Liga KG
Beranda / Berita / Berita Detail

Ketika Kemenangan Bukan Menjadi Hal yang Utama

KOMPAS/ I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA

Pemain Siaga Pratama berlari ke tepi lapangan untuk meminum air. Siaga Pratama harus puas bermain imbang 0-0 menghadapi Mandiri Selection di pekan ketujuh Liga Kompas Kacang Garuda U-14, Minggu (14/10/2018), di GOR Ciracas, Jakarta.

JAKARTA, KOMPAS – Sekolah sepak bola Siaga Pratama menemukan bentuk permainan terbaiknya di lima laga terakhir Liga Kompas Kacang Garuda U-14. Permainan terbaik itu mereka dapatkan justru ketika tidak menjadikan kemenangan sebagai hal yang utama.

Sempat kesulitan mempertahankan konsistensi, Siaga Pratama kini menjelma menjadi salah satu tim yang konsisten mencetak kemenangan. Mereka belum pernah terkalahkan sejak pekan ke-6 Liga Kompas. Padahal, di awal-awal liga bergulir, Siaga Pratama lebih sering bermain imbang atau menelan kekalahan.

Usai dihajar Salfas Soccer pada pekan ke-5, Siaga Pratama belum mampu tampil konsisten. Mereka lebih banyak menuai hasil imbang tanpa gol dan sekali meraih kemenangan tipis 1-0 atas Jakarta Football Academy. Produktivitas gol Siaga Pratama pun tergolong minim.

Kebangkitan Siaga Pratama terjadi pada pekan ke-9. Tak lama setelah pelatih kepala Abdush Sobur memutuskan mengundurkan diri dari tim karena kesulitan membagi waktu sebagai guru di sekolah dan pelatih sepak bola. Kala itu, Siaga Pratama memetik kemenangan meyakinkan 2-0 atas tim yang punya tradisi kuat di Liga Kompas, Villa 2000.

Dari sana kebangkitan Siaga Pratama dimulai. Sejak kemenangan fenomenal itu, mereka belum tersentuh kekalahan hingga pekan ke-12.Empat laga terakhir disapu bersih. Siaga Pratama kini bertengger di peringkat 5 klasemen sementara Liga Kompas.

Pelatih Siaga Pratama, Iwan Darmanto, Sabtu (24/11/2018), menuturkan, kunci permainan agresif Siaga Pratama belakangan ini adalah suntikan motivasi dan tak memberikan beban harus memetik kemenangan kepada pemain.

Setelah secara resmi ditunjuk menangani tim, Iwan melihat para pemain Siaga Pratama kurang diberikan suntikan motivasi. Padahal, kata dia, pada jenjang pemain usia muda, suntikan motivasi akan memberikan perbedaan yang sangat besar bagi performa tim.

“Pemain muda itu sangat bergairah dan enerjik. Kalau diberi cambukan motivasi pasti kekuatan yang dihasilkannya sangat besar,” ujar Iwan.

Setiap sesi latihan berlangsung, Iwan selalu menekankan pemain untuk bermain lepas dan menghindari perasaan tertekan. Oleh sebab itu, Iwan memilih tidak membebani anak asuhnya dengan target yang muluk-muluk. Mereka diminta cukup bermain aman dan tidak menyulitkan diri sendiri.

“Artinya kalau bola harus dioper ya oper. Bermain yang sederhana, jangan menyulitkan diri sendiri dan rekan setim,” katanya.

Bagi Iwan, menang atau kalah bukanlah persoalan. Membebani pemain usia muda dengan target yang tinggi akan menjadi bumerang bagi mereka. Iwan menginginkan pemainnya bermain dengan perasaan riang. Jika pemain sudah bermain dengan hati yang bahagia, secara otomatis mereka akan mengeluarkan kemampuan terbaiknya.

“Hal yang lebih penting, mereka harus percaya kepada rekan setim. Tidak ada perbedaan antara pemain inti dan cadangan. Pemain di lapangan tidak boleh egois, semua pemain punya kontribusi,” tutur Iwan.

Selain dari aspek psikologis, Iwan juga mengubah susunan formasi tim. Siaga Pratama sebelumnya menerapkan formasi 4-4-2. Ketika mengarsiteki tim, Iwan berkonsultasi dengan pelatih. Ia menanyakan kemampuan dari masing-masing pemain.

Setelah diskusi yang cukup panjang, diputuskan tim mulai menggunakan skema 4-4-3. Skema itu dirasa Iwan sesuai dengan kemampuan serta komposisi pemain yang ada.

Perubahan formasi itu membuat permainan Siaga Pratama lebih atraktif. Gol tidak hanya bertumpu pada pemain depan saja, melainkan bisa lahir dari semua lini.

Dihubungi terpisah, kapten Siaga Pratama, Ridho Adi Nugraha, menyampaikan, motivasi yang diberikan Iwan Darmanto mampu mengangkat kepercayaan diri pemain. Menurut Ridho, sang pelatih tidak pernah membebani ia dan rekan-rekannya untuk memetik kemenangan.

Hal itu membuat para pemain Siaga Pratama lebih menikmati permainan. Mereka mampu tampil lepas tanpa beban.

“Pemain yang sekarang semangatnya beda dengan yang dulu. Suasana tim jauh lebih kondusif saat ini,” ujar Ridho.

Ridho mengatakan, sang pelatih selalu mengingatkan pemain untuk tidak takut kalah. Ia mengungkapkan, Iwan senantiasa mendorong pemain untuk bermain semampunya dan tidak memikirkan hasil akhir.

Pada akhirnya, kombinasi antara perasaan yang riang dan perubahan taktikal mengantarkan Siaga Pratama menjadi tim yang konsisten memetik kemenangan. Hasil positif itu mereka raih ketika pelatih tidak menjadikan kemenangan sebagai tujuan akhir tim.

BERITA TERKAIT
Komentar
Berita Populer