Rendy Apriyansyah, Si Kecil yang Berkontribusi Besar
Pemain tengah sekolah sepak bola (SSB) Salfas Soccer, M Rendy Apriyansyah, dinobatkan sebagai pemain terbaik Liga Kompas Kacang Garuda U-14 bulan November. Penghargaan diserahkan Direktur Kompetisi Liga Kompas, Emilius Caesar Alexey pada Minggu (2/12/2018). Pemain bernomor punggung 7 itu menyisihkan dua pemain tengah SSB Ragunan Soccer School, yaitu M Kahfi Wicaksono dan Raychan Adji Pangestu yang masuk daftar nominasi.
Rendy tergolong pemain tengah yang produktif. Ia menjadi salah satu tumpuan timnya untuk mencetak gol. Hingga pekan ke-14 Liga Kompas, Rendy sudah mengoleksi 6 gol. Rendy menjadi top skor bagi Salfas Soccer.
Tim 11, tim yang menyediakan data statistik di Liga Kompas, mencatat, Rendy melepaskan 86 umpan, 7 tembakan, 5 kali intersep, 5 kali menghalau bola, dan 3 kali tekel sepanjang November 2018.
Tubuh kecilnya tak membuatnya gentar berduel dengan pemain belakang lawan yang memiliki postur lebih besar. Meski kecil, Rendy merupakan pesepak bola dengan visi bermain yang mumpuni. Rendy juga selalu bisa dengan tepat dan cepat mengambil keputusan di atas lapangan.
Oleh sebab itu, kata Irwan, Rendy kerap diganjar penghargaan pemain terbaik, termasuk saat perhelatan Danone Nations Cup beberapa waktu lalu.
Menurut pelatih Salfas Soccer, Irwan Salam, Rendy berperan sebagai penyeimbang di lini tengah. Kemampuan menyerang dan bertahan Rendy sama baiknya. Lebih dari itu, ia selalu mengetahui waktu yang tepat untuk mengumpan bola.
“Ia pemain yang paham betul kapan harus mengumpan,” ujar Irwan.
Peran Rendy yang sedemikian besar bagi tim bahkan membuat Irwan enggan menggantinya dengan pemain lain saat pertandingan. Hanya saja, regulasi Liga Kompas mewajibkan pelatih memberikan menit bermain yang adil bagi seluruh pemain.
Lebih lanjut, Irwan menyampaikan, Rendy harus terus berlatih untuk mengasah kecepatan dan umpan bola-bola lambung. Menurut Irwan, kelebihan Rendy adalah melepaskan umpan-umpan terobosan. Kelebihan itu harus pula diimbangi dengan kemampuan mengirim umpan-umpan lambung yang akurat.
Visi besar Rendy juga tampak dari cara dia mengatur waktu. Ia menyadari, pendidikan juga merupakan hal yang penting dan tak boleh ditinggalkan. Maka dari itu, Rendy mengatur jadwal latihan dan belajar sebaik-baiknya.
Malam hari sebelum sekolah, Rendy menyempatkan diri mengulang pelajaran yang ia terima hari itu lalu mempersiapkan pelajaran untuk esok hari. Ia berharap bisa meraih sukses di atas lapangan dan di sekolah.
“Karena saya sekarang sudah kelas 9 SMP, sekolah tidak boleh terbengkalai,” ucapnya.
Kesibukan di sekolah membuat Rendy harus pandai-pandai mengatur waktu belajar dan berlatih. Jika tak sempat berlatih karena bersekolah hingga sore, Rendy menyempatkan diri berlatih lari kecil dan skipping di rumah. Hal itu penting agar kondisi tubuhnya tetap prima dan siap ketika bertanding.
Kunci penampilan konsisten Rendy salah satunya juga karena disiplin untuk tidak tidur larut malam. Selain itu, pengaturan pola makan turut berkontribusi terhadap ketahanan staminanya.
Menurut Rendy, jika tak ada hal penting yang harus dilakukan, paling cepat ia bisa tidur pada pukul 21.00 atau 22.00. Tak berhenti di sana, Rendy juga rutin mengonsumsi madu dan susu.
Makanan tinggi lemak dan mi instan sebisa mungkin ia hindari. Berkat kedisiplinan itu, Rendy memiliki ketahanan stamina yang prima. Ia konsisten berlari menjelajah lapangan sepanjang pertandingan. Kemampuan fisiknya itu sangat menunjang perannya sebagai pemain tengah.
Rendy membuktikan, pemain kecil pun bisa berkontribusi besar asalkan giat berlatih dan disiplin.