Liga KG
Beranda / Berita / Berita Detail

Babak “Play Off” Segera Dimulai, 35 SSB Berebut Tiket ke Liga Kompas

MOHAMMED PUTRA UNTUK KOMPAS

Pemain Benteng Muda IFA (hijau) menggiring bola dibayangi pemain Bina Taruna Cibubur pada pekan ke-21 Liga Kompas Kacang Garuda U-14, Minggu (20/1/2019), di Stadion Gelanggang Olahraga Ciracas, Jakarta. Liga Kompas musim 2018-2019 akan segera berakhir dua pekan mendatang. Saat ini, babak play off akan dimulai pada 6 April 2019. Sebanyak 35 SSB berpartisipasi di babak play off untuk mengejar tiket lolos ke Liga Kompas musim 2019-2020.

JAKARTA, KOMPAS – Babak play off Liga Kompas Kacang Garuda U-14 segera dimulai. Sebanyak 35 sekolah sepak bola dinyatakan lolos seleksi berkas. Selanjutnya, mereka akan memperebutkan 7 tiket tampil di Liga Kompas musim 2019-2020.

SSB yang berlaga di babak play off Liga Kompas berasal dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Babak play off akan dimulai pada 6 April 2019 di lapangan Gelanggang Olahraga (GOR) Ciracas dan GOR Gongseng, Jakarta Timur. Menurut rencana, 35 SSB itu bakal dibagi menjadi 7 grup. Juara dan runner up masing-masing grup akan berlaga di fase gugur.

Direktur Kompetisi Liga Kompas, Emilius Caesar Alexey, Sabtu (9/3/2019), mengatakan, dari 35 SSB yang mengikuti babak play off, 30 SSB merupakan SSB baru. Sedangkan 5 SSB lainnya merupakan peserta Liga Kompas musim 2018-2019 yang mendapat sanksi karena pemainnya terbukti mengikuti lebih dari 1 liga.

“Total ada 43 SSB yang mendaftar. Setelah seleksi berkas, diputuskan ada 30 SSB yang dinyatakan memenuhi syarat mengikuti Liga Kompas,” kata Caesar.

Beberapa syarat itu, kata dia, SSB minimal dilatih oleh pelatih yang memiliki lisensi C nasional. Syarat lainnya, SSB paling tidak harus sudah berdiri selama lebih dari tiga tahun, pemain menyertakan nomor induk siswa nasional dalam berkas pendaftaran, dan yang tidak kalah penting, SSB wajib mendaftarkan struktur organisasi kepada panitia.

Khusus untuk syarat SSB berdiri lebih dari tiga tahun dimaksudkan agar SSB yang berpartisipasi di Liga Kompas benar-benar SSB yang berkualitas. Selain itu, lolos tidaknya SSB untuk ikut babak play off juga dilihat dari cara mereka melakukan pembinaan usia muda secara rutin.

“SSB yang baru berdiri sebaiknya membuktikan dulu keberlanjutan sistem pembinaannya hingga tiga tahun, setelah itu baru bergabung di Liga Kompas,” katanya.

Tahap berikutnya, seluruh SSB akan menjalani pemeriksaan fisik para pemain. Pemeriksaan juga menyasar usia pemain agar tidak ada praktik pencurian umur di Liga Kompas.

“Pencurian umur bisa terungkap di pemeriksaan ini dan SSB yang mencuri umur akan dicoret,” ucapnya.

Pemeriksaan serupa juga pernah dilakukan panitia Liga Kompas untuk memonitor pesepak bola yang berpartisipasi di lebih dari satu liga. Hasilnya, SSB Astam, Siaga Pratama, Ragunan Soccer School, Mandiri Selection, dan Asiop Apacinti terkena sanksi pengurangan satu poin tiap pekan dan harus menjalani babak play off.

BERITA TERKAIT
Komentar
Berita Populer