Liga KG
Beranda / Berita / Berita Detail

Pola Permainan Mulai Terbaca, Persaingan Kian Sengit

KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN

Pemain SSB Jakarta Football Academy Yuwana Wira Yuma (kanan) membuang bola yang dikuasai pemain Villa 2000 Reswara Azka Nugraha dalam lanjutan Liga Kompas Kacang Garuda U14 di Stadion GOR Ciracas, Jakarta Timur, Minggu (23/9/2018).

JAKARTA, KOMPAS – Memasuki pekan ketujuh Liga Kompas Kacang Garuda U-14, persaingan di papan bawah dan atas klasemen sementara kian sengit. Laju tim-tim yang sebelumnya tampil dominan mulai tertahan. Hal itu mengindikasikan tim-tim di Liga Kompas mulai saling membaca taktik dan pola permainan masing-masing.

Ragunan Soccer School yang perkasa hingga pekan kelima Liga Kompas harus puas ditahan imbang Asiop Apacinti yang belum menemukan bentuk permainan terbaiknya. Hasil tersebut memutus rentetan tren positif yang ditorehkan skuat asuhan Rasyito Amsya.

Persaingan di papan atas klasemen sementara pun kian sengit. Ragunan Soccer School ditempel ketat Bina Taruna yang tampil konsisten. Pada pertandingan terakhir, Bina Taruna yang dibesut Saut LB Tobing  menundukkan Kabomania dengan skor tipis 1-0.

Ragunan dan Bina Taruna sama-sama mengoleksi 16 poin hasil dari 6 kali bertanding. Bina Taruna menguntit di posisi kedua karena kalah selisih gol dari Ragunan Soccer School.

Asisten Pelatih Ragunan Soccer School Wahyudi, Senin (8/10/2018), mengatakan, persaingan di papan atas semakin ketat. Bagi Wahyudi, satu poin akan sangat berarti. Tergelincir atau meraih hasil imbang akan membuat peluang mereka menjadi kampiun kian tipis. Menjaga fokus dan mental bertanding pemain menjadi perhatian lebih bagi jajaran pelatih Ragunan Soccer School.

“Kami tidak boleh lengah di laga-laga berikutnya. Persaingan semakin ketat. Salah sedikit bisa terlempar,” ujar Wahyudi.

KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN

Pemain sekolah sepak bola (SSB) Siaga Pratama (depan) Muhammad Ripaldi (tengah) berusaha melewati pemain SSB Bina Taruna, Ilham Ardiansah dalam lanjutan Liga Kompas Kacang Garuda (LKKG) di Stadion GOR Ciracas, Jakarta Timur, Minggu (9/9/2018).

Sementara itu, pelatih Bina Taruna Saut LB Tobing mengungkapkan, tim-tim peserta Liga Kompas sudah saling mengetahui karakter dan pola bermain lawan-lawannya. Artinya, tim-tim elite tidak boleh jemawa karena pola permainan mereka sudah mulai terbaca.

Oleh sebab itu, Saut selalu menekankan kepada pemainnya agar senantiasa rendah hati dan menghindari rasa cepat berpuas diri. Euforia kemenangan atas Kabomania dicukupkan. Mereka kini fokus menatap laga selanjutnya menghadapi Buperta Cibubur.

“Tentu saya akan merotasi pemain dan mencoba taktik baru,” kata Saut.

Di sisi lain, pelatih Salfas Soccer Irwan Salam menilai setiap tim sudah mulai mengetahui kelebihan dan kekurangan calon lawannya. Dominasi sejumlah tim di lima laga awal Liga Kompas karena tim-tim masih meraba-raba bentuk permainan lawan. Mereka buta kekuatan lawan sehingga minim antisipasi strategi.

Kini, semakin hari, kekuatan dan kelemahan masing-masing tim pun sudah dapat diketahui. Tim-tim yang lihai merotasi pemain dan mengombinasikan taktik serta strategi akan mampu terus meraih hasil positif.

“Tim kami pun pola permainannya sudah terbaca. Maka dari itu kami mulai merasa kesulitan meraih poin,” kata Irwan.

Salfas Soccer kini menghuni peringkat keempat klasemen sementara. Hingga pekan keenam Salfas Soccer mengumpulkan 14 poin, setara dengan pesaing terdekat mereka, yaitu Benteng Muda IFA yang berada satu tingkat di atas mereka. Salfas Soccer hanya kalah selisih gol dari Benteng Muda IFA.

BERITA TERKAIT
Komentar
Berita Populer