Kelelahan, Buperta Cibubur Berbagi Angka dengan JFA
JAKARTA, KOMPAS — Duel tim papan tengah Jakarta Football Academy dengan Buperta Cibubur, Selasa (20/11/2018), di Stadion Gelanggang Olahraga Ciracas, Jakarta, berakhir imbang tanpa gol. Meski mendominasi pertandingan, pemain Buperta yang kelelahan gagal menuntaskan sejumlah peluang menjadi gol.
Kedua kesebelasan hanya memiliki jeda istirahat sehari setelah tampil pada pekan ke-12 Liga Kompas Kacang Garuda U-14. Setelah itu mereka langsung menjalani laga tunda pekan ke-11.
Laga antara sekolah sepak bola Buperta Cibubur dan Jakarta Football Academy (JFA) berlangsung dalam tempo tinggi. Buperta Cibubur tampil mendominasi di awal babak pertama.
Gelandang Buperta Cibubur, M Cahya Gumilang, mencoba peruntungan lewat tendangan bebas. Namun, sepakannya masih dapat ditepis kiper.
Sederetan peluang tercipta untuk Buperta Cibubur. Hanya saja penyelesaian akhir yang kurang tenang membuat peluang-peluang tersebut terbuang percuma. Skor kaca mata bertahan hingga turun minum.
Di babak kedua, Jakarta Football Academy mulai dapat mengimbangi permainan Buperta Cibubur. Pemain JFA mulai dapat keluar dari tekanan. Mereka memperagakan permainan bola-bola pendek dari kaki ke kaki.
Kerja sama apik pemain Buperta Cibubur di area kotak penalti JFA menghadirkan peluang untuk Kito Rabbani. Sayang, ketika berhadapan dengan kiper, sepakannya melenceng dari sasaran.
JFA membalas melalui tendangan bebas Daniel Rivaleo. Tapi sepakannya masih melenceng jauh dari gawang.
Buperta Cibubur kembali memperoleh beberapa peluang emas. Tapi penyelesaian akhir yang tergesa-gesa membuat deretan peluang itu menguap begitu saja. Hingga laga usai, skor masih sama kuat 0-0.
Ditemui usai laga, pelatih Buperta Cibubur, Jumhari, menyampaikan, penyelesaian akhir masih menjadi kendala terbesar bagi timnya. Selain itu, ia menilai pemainnya sangat kelelahan menjalani dua pertandingan dalam jangka waktu yang relatif singkat.
Meski sudah merotasi sebagian skuad, hal itu tampaknya tidak cukup membantu memecah kebuntuan tim.
“Saya lihat pemain saya tampil dengan beban. Mungkin karena kelelahan, akhirnya penyelesaian akhir menjadi buruk. Pemain depan bingung mau mengarahkan bola ke mana. Padahal kami mendominasi,” tuturnya.
Sementara itu, pelatih JFA, Winaryo, memuji kualitas pemain bertahan Buperta Cibubur yang pandai membaca arah serangan. Faktor kelelahan juga menyebabkan anak asuhnya tak lagi bisa mengimbangi permainan Buperta Cibubur di babak kedua.
“Di babak kedua kami sangat tertekan, padahal di babak pertama bisa mengimbangi mereka,” ujarnya.