadi pemain sepak bola. Agar mental mereka sudah terbangun dari kecil,” ucap Indra.
Indra Sjarfi yang ikut menyaksikan Laga Bintang Muda juga mengapresiasi kemampuan yang dimiliki setiap pemain. Menurutnya, Liga Kompas Gramedia telah melahirkan banyak bibit-bibit muda sepak bola Indonesia. “Selama saya melatih, saya selalu melihat kompetisi apa saja yang pernah diikut pemain, Liga Kompas Gramedia selalu ada dalam ‘CV’ pemain saya,” ucap Indra.
Salah satu jebolan LKG U-14 yang sekarang menyita perhatian sepak bola eropa adalah Egy Maulana Vikri, yang bergabung dengan tim Lechia Gdansk, Polandia. Menurut Indra Sjarfi tidak menutup kemungkinan akan jebolan LKG lainnya yang akan berlaga di level nasional maupun internasional.
Saat ditemui setelah mengumumkan nama 24 pemain yang akan mengikuti pemusatan latihan LKG-SKF Indonesia, Indra Sjafri sedikit memberikan wejangan kepada pemain terpilih. Dia meminta pemain harus menjadikan Gothia Cup sebagai ajang cari ilmu. “Saat bermain di kompetisi berskala internasional, kita harus bisa mengambil banyak ilmu dari pemain-pemain luar. Lihat style permainan mereka dan tiru kedisipilan mereka. Jadi jangan asal menang, tapi kita harus dapat pelajaran baru,” ucap Indra Sjarfi.
(Laporan: Alvien Cahya)