Penghargaan Pemain Terbaik Lecut Motivasi Salfas Soccer
JAKARTA, KOMPAS — Sekolah sepak bola Salfas Soccer makin membuat Astam terbenam di pekan ke-14 Liga Kompas Kacang Garuda U-14. Gol telat Andriano Saputra mengirim Astam ke dasar klasemen sementara. Permainan apiknya di laga ini termotivasi atas capaian rekannya yang mendapat penghargaan pemain terbaik Liga Kompas bulan November 2018.
Pemain Salfas Soccer bernomor punggung 7, Rendy Apriyansyah, dinobatkan sebagai pemain terbaik Liga Kompas bulan November. Ia mengungguli dua pesaingnya dari SSB Ragunan Soccer School, yaitu M Kahfi Wicaksono dan Raychan Adji Pangestu.
Laga antara Astam dan Salfas Soccer berlangsung sengit sejak sepak mula dimulai. Kedua tim silih berganti melancarkan serangan. Namun, Salfas Soccer lebih mendominasi penguasaan bola.
Salfas membangun serangan sejak dari lini pertahanan. Mereka bermain sabar dan tidak terburu-buru mengalirkan bola ke area pertahanan Astam.
Tak banyak peluang tercipta. Bola lebih sering berkutat di lapangan tengah. Pun demikian, peluang emas diperoleh Salfas Soccer lewat percobaan Andriano Saputra yang masih membentur tiang gawang.
Astam tak kalah garang, mereka juga beberapa kali mengancam gawang Salfas tetapi masih belum berbuah gol. Hingga turun minum, skor masih imbang 0-0.
Di babak kedua Astam tampil trengginas. Mereka menekan Salfas Soccer dan menciptakan sejumlah peluang. Namun, masih mampu diredam barisan pertahanan Salfas.
Petaka bagi Astam muncul di pengujung laga. Terus menekan, Astam justru kebobolan lewat gol Andriano Saputra yang lolos dari jebakan offside. Hingga pertandingan berakhir, skor tetap 1-0 untuk keunggulan Salfas Soccer. Mereka menyegel tiga poin sebagai modal terus menguntit Bina Taruna di peringkat ke-2 klasemen sementara.
Asisten pelatih Salfas Soccer Yosef Sofyan mengatakan, timnya kehilangan kendali permainan di babak kedua karena pemain utama sudah ditarik keluar. Keluarnya pemain utama membuat Astam leluasa mengacak-acak lini tengah.
Ke depan, Yosef akan membenahi aspek penyelesaian akhir. Hal itu karena pemainnya tidak mampu mencetak gol meski memiliki sederet peluang emas di babak pertama.
Andriano Saputra menyampaikan, dirinya termotivasi dengan penghargaan pemain terbaik yang diterima Rendy Apriyansyah. Melihat rekannya mendapat penghargaan pemain terbaik Liga Kompas bulan November, Andriano terlecut tampil lebih baik dalam laga ini. Hasilnya ia mencetak gol semata wayang kemenangan Salfas.
“Sulit menembus pertahanan Astam. Mereka bermain rapi dan disiplin. Jebakan offside mereka juga membuat kami kesulitan meneror gawangnya,” kata Andriano.