Liga KG
Beranda / Berita / Berita Detail

Disiplin dan Respek Menjadi Modal Berharga

MOHAMMED PUTRA UNUTK KOMPAS

Para pemain dari gabungan sekolah sepak bola di Liga Kompas Kacang Garuda U-14, Minggu (25/3/2019), bersiap sebelum menjalani laga bintang muda di Stadion Gelangang Olahraga Ciracas, Jakarta

JAKARTA, KOMPAS – Liga Kompas Kacang Garuda U-14 musim 2018-2019 memang telah usai. Namun, para pesepak bola belia yang berlaga di sana mendapatkan modal berharga, yaitu sikap disiplin dan respek yang jarang mereka peroleh di tempat lain.

Modal berharga itu akan dibawa para pemain hingga mereka menapaki jenjang profesional. Di Liga Kompas, kemenangan bukan menjadi tujuan utama.

Direktur Liga Kompas Adi Prinantyo, Minggu (25/3/2019), mengatakan, misi utama Liga Kompas yang utama adalah pembinaan. Dengan kata lain, mendidik manusia lewat sepak bola.

Misi itu diterjemahkan oleh para pelatih sekolah sepak bola (SSB) di Liga Kompas. Kapten SSB Salfas Soccer Mulkan Hanif mengutarakan, pelatih SSB Salfas Irwan Salam hampir tidak pernah menekan pemain untuk mengejar kemenangan.

Mulkan Hanif yang akrab dipanggil Okan merasakan banyak pengalaman berharga yang ia peroleh saat berlaga. Mulai dari aspek kedisiplinan dan sikap respek terhadap orang yang lebih tua.

Ia membandingkan Liga Kompas dengan liga sepak bola profesional Indonesia. Bagi Okan, di Liga Kompas para pemain dilarang keras mengajukan protes terhadap wasit.

Kondisi itu agak berbeda dibandingkan liga sepak bola profesional Indonesia, di mana masih sering ditemui para pemain yang memprotes keputusan wasit.

Pengalaman mengarungi Liga Kompas menjadi modal berharga bagi Okan ke depannya. Dengan terbiasa menghargai lawan dan kawan, Okan ingin menerapkan sikap tersebut apabila berkarier di jenjang profesional.

“Kami diajarkan untuk respek sama orang yang lebih tua. Saya menjadi lebih respek sama lawan. Jadi kalau salah ya menerima keputusan wasit,” ujarnya.

Hal sebangun juga diutarakan pemain serang Buperta Cibubur Muhammad Rido Julian. Pemain asal Sukabumi, Jawa Barat, itu belajar pentingnya arti kedisiplinan dan kerja keras di Liga Kompas.

Kedisiplinan yang ditekankan di Liga Kompas menyangkut ketepatan waktu. Para pemain dan ofisial dituntut untuk selalu tepat waktu, terutama ketika meregistrasi pemain sebelum bertanding.

“Karena rumah saya jauh, kalau dapat jadwal pertandingan pagi saya harus bangun subuh agar tidak terlambat datang ke lapangan. Hal itu sudah menjadi kebiasaan,” katanya.

Kedisiplinan dan sikap respek juga menjadi parameter untuk memilih para pemain yang mewakili Tim LKG-SKF Indonesia di Gothia Cup 2019 di Swedia. Pemain dengan talenta luar biasa tak akan dipilih tim pemandu bakat apabila memiliki perangai dan kepribadian yang buruk.

Dengan membiasakan sikap disiplin dan menghargai lawan, diharapkan para pemain dapat meresapinya. Pun jika di masa mendatang mereka tak melanjutkan karier sepak bola, pesepak bola belia itu bisa menjadi insan yang berakhlak mulia di tengah-tengah masyarakat.

BERITA TERKAIT
Komentar
Berita Populer